Kamis, 31 Januari 2008

Capek dech.....

Hari ini rasanya pekerjaan rumah buanyak sekali. Sejak shubuh tadi aku sudah bergulat di dapur, pekerjaan rutin setiap hari sekolah, mempersiapkan bento kedua buah hatiku dan Abi tentunya...:) Malamnya, pas jam 9an dech, harusnya anak-anak sudah bersiap untuk bobo, tapi....

Umi : Ayo, sudah jam berapa? Amigaki trus bobo...
Amr-Irham : Sebentar lagi, Mi...
Umi : Sebentar? Nggak ada sebentar dech..Ayo amigaki! Umi dah capek nich...
Yaser : Aku juga capek...Umi capek apa? Aku capek main dong...
Umi : :)), Umi capek dech...Yaser mau ya pijitin Umi??
Yaser : Mau...(langsung ambil posisi mijitin kakinya Umi...:) )
Umi : Anak sholeh, anak pinter..Alhamdulillah Jazakallohu khoiro...
Yaser : Amiiinnn.....

Ada yang mau dipijitin Yaser juga??? :)

Rabu, 30 Januari 2008

Pie Buah Mini

Dari dulu memang paling suka sama pie buah, ehhmm...segeeerr ...
Sampai disini nggak bisa beli sembarangan, jalan satu-satunya mesti bikin sendiri. Setelah hunting resepnya di internet, kok kayaknya ngejelimet banget ya...susaaah dech, pake pisau pastry segala lagi...
Akhirnya, dapat resep dari teman yang baik hati, gampang dan hasilnya oke banget....
Terima kasih banyak ya Mbak Nieke...Resep-resep lainnya Insya Alloh akan saya coba juga dan aku share disini, nggak apa-apa khan???:)


Seperti biasa, resep di bawah sudah diutak-atik sesuai persediaan...:)

Bahan Kulit :
100 gr margarine
160 gr tepung terigu all purpose
50 gr gula halus
1/2 sdt garam
1 btr kuning telur

Bahan Vla :
3 sdm susu bubuk
150 ml air
1 sdm tepung maizena
2 sdm gula palem (gula putihnya lagi habiss...)
1 btr kuning telur

Bahan Pelapis :
1/4 bks agar-agar bening
1/2 gelas air
1 sdm gula pasir
1 sdm air kuah buah kaleng

Hiasan :
Kiwi segar, potong sesuai selera
Jeruk Mandarin kaleng, potong sesuai selera
Lengkeng kaleng, potong sesuai selera

Cara Membuat :
1. Kulit, campur semua bahan dengan sendok kayu sampai rata, masukkan ke cetakan bersemir margarine, bentuk dan ratakan. Oven 160 C selama 20-25 menit, setelah matang, keluarkan dari cetakan dan biarkan dingin.
2. Vla, campur semua bahan kecuali telur, masak hingga meletup-letup, masukkan telur, aduk rata, angkat.
3. Setelah kulit dingin, masukkan vla secukupnya, hiasi buah potong, oven lagi 10-15 menit dengan suhu yang sama. Keluarkan dari oven, biarkan dingin.
4. Masak bahan pelapis hingga mendidih. Siramkan di atas pie tipis dan merata.
5. Siap disajikan.

Porsi : 25 buah

Minggu, 27 Januari 2008

Pak Harto siapa ???

Inna lillahi wa Inna ilaihi roji'uun...

Siapa yang tak kenal H. Muhammad Soeharto? Presiden kedua Republik Indonesia yang pernah memimpin negeri selama 32 tahun!!
Hari ini, tepatnya pada pukul 13.10 waktu Indonesia bagian barat, beliau dipanggil ke rahmatullah...

'Tak ada gading yang tak retak', demikian kata pepatah. Terlepas bagaimana sepak terjang beliau selama memerintah, kami sekeluarga berbela sungkawa atas kepergian beliau....
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa beliau dan menerima semua amal baik beliau...

Sedang ramai aku dan Abi membicarakan hal ini, Amr yang baru pulang dari soccer practicenya nanya, "Pak Harto siapa, Mi???" Grrrrr.....

Malam-malam Kok Kerja???

Biasanya Abi selalu pulang larut malam, hari kerja atau hari libur nggak ada bedanya. Biasa dech, kerjaan di lab Abi memang nggak ada habisnya....
Tapi, kemarin Abi nggak ke lab malah pergi bersama Yaser (3 tahun), putera ketiga kami.
Malamnya, Abi siap-siap mau ngerjain kerjaan lab yang ternyata sudah Abi bawa pulang ke rumah.

  • Abi : "Sudah malam nich, pada bobo ya...."
  • Anak-anak : "Emang besok mau kemana?"
  • Abi : "Ya, nggak kemana-mana...biar cukup istirahatnya, jadi nggak gampang sakit..."
  • Anak-anak : "Oooo, ok dech..."
  • Abi : "Lagian Abi juga mau kerja nich.."
  • Yaser : "Kok, aku bobo, Abi kerja? Ngapain malam-malam kerja? Bobo juga dong..."
  • Abi-Umi : :))

Sate dan Tusuk Gigi

Masih ada stok daging sapi nich, mau diapakan ya?? Pikir punya pikir, terlintas lah sate padang!!
Ehhmm, dah kebayang nikmatnya...Cepet-cepet dech meracik bumbunya sesuai persediaan di dapur. Tapi, tusuk satenya nggak punya, pake apa ya???Lagi asyik nusukin daging satenya, anak sulungku datang menghampiri.

  • Amr : "Umi, ini makanan apa? makanan apa mainan?kok kecil-kecil.....???"

  • Umi : "???Mainan? emang ini kayak mainan??? Ini sate tahu....."

  • Amr : "Sate??? Sate apaan, Mi??? Sate kok pake tusukan gigi???Abis makan langsung tusuk gigi ya??"

  • Umi : "??? :(("

Future Investments...

Kalau berbicara tentang investasi masa depan, biasanya yang terlintas adalah simpanan uang yang berlimpah, rumah seharga milyaran, tanah, sawah, ladang yang luas, dan masih banyak yang lainnya...
Buatku, investasi disini adalah anak, dan yang dimaksud masa depan adalah akhirat. Jadi, bagiku anak adalah investasi yang paling berharga sebagai bekal aku di akhirat...dengan catatan, aku harus bisa mengasah dan menggosok anak-anakku menjadi batu-batu emas dan permata yang berkilauan di akhirat nanti....:)

Alhamdulillah, di usiaku yang masih muda ( 17 lewat dikit dech..;) ) , aku sudah diamanahkan oleh Alloh empat orang buah hati yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa, tiga dari keempat buah hatiku ini lahir dalam posisi sungsang, bokong duluan yang keluar...bukan kepala...Dokter kandunganku yang kebetulan menangani proses persalinan keempat buah hatiku ini pernah berkata, "Bu..Bu..., dosa apa saya sama Ibu ...sampai dibokongin anak Ibu tiga kali....:(( ". Aduuh, maaf beribu maaf ya dokter....Rasa terima kasih dari aku dan keluarga yang teramat besar untuk Opung yang paling oke, dr. Satria Alam Pohan Sp.OG.

Puteraku yang pertama lahir sembilan tahun yang lalu, di bulan Januari hari kelima belas. Dengan didampingi suami tercinta, kedua Ibunda dan Bapak tersayang, juga Daenk, Adik, Sepupu, dan semuaa... dech ikut mendampingi, sampai rumah sakitnya penuh sesak oleh sanak saudaraku....Akhirnya, di tiga malam terakhir bulan Ramadhan, putera pertama kami lahir dengan persalinan normal. Walaupun posisinya sungsang, semuanya bisa berjalan dengan baik dan kondisi si kecil Muhammad Amr Fauzan Al-Machdi sehat wal afiat...Alhamdulillah.....

Namanya panjang, tapi bukan tak bermakna. Muhammad kami cantumkan sebagai ciri bahwa putera kami adalah pengikutnya Nabi Besar Muhammad SAW. Amr adalah pemimpin, selain itu juga sebagai singkatan dari namaku. Fauzan adalah beruntung, dan Al-Machdi adalah nama belakang Abinya. Jadi maksud dari nama ini merupakan doa kami, bahwa kelak ia akan menjadi seorang pemimpin yang beruntung, beruntung di dunia dan beruntung di akhirat....amiiiin......

Sekarang, Amr sudah besar, usianya 9 tahun. Duduk di kelas 3 SD, sudah lancar membaca Al Qur-an, dan mulai tertib sholat empat waktunya (sholat shubuhnya selalu sulit dibangunkan...:( ) Walaupun di awal sekolahanya banyak menemui kesulitan, tapi dengan kerja keras, berdoa, dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Amr mulai bisa mengikuti pelajaran di sekolahnya. Temannya lumayan banyak, bahkan anak yang paling nakal pun, bisa berteman dengan Amr...:) Hobinya main bola, makanya sejak tahun lalu Amr bergabung dalam klub sepak bola sekolahnya, Azuma Soccer Club. Amr yang dulu selalu menangis sepulang sekolah karena tak mengerti sepatah katapun pelajaran yang disampaikan oleh gurunya, kini sudah menjadi Amr yang periang dan selalu banyak cerita yang dibawa pulang dari sekolah....Alhamdulillah...

Tiga tahun setelah kelahiran Amr, kami mendapat karunia lagi, seorang bayi laki-laki yang lahir di bulan Ramadhan hari ketujuh. Persalinan yang kedua ini cukup mendebarkan...
Sekitar pukul 10 pagi, air ketubanku keluar dengan derasnya sementara bukaan rahimku baru dua. Awalnya aku tak mengerti, tetapi setelah dokter kandunganku datang, barulah aku tahu bahwa suster yang memeriksaku melakukan kesalahan. Dokter langsung mengambil beberapa tindakan, dan memberitahu kemungkinan terburuk untuk melakukan operasi cesar dalam delapan jam setelah pecahnya ketubanku.

Aku, suami, keluarga dan sanak saudara hanya bisa berpasrah diri kepada Allah. Yang keluar dari mulutku hanya dzikir kepada-Nya...Sakit yang kurasa sangat luar biasa, di saat bayi melakukan manouver-manouver di dalam rahimku, sementara tak ada cairan sama sekali di dalamnya....ngilu, perih, sakit...butiran keringat sebesar biji jagung membanjiri sekujur tubuhku....Aku harus tabah, aku harus kuat...batinku...

Enam jam berlalu, bararti tinggal dua jam lagi aku harus mempersiapkan diri untuk cesar... Tapi, Allah berkehendak lain, si janin semakin mendorong pintu rahimku untuk keluar. Itu pertanda bagus, kata dokter, cesar pun dibatalkan.
Sekitar pukul empat sore, bayi laki-laki kami keluar dengan posisi, bokong duluan...lagi....Tapi, semuanya normal dan sehat...Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah... Betapa Maha Pengasih dan Maha Penyayang Engkau.....

Tak terkira rasa syukur kami kepada-Nya, kami curahkan rasa itu dalam nama si kecil Muhammad Irham Naufal Al-Machdi, yang berarti pengikut Nabi Muhammad SAW yang berhati pengasih dan dermawan....amiin.....
Di usianya yang enam tahun, Irham duduk di bangku TK Besar, sudah bisa baca Iqro' jilid enam, sebentar lagi Qur-an, dan mulai biasa melakukan sholat, walaupun baru sholat maghrib atau isya...:). Insya Allah April ini Irham akan bergabung di SD-nya Amr, SD Azuma.Dan seperti Amr, Irham mau ikutan bola juga.
Sedikit-sedikit, Irham sudah mengerti dan berkomunikasi dalam bahasa Jepang dari teman-teman TK-nya, juga dari Amr dan Abi.Harapanku, Irham bisa lebih mudah mengikuti pelajaran SD-nya karena ia memulainya dari permulaan...

Muhammad Yaser Syafa Al-Machdi, putera ketiga kami yang lahir tiga tahun setelah Irham. Lahir di saat orang lain mungkin sedang tertidur pulas, pukul 24.10. Selama masa kehamilan dan proses persalinannya, begitu banyak kemudahan dan pertolongan yang Alloh limpahkan. Posisi persalinannya pun sesuai dengan yang diharapkan, kepala di bawah, bukan bokong... Alhamdulillah... Karena itu, nama tersebut mewakili rasa syukur kami dan doa kami untuk si kecil, pengikut Nabi Muhammad SAW yang mudah menolong.....amiiin....

Yaser sekarang berumur 3 tahun, sudah pandai menghafal surat-surat pendek, seperti Al Fatihah, An Nas, Al Falaq dan Al Ikhlash, juga beberapa doa, doa mau bobo, doa mau mamam dan doa sesudah mamam...
Di usianya yang masih balita ini, Yaser sedang senang-senangnya menggambar, bermain, dan mengeluarkan celoteh-celoteh yang terkadang mengejutkan aku, Abi, mas-masnya, ataupun orang lain yang mendengarnya....
Tapi yang paling sering didengar tetanggaku adalah suara tangisnya yang aduhai...keraaaaas sekali.....huhuhu.....:X
Cep..cep..cep...Yaser sudah besar, sudah tiga tahun, jangan cengeng lagi ya..... :) Tetangga, gomen ne......

Man purposes God Disposes, kira-kira itu yang terjadi dengan kami. Usia Yaser belumlah genap satu tahun, tapi aku telah mengandung adiknya, buah hati kami yang keempat. Hatiku galau tak menentu, serasa tak adil terhadap Yaser. Tak seperti mas-masnya, air susu yang semestinya ia miliki sampai usia dua tahun, terpaksa ia relakan untuk sang calon adik...Tapi, apa hendak dikata, semua harus dijalani dengan sabar, tabah, dan berdoa.....

Kesabaran memang berbuah manis, Allah memberi anugerah tercantik di dalam hidup kami. Abi yang saat itu harus berada jauh dari kami, telah menitipkan aku kepada kakak dan Opung. Proses persalinannya sangat cepat, bahkan air ketuban pecah di saat aku sedang berada di rumah kakakku. Langsung saja, kakakku menggendongku masuk mobil dan wuuuss..sampai di UGD dalam hitungan menit...Saat adzan dzuhur berkumandang, di hari Ahad yang cerah, bayi mungil Zafira Hasya Machdi lahir ke dunia. Kemenangan suci yang kami rasakan, tercurah dalam nama si kecil. Semoga Alloh selalu melindunginya dari segala kemaksiatan di muka bumi ini, dan menjadikannya wanita yang sholeha dan suci hatinya....amiiin......

Usia Hasya baru saja 1 tahun 6 bulan, sudah pandai berbicara satu dua kata, seperti Umi, Abi, Datuk, Bunda, mamam, minum, bola, balo (baca balon), mana, mata, kaki, gigi, kolah (baca sekolah), aku, hasya, kue, bobo, mau, madi (baca mandi), baju, dan masih banyak lagi....Tak lupa sebelum makan dan sebelum tidur baca doa, "Bismillah...aamiiin..." Alhamdulillah...

Harapan dan doa Umi-Abi,

"Ya Alloh, Dzat Yang Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang....
Jadikanlah anak-anak kami, anak-anak yang sholeh dan sholeha...
Jadikanlah anak-anak kami, anak-anak yang berakhlaq mulia...
Jadikanlah anak-anak kami, anak-anak yang sukses di dunia dan sukses di akhirat...
Jadikanlah putera-puteri kami, anak-anak yang bisa menyejukkan hati kami di dunia dan di akhirat...

Amiiin, ya Robbal Alamiin....."



See their actions at amr1n4.multiply.com

Sabtu, 26 Januari 2008

Cah Wortel Daging Biji Wijen

Bingung, mau kasih nama apa...Tadinya mau buat beef yakiniku, dagingnya sudah direndam dari kemarin. Tapi kalau makan nggak ada sayurnya nggak enak, masak sayur dipisah juga repot...So, liat bahan-bahan yang ada trus dicampur semuanya....Jadi dech....
Kata anakku, "Enak Mi, kalo ke sekolah bawa bento (baca bekal) ini ya....." duhh, senangnya...:)


Bahan :
  • 150 gr daging sapi boneless, buang lemaknya, iris tipis
  • 1 buah wortel ukuran besar, iris bentuk korek
  • 1/2 buah bawang bombay ukuran besar, iris memanjang
  • 2 buah cabe hijau, iris serong
  • 3 siung bawang putih, haluskan
  • 1 buah tomat ukuran sedang, potong-potong
  • 1 sdm mayonaise
  • garam dan gula secukupnya
  • biji wijen untuk taburan
  • 2 sdm minyak sayur

Perendam Daging :
  • 1 sdm kecap manis
  • 3 sdm campuran cuka dan kecap asin (beli jadi)
  • 2 sdm minyak wijen
  • 50 ml air kaldu daging hangat
  • 1/2 sdt pala bubuk
  • 1/2 sdt merica bubuk
  • 2 sdt bawang putih bubuk
  • garam dan gula secukupnya
Cara Membuat :
  1. Tumbuk daging hingga pipih.
  2. Aduk rata semua bahan perendam, masukkan irisan daging sampai terendam semua, diamkan minimal 2 jam.
  3. Panaskan minyak, masukkan bawang bombay dan bawang putih halus, masak hingga harum.
  4. Masukkan daging, masak sampai agak kecoklatan di kedua sisinya.
  5. Masukkan cabe hijau, wortel, tomat, aduk rata.
  6. Masukkan air perendam setelah sayuran layu, masak hingga daging empuk dan kuahnya agak kering.
  7. Tambahkan garam dan gula bila perlu, masukkan mayonaise, aduk rata, matikan api.
  8. Siap disajikan dengan taburan biji wijen.

Porsi : 4 orang

Ayah

Astaghfirullah…!!”, tiba-tiba saja aku terjaga dari tidurku…
Seperti ada sesuatu yang bergelayut di kakiku. Malam ini terasa sangat dingin dan hening.
Ku lihat jam di mejaku menunjukkan pukul sebelas malam, aku teringat Ayah..
Bergegas aku berlari ke kamar Ayah yang berada di seberang kamarku, kudapati disana Ibunda, kakak, dan adikku. Tak lama kakak iparku pun turun dari lantai dua, setelah selesai menidurkan buah hati mereka rupanya…

Ayah…ku lihat Ayah masih terbaring di tempat tidurnya, tertidur dengan pulas…

Ya, sudah dua minggu ini kami selalu terjaga menemani Ayah…Kami tak ingin lengah mendampingi beliau, walaupun beliau tertidur, kami harus tetap terjaga…Kami mengatur jadwal kami untuk bergantian menjaga Ayah. Selama dua minggu ini juga, kami senantiasa membaca surat Al Baqarah dari awal sampai akhir tanpa putus, setelah sholat maghrib berjamaah. Kami ingin hati Ayah menjadi tenang mendengarkan ayat-ayat suci yang kami kumandangkan…

Masih terngiang di telinga kami pesan dokter Ana, dokter yang selama dua puluh lima hari merawat dan memimpin tim medis yang menangani penyakit Ayah…
“Ibu, sabar ya… sebaiknya kita menuruti permintaan Bapak. Secara medis penyakit Bapak sudah sulit sekali disembuhkan. Apa yang selama ini kami lakukan sebatas mengurangi rasa sakit yang Bapak derita saja…dan, pengalaman kami yang sudah-sudah, penderita kanker ganas seperti yang Bapak derita hanya bertahan dua minggu setelah pulang dari rumah sakit……”

Dua puluh lima hari Ayahku dirawat di rumah sakit. Dan selama hari-hari itu, Ibundaku selalu menemani beliau, selalu di samping beliau, tak pernah beranjak sedetikpun dari sisi beliau…Bunda ingin menyempurnakan tugasnya sebagai seorang isteri, mendampingi Ayah bahkan di saat-saat yang paling sulit dan menyakitkan..Bundalah yang memandikan Ayah, membimbing Ayah sholat sampai Ayah tertidur di dalam sholatnya…, menyuapi Ayah makan, membacakan ayat-ayat suci Qur-an, dan banyak hal lainnya..yang bagi kami anak-anaknya, cerminan sepasang suami-isteri yang utuh…

Selama Ayah dirawat, banyak kerabat dan sanak saudara menjenguk. Semua tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan terharu, melihat Ayah dan Bunda yang penuh kesabaran dan keikhlasan menjalani semuanya…Dokter-dokter yang merawat Ayahpun pernah berkata, “Kami salut Bu dengan Bapak. Pengalaman kami, pasien lain yang sakitnya sama dengan Bapak, pasti sudah menjerit-jerit dan berteriak-teriak kesakitan,..tapi, Bapak kelihatannya tidak kesakitan, tenang-tenang saja…Sabar sekali Bapak ya Bu…”

Ya, itulah Ayah…tak pernah beliau mengeluh tentang sakitnya..Paling-paling, Ayah memanggilku dan memintaku mengusap-usap punggung beliau. Pernah aku bertanya,”Yah, emangnya sakit Ayah nggak kerasa sakit ya?Ayah kok kalem banget sich?” Ayah Cuma tersenyum, dan bilang, “Buat apa mengeluh Nak..Ini semua caranya Allah untuk menghapus dosa-dosa Ayah yang sudah terlalu banyak…Ini belum seberapa…Kalau Ayah mengeluh, Ayah tidak akan dapat apa-apa……” Subhanallah..,betapa tegarnya Ayahku…

“Uurgh…” Aku terhentak dari lamunanku, suara apa itu? Ternyata Ayah mengorok…Tak lama Ayah pun terbangun, beliau mengatakan sesuatu, begitu keras tapi tak jelas, bahkan terdengar seperti gumaman!! Bunda terlihat pucat, bibirnya kelu tak bisa berkata apa-apa. Kakak dan adikku juga pucat dan terlihat panik. Kakak iparku, dia malah berlinang air mata…

Aku, aku diam dan berpikir. Segera ku ambil Al Qur-an, aku duduk di samping Ayah dan kubacakan surat Yasin di telinga kanan Ayah. Bundaku tak kuasa menyembunyikan rasa paniknya, beliau terlihat bolak-balik kamar mandi…Tak lama, ku dengar suara paman-pamanku, kakak dan adik Bundaku, telah berada di rumah kami. Rupanya kakakku yang memberitahu mereka tentang kondisi Ayah saat ini…

Sesaat setelah aku menyelesaikan bacaanku, kubisikkan di telinga Ayah, “Ayah, ikutin Ina ya, La Ilaha illallah…” belum selesai aku berbisik, Ayah langsung terbangun dari tidurnya dan berucap dengan lantangnya, “La ilaha illallah Muhammadarasulullah!!!”, setelah itu Ayahpun tertidur kembali, tak sadarkan diri. Kami semua yang ada di kamar Ayah tercengang, bulu kuduk kami pun berdiri mendengarnya…Kami bersyukur, Ayah yang sepertinya sudah tidak dapat berkata-kata dengan jelas lagi, tetapi, saat mengucapkan lafadz tauhid, begitu jelas dan tegas… Dan tak terasa airmataku mulai berlinang…Alhamdulillah…Sesungguhnya hanya Engkau yang kuasa ya Allah…

Jam di dinding menunjukkan pukul satu dini hari lebih tiga puluh menit. Bunda, kedua pamanku, kakak iparku dan aku terus mengamati Ayah. Sementara kakak dan adikku menuruti permintaan Bunda untuk menjemput pak kyai. Ku lihat Ayah masih tertidur. Suasana malam ini sangat tenang dan lengang, dingin menggigit sampai ke tulang-tulang. Sayup-sayup aku dengar suara ayam jago berkokok di kejauhan…Tiba-tiba, Ayah yang tertidur seperti terbangun….Kedua kaki beliau terangkat, lurus, seiring kepala dan punggung beliau juga terangkat. Kening beliau berkeringat, tetapi kedua mata beliau tetap terpejam. Ku dengar nafas Ayah tersengal-sengal dengan cepat, dan “Hhh!”, Ayah menghembuskan nafasnya dengan kencang, seiring seluruh tubuh beliau terhempas kembali ke atas ranjangnya…

Aku terhentak, Bunda dan kakak iparku menangis dan menjerit memanggil nama Ayah, kedua pamanku tercengang tanpa kata. Aku bangun dari sisi Ayah, aku mencari cermin di meja Ayah, tak ada…Aku berlari ke kamarku dan mengambil cermin di mejaku…Pelan-pelan ku hampiri Ayah, ku dekatkan cermin di hidung Ayah, tak ada uap ataupun embun di cermin…Apakah Ayah..???
"Ayah…Ayah… Ayah….!.”, tak ada jawaban, tak ada gerakan, hening…, sunyi…, dingin…
Ayah telah pergi, meninggalkan kami…..Ayah telah pulang, kembali ke sisi Nya…..

Tak lama, kakak dan adikku tiba bersama pak kyai dan teman-temannya. Kakak dan adikku tak kuasa menahan tangis mereka. Berlari mereka menghampiri Ayah dan memeluk Ayah…
Perlahan ku hapus air mataku, ku peluk Bunda dan kakak iparku..
“Bunda, Kak, sudah jangan sedih …kita harus tabah dan ikhlas…Insya Allah ini yang terbaik buat Ayah dan buat kita semua…”

Selamat Jalan Ayah, seiring doa kami panjatkan…

“Ya Allah Yang Maha Penerima Tobat dan Maha Pengampun…
Ampunilah dosa-dosa Ayahku…
Terimalah segala amal dan ibadah Ayahku…
Dan tempatkanlah Ayahku disisi-Mu,
Di tempat, sebaik-baiknya tempat kembali... di surga-Mu…”

Rimbobullar



Lucu ya namanya?? Ini roti Swedia, dimakan pas sarapan pagi. Resepnya boleh ngintip sitenya Uni Tika di sini
Biar nggak penasaran, langsung uji coba, dan hasilnya....ehhmm....uenak....:) Trims banyak ya Uni...
Resep di bawah sudah aku modifikasi sesuai dengan bahan-bahan di dapurku...

Bahan :
  • 12,5 gr ragi kering
  • 100 ml susu cair dingin
  • 100 gr butter+margarine (1:1) suhu ruang, potong-potong
  • 1 sdm gula pasir
  • 180 gr tepung terigu serba guna
Bahan Isi :
  • Coklat Meiji, potong-potong
  • Keju QBB, potong-potong
Olesan :
  • 1 btr kuning telur
  • madu atau susu kental manis secukupnya
Cara Membuat :
  1. Larutkan ragi dan susu cair.
  2. Masukkan butter, gula, tepung, aduk dan uleni sampai kalis. Tambahkan terigu bila perlu.
  3. Di atas alas datar bertabur terigu, gilas adonan bentuk persegi ukurannya sesuai selera. Kalo aku disesuaikan dengan cup muffin No. 8.
  4. Potong-potong adonan bentuk segi empat, beri isi di tengahnya, lipat ujung-ujungnya.
  5. Masukkan dalam cup, tata dalam loyang, tutup dengan wrap, biarkan min.2 jam.
  6. Buka wrapnya, olesi kuning telur.
  7. Panaskan oven 200 C, masukkan loyang, oven 8-10menit.
  8. Keluarkan dari oven, biarkan dingin, olesi madu, siap disajikan.

Porsi : 40 cups