Kamis, 19 Februari 2009

Bunyi Bel Di Malam Hari



"Ting tong...", bel rumah berbunyi. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Anak-anak yang tadi masih asyik bermain, seketika berhenti, diam, membisu...

Aku bergegas bangun dari dudukku dan segera mendekat ke pintu depan seraya berkata kepada anak-anak, "Tuuuh khan, mainnya jangan berisik sayang... Yaser, Hasya, mainnya jangan lompat-lompat ya, kasihan orang yang di bawah khan keberisikan..."

Kuintip keluar melalui lubang pintu, ada seorang wanita muda berdiri tepat di depan pintu kami.
"Donnata desuka (siapa ya)???", kataku.
"Neighbor...(tetangga)", katanya.
"Wait a moment, please...(tunggu sebentar ya)" jawabku sambil bergegas berpakaian lengkap dan membukakan pintu.

Aku keluar pintu dan segera saja anak-anakpun ikut menyerbu keluar.
"Konbanwa... (selamat malam)", sapanya sambil tersenyum.
"Konbanwa... (selamat malam)", jawabku tersenyum juga.
"I'm sorry for bothering you at this hour. I live downstairs in 705 and I've heard some noisy that brings me here... Now, I know it was these cute little kids...:)", katanya terlihat senang.

"We're very very sorry for lots of noisy... Kids, come on, say sorry honey...", kataku sambil meminta anak-anak untuk meminta maaf. "Gomen nasai...(mohon maaf)", ujar anak-anak serentak. "Daijoubu... (nggak apa-apa) It's ok... Actually, I have these for kids." Seraya ia menyodorkan dua buah coklat ukuran Large kepada anak-anak. Anak-anak menatapku, dan aku memberi tanda 'boleh'. Anak-anak langsung menerimanya sambil berkata, "Arigatou...(terima kasih)".

Akhirnya percakapan kami berlanjut dan kutahu bahwa ia adalah tetangga baruku, pelajar dari Korea. Ia dan suaminya adalah pasangan baru dan belum dikaruniai anak. Dan yang membuatku lega, ia sangat mengerti kegaduhan yang dibuat oleh anak-anak masih dalam batas wajar.

Ya, sedikit cerita tentang kebiasaan bertamu di negeri rantau. Berbeda dengan di negeri sendiri, bisa setiap waktu dan siapa saja berkunjung ke tempat kita. Di sini, untuk bertamu ke tempat seseorang tidak bisa sembarang waktu. Layaknya akan bertemu orang penting, kita harus membuat 'appointment' terlebih dahulu. Dan berkunjung di malam hari adalah hal yang tidak biasa. Andaipun ada tamu yang diluar perjanjian, menjadi pilihan tuan rumah untuk membukakan pintu atau membiarkan tamu itu pergi begitu saja karena bosan menunggu di luar.

Terkesan tidak sopan memang. Namun begitulah kebiasaannya, 'Privacy' seseorang begitu dihargai. Benar kata pepatah, "lain ladang, lain ilalang, lain negara, lain pula kebiasaannya." Dan sebagai warga yang baik, tak ada salahnya kita menghargai dan mengikuti kebiasaan-kebiasan di negeri rantau, selama tidak berbenturan dengan norma-norma agama kita tentunya.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Iya mbak, tiap daerah memang mempunyai tadisi sendiri sendiri. Tentunya sebagai pendatang kita menyesuaikannya

Anonim mengatakan...

wah.... untung yang datang orgnya pengertian ya Umi tp kalo yang gak pengertian waduh repot juga... kalo kyk saya gimana mau ngejelasin bhs inggris aja gak gape hehhee...

Kodoy|Net|Blog mengatakan...

wah... bagus juga ya disana...
tapi akan sangat menyulitkan bagi anak2 muda yang sedang.. fallin in love, ga bisa ngedat malam dunk.. hihihihi....

faza mengatakan...

nice