Tampilkan postingan dengan label The Mirror. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label The Mirror. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 Januari 2023

My Reflective Journal



After a year of zero writing, I started this year with this writing. I'm writing this first journal while listening to my sons' rhythm on their electone. Their singing songs and playing melodies reminded me about why I'd been writing in this diary and why I should continue it. Even in my busy time, I need to compose in this personal journal, where I put and record all the moments of my kids' activities. This journal is a special place where I can carry on with what I've been doing, keeping all the precious moments that could be traced by my kids, one day. This year, I began my journal by recording my kids' activities. 

Alhamdulillaah, my first son, Amr, he has been joining an internship program of Pertamina Patra Niaga since a few months ago. He completed his study last year, on March 2022, as an engineer from Informatics, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. He still continues his hobby of playing soccer. As the first son, he substitutes Abi when Abi's not around us, as he gets usual to this. He accompany me to several wedding invitations, and of course, driving me and his brothers and youngest sister to some places. In this way, he grows up as a mindful and wise man.

So grateful that my second son, Irham, has been joining an internship too in a private IT developer company in Jakarta while studying Informatics, at Telkom University, Bandung. He spends most of his time in Bandung and in his office in Jakarta, but sometimes comes home and plays with his brothers and sister, just playing electone and singing songs or playing ludo with me. We also go somewhere for a while or stay in my bedroom to discuss anything that matters. He does look like Abi for hard work. But I really wish he could manage his time for working, praying, eating, and having rest time. 

My gratefulness is complete with my third son and my little daughter, Yaser, and Hasya. They always complete my days with their stories and experiences, good or bad, from the silly things to the most exciting moments. At their high schools, there were days when they felt full of school matters, and I needed to motivate them to stand up and move on. There were also good times when they met an inspired teacher or friend who could understand them well and could adventure together. They grow up so fast that I can see how they can decide what they want to do or achieve wisely. I do wish they could reach what they really want to be.

And last, Abi and I always do things for the sake of our family and surroundings. I and my kids, know that Abi always does his responsibilities with passion and honor. We do appreciate that, and we do need to understand that. For me, entering a new formal study for my doctoral degree last year made me spend the most time studying. Though, I do hope that my Abi and my kids understand it very well, as they are the ones who supported me to continue my study formally. With their support and the most precious prayer from Datuk, all our plans and wishes will come true this year and bring happiness to our family and our surroundings, hopefully. 

Bismillaah...la haula wala quwwata illa billaah...

Minggu, 03 Oktober 2021

Life is Like a Movie: My Family



We keep this love in a photograph
We made those memories for ourselves
Where our eyes are never closing
Hearts are never broken
Time is forever frozen...

(Ed Sheeran, Photograph)


Selasa, 26 Mei 2020

Ied Mubarak 1441 H


Hari Kemenangan telah tiba,
Kemenangan bagi orang-orang yang mampu menahan lapar dan dahaga
Kemenangan bagi orang-orang yang mampu berdamai dengan amarah dan prasangka
Kemenangan bagi orang-orang yang mampu merendahkan hati dan menundukkan kepala
Memohon maaf dan ridho dari sesama dan dari Sang Maha Kuasa



Hari Baru telah menanti,
Bagi kita semua untuk terus berempati dan bersimpati
Bagi kita semua untuk terus peduli, memberi, dan berbagi
Bagi kita semua untuk menaati dan menetapi
Akan hal-hal baru dan kebiasaan baru yang perlu dipatuhi
Dengan ijin-Nya, bersama kita mampu, pasti...

#Lebaran1441H/2020M#DirumahAja#SilaturrahimOnline#

Kamis, 26 April 2012

Merunut Waktu...


Merunut waktu yang berlalu
Bukan penyesalan yang ku mau
Bukan pula untuk kembali ke masa itu  

Merunut waktu yang berlalu 
Bukan hampa yang tak bermutu 
Adalah cinta, cita dan peluh yang penuh haru

Merunut waktu yang berlalu 
Adalah asa dan hikmah yang kuramu 
Menjadi harapan dan doa untuk terus melaju 
BersamaNya, bersama mereka dan bersamamu...

Sabtu, 08 Oktober 2011

Di Jembatan Itu...

Lama tak ku lewati jembatan itu sejak sebulan yang lalu. Terakhir aku menyeberanginya, ada pemandangan yang tidak biasa ku dapati di sana. Ada seorang anak tergeletak, tertidur dengan lelapnya di situ...

Aku berjalan melaluinya, melihatnya dengan rasa yang tak menentu. Tubuhnya begitu pekat dengan debu, bahkan kuku-kuku jemarinya begitu jelas menampakkan kepekatan debu itu...

Anak lelaki itu begitu pulasnya dalam mimpi yang mungkin masih ia miliki. Tak bergeming sedikitpun dengan segala hiruk pikuk dan lalu lalang orang-orang yang ada di sekitarnya. Letih, lelah, terpancar jelas mewarnai wajahnya yang juga penuh dengan peluh dan debu...

Anak itu mungkin sebaya dengan putraku yang pertama, yang di waktu yang sama sedang belajar di sekolahnya...

**********

Aku melalui jembatan itu lagi, beberapa hari yang lalu tepatnya. Saat itu, pemandangan yang lebih mencengangkan terpapar di hadapanku. Anak itu masih di sana, tidak sendirian...

Ada tiga anak tergeletak dan tertidur pulas di situ. Anak-anak yang pekat dengan debu, di usia mereka yang seharusnya mengejar mimpi mereka di sekolah...

Apakah esok, akan ada anak-anak lain yang terus bertambah jumlahnya, tertidur dan terus bermimpi di jembatan itu???

Jumat, 18 Maret 2011

Belajar Dari Jepang

Satu pekan sudah sejak gempa dahsyat berskala 9,0 SR dan dampak tsunami yang ditimbulkannya setinggi 10 meter terjadi di wilayah pesisir timur pulau Honshu dan sekitarnya. Dan sudah satu pekan ini juga berita update pasca musibah terdahsyat setelah tahun 1923 di Jepang itu, terus ditayangkan baik oleh media cetak maupun media elektronik.

Jumlah korban terus bertambah, baik yang tewas, luka-luka ataupun yang belum diketahui nasibnya. Gedung, rumah, dan area pabrik ataupun persawahan/perkebunan, semua hancur diterjang derasnya tsunami dan dahsyatnya gempa. Sungguh, pemandangan yang sangat memilukan dan selalu membuat kedua mataku basah... Sebuah keperkasaan dan kekuasaan sang Khalik yang sangat mutlak dan tidak satu hamba pun yang mampu menentangNya...

Dibalik sisi yang sangat memprihatinkan itu, ada sisi lain yang begitu jelas terlihat. Bagaimana setiap orang di negeri Sakura itu saling bahu membahu mengatasinya. Bagaimana masyarakat dan pemerintahnya saling berpegangan tangan dalam menghadapi segala tantangan itu, terus berjuang tanpa kenal henti dan putus asa...

"Mungkin ini yang membuatku tetap bertahan di Jepang, karena aku tahu masyarakat dan pemerintahnya takkan pernah menyerah dan terus berjuang mengatasi semuanya..."

"Aku nggak lihat kepanikan dari tiap orang di sekitarku, mereka takut, tapi tetap tenang dan memberi semangat kepada yang lain. Ketika aku antri untuk beli makanan, mereka bilang bahwa kita tidak perlu khawatir, pemerintah tidak akan meninggalkan kita (warganya) sendirian. Beli makanannya secukupnya saja, karena besok pasti sudah ada pasokan makanan lagi...Mereka dengan tertib antri, dan pastinya tidak ada penjarahan! Aku benar-benar salut sama mereka..."

"Waktu kita dikumpulkan di penampungan, para petugas terus mengungkapkan permohonan maaf mereka atas kejadian itu...Itu khan bukan kesalahan mereka, tetapi mereka dengan rendah hati dan tulus meminta maaf atas kejadian itu...Mereka sudah melayani kami dengan begitu baik dan profesional, namun mereka tetap saja meminta maaf..."

Itulah beberapa cuplikan cerita yang kudapat dari teman-teman yang masih tinggal disana. Dan itu membuatku mengingat kembali bagaimana kebaikan demi kebaikan dari warga Jepang diberikan kepada kami tanpa membeda-bedakan kami warga asli atau warga asing...

Jepang, bukan saja telah membuka mata kita tentang ketangguhannya dalam bidang perekonomian, tetapi juga telah menyadarkan kita tentang keberhasilannya membina kepribadian dan kesadaran bangsa yang kuat, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan tanpa ragu bersatu dan bergotong royong dalam menghadapi segala kesulitan di negerinya...

Untuk saudara-saudaraku di Jepang atau di tempat lain yang terkena musibah, badai pasti berlalu... Karena di setiap kesulitan pasti akan diikuti kemudahan, dan di setiap kesedihan pasti akan berganti tawa dan bahagia...

Minna...ganbatte kudasai!!!



Senin, 03 Mei 2010

Keropos

Keropos tidak selalu identik dengan Osteoporosis atau yang sering kali disebut Tulang Keropos. Namun keropos juga sangat identik dengan yang dinamakan Keropos Iman...

Kasus Gayus, mungkin hanya salah satu contoh dari betapa keroposnya iman yang dimiliki seorang muslim di negeri ini. Dan setelah kasus ini mencuat ke permukaan (walaupun sebenarnya sudah lama menjadi rahasia umum), kini semakin banyak kasus-kasus lain yang sepertinya semakin mencerminkan betapa carut-marutnya negeri ini, betapa keroposnya keimanan bangsa yang penghuninya terkenal dengan masyarakat muslim terbesar di dunia ini...

Jika sang Utusan Terakhir pernah mengatakan bahwa di akhir zaman nanti banyak orang yang mengerjakan sholat, namun mereka tidak lagi AMANAH. Rasanya, kenyataan itu telah semakin terang benderang di hadapan kita.

Begitu banyak manusia yang berlomba-lomba untuk memperkaya diri sendiri ataupun golongannya. Begitu banyak manusia yang berduyun-duyun mencari kedudukan dan kekuasaan demi kepentingan dirinya ataupun golongannya. Begitu banyak manusia yang semakin sibuk dengan urusan dunianya dan semakin lupa dengan apa yang akan dibawanya menghadap sang Khalik...

Aku berharap bahwa aku tidak sendirian yang 'bermimpi' negeri ini akan bangkit dari segala keterpurukannya. Jika kesuksesan Koin Cinta untuk Prita, ataupun Koin Cinta Untuk Bilqis, menunjukkan bahwa masih banyak manusia di negeri ini yang masih punya hati dan iman. Aku masih punya keyakinan bahwa suatu saat nanti negeri ini akan menjadi negeri yang jauh lebih baik dari hari ini. Dan semua dimulai dari aku, engkau, dia dan kita semua...

"Hampir terjadi beberapa umat saling mengajak untuk mengalahkan kalian sebagaimana orang-orang makan saling mengajak makan pada satu wadah makan." Maka ada seseorang yang bertanya, "Apakah karena sedikit kita (orang iman) pada hari itu?". Nabi menjawab, "Bahkan pada hari itu jumlah kalian banyak, akan tetapi kalian seperti buih banjir, dan niscaya sungguh Allah akan mencabut perasaan takut dari hati musuh kalian dan niscaya sungguh Allah akan memasukkan wahna (perasaan lemah) di dalam hati kalian." Maka seseorang bertanya, "Apakah wahna itu ya Rasul Allah?" Nabi menjawab, "Wahna adalah senang pada dunia dan takut pada mati."
HR. Abu Dawud.

Kamis, 08 April 2010

31.03

Malam telah bergulir menapaki dini hari. Hening dan dingin terasa, ketika sesosok bayangan manusia samar berdiri di sisi ranjangku. Antara tersadar dan tidak, aku coba mengamati sosok itu. Tubuh yang tidak terlalu tinggi, baju koko putih dan kopiah yang melekat di tubuhnya, dan satu hal yang takkan mungkin kulupakan, perawakan wajahnya yang sangat ku kenal!!!

Ada senyum terukir di wajah cerah itu, senyum hangat penuh arti yang begitu kukenal...Jantungku berdegup sangat kencang, sekujur tubuhku mendadak dingin membeku. Aku mencoba mengumpulkan segala energiku untuk bangkit dari tempat ku terbaring, dan kucoba untuk meraihnya, ku mencoba untuk menggapainya...

"Kak...", lidahku tercekat dan aku terbangun. Tak ada siapapun disana. Adakah mimpi yang baru saja kualami? Semua begitu nyata, semua begitu jelas...Kulihat jam di dinding, tepat pukul dua dini hari. Segera ku bangkit dan melanjutkan rutinitasku mendekatkan diriku kepada sang Khalik.

Lepas maghrib berjamaah ketika kusampaikan apa yang ku alami kepada putra-putriku. Sejenak mereka terdiam, dan jawaban mereka membuatku tersadar. Yaa... tiga belas masehi sudah sejak 'kepulangan' sosok pemimpin dalam rumah tangga kami. Sosok yang dulu pernah menjadi tempatku bersandar dan berpegangan tangan menjalani bahtera hidup yang penuh tantangan. Sosok seorang 'Ayah' bagi anak-anakku...

Hidup memang tak selalu seperti apa yang kita 'mau'. Dan hidup tak selalu berjalan bersama. Jika kebersamaan kami 'kemarin' telah berubah dengan kebersamaan 'kini' yang berbeda, selayaknya aku takkan pernah henti bersyukur kepadaNya. Karena Dia telah begitu menyayangi aku dan keluargaku dengan segala hikmah yang ada di balik semua cobaanNya. Karena Dia selalu ada bagi manusia yang selalu mau bersyukur dan mendekatkan diri kepadaNya.

Dan bagiku, kehidupanku kini yang berbeda dengan kehidupannya disana hanyalah masalah ruang dan waktu. Adalah keputusanku untuk tetap menetapi jalanNya untuk bersama lagi dengannya di suatu saat nanti. Jika ia kembali di 31.03. di tiga belas tahun silam, disini aku akan menunggu... Aku akan menyambutnya, karena setiap yang hidup akan merasakannya...

"Setiap diri akan merasakan mati, dan mencoba Allah SWT pada kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai fitnah. Dan pada Ku akan dikembalikan kalian." (QS. Al Anbiyaa : 35)

"Barang siapa yang beramal baik maka untuk dirinya dan barang siapa yang beramal jelek maka berat untuk dirinya. Dan tidak ada Rab mu menganiaya pada hambaNya." (QS. Al Fushilat : 46)

Rabu, 10 Maret 2010

Rahasia Hati

Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu? Sebuah pepatah lama yang sampai saat ini masih fenomenal. Karena sampai detik ini, belum ada ilmu yang benar-benar dapat mengetahui ataupun mengukur dalamnya hati seseorang...

Pernah terpikir, bila seseorang 'memberikan' hatinya kepada seseorang yang lain dengan sepenuh hati, besar harapannya orang lain itu akan membalasnya dengan hal yang sama. Sayangnya, dalam kenyataan justru begitu banyak orang yang mengalami 'patah hati', 'sakit hati', atau bahkan 'mati hati'.

Hati, serumit apakah menilai hati? Adakah cahaya matanya, pancaran wajahnya, untaian lisannya, atau lenggak-lenggok bahasa tubuhnya dapat mewakili segala isi hatinya? Atau mungkin membaca hati dengan Face Reading yang terwakili dari titik-titik yang ada di wajah seseorang dapat melukiskan isi hatinya?

Sesungguhnya, urusan hati takkan pernah ada seseorangpun yang benar-benar dapat membacanya. Bahkan malaikat yang ada di sisi kanan dan kirimu takkan pernah tahu isi hatimu. Hati adalah diri dan Dia. Karena saat orang lain tak mengerti atau bahkan tak mau tahu tentang hati seseorang, adalah Dia yang akan tetap ada dan selalu mengerti tentang hati...

Hati, bukanlah untuk diraba atau diterka sesukanya. Hati, biarlah tetap menjadi rahasia hati antara diri dan Dia dengan menjaga hati dari bolak-baliknya hati yang tak menentu...

"Allaahumma thohhir qalbi minannifaaq wa 'amali minarriyaa' wa lisaani minal kazib wa 'ayni minal khiyaanah fainnaka ta'lamu khoo'inatal a'yuni wamaa tukhfii shuduur." (HR. Al Hakam)

Jumat, 26 Februari 2010

Rasulullah dan Kita...

Dapat pesan singkat dari seorang sahabat yang isinya seperti ini :
"Ternyata sifat kita dengan sifat Rasulullah SAW 'beda sedikit'. Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur. Rasulullah sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan. Rasulullah sedikit marah, kita sedikit-sedikit marah. Rasulullah sedikit harta, kita sedikit-sedikit harta. Rasulullah banyak amal, kita banyak angan-angan. Rasulullah cinta kita, tetapi kita...??? Rasulullah mengorbankan harta dan jiwanya untuk Islam, sedangkan kita...???"

Mungkin pesan ini terdengar ringan, namun sesungguhnya memiliki arti yang sangat dalam. Kenyataannya, banyak diantara kita mengaku Islam tetapi apakah sudah sungguh-sungguh melaksanakan syariat Islam? Kita mengaku cinta Rasul, namun apakah kita sudah cukup mengenal beliau, setidaknya dalam riwayat-riwayat beliau. Bagaimana mungkin kita bisa mengaku pengikut Rasulullah sedangkan kita banyak menghabiskan waktu kita untuk segala urusan duniawi...

Jika saja kita mau menghitung masa dan waktu yang berlalu di depan kita dengan bijaksana, adakah dalam 24 jam sehari kita luangkan sedikit saja waktu untuk lebih mengenal junjungan kita Rasulullah SAW? Atau adakah segala amalan yang kita perbuat telah mengikuti apa yang telah diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW?

Adalah benar bahwa kita bukanlah Rasulullah, terlebih kita tak pernah menjumpai beliau. Namun ikhtiar dan do'a adalah jawaban kita sebagai pengikut Rasulullah SAW, terlebih dengan diwariskannya dua petunjuk yang haq yang tidak akan pernah menyesatkan keduanya untuk kita menjumpai Rasulullah SAW di kampung halaman kita kelak...

Berfirman Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung, "maka tahukah engkau Muhammad sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, maka mintalah ampun dari dosamu, dan dari dosanya orang-orang yang beriman (laki-laki), dan dosanya oran-orang beriman (perempuan). Adapun Allah Maha Mengetahui pada bolak-baliknya hati kamu sekalian dan tempat kamu sekalian." QS. Muhammad : 19.

Dari Ibnu Abbas bersabda Rasulullah SAW,
"Takutlah engkau pada cerita dariku (Nabi) kecuali apa-apa yang belajar kamu, maka barang siapa yang mendustakan atasku dengan sengaja maka hendaklah bertempat di tempat duduk dari neraka, dan barang siapa yang berkata dalam AL Qur-an dengan pendapatnya sendiri maka hendaklah bertempat dari tempat duduk dari neraka." HR. At Tirmidzi Juz 11 Hal 67.

Dari Abi Darda' bersabda rasulullah SAW,
"Barang siapa yang lewat pada jalan untuk mencari ilmu maka memudahkan Allah baginya jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat melindungi dengan sayapnya karena senang pada orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya bagi orang yang mencari ilmu akan memintakan ampun baginya para penghuni langit (malaikat) dan penghuni di bumi (manusia, hewan dan tumbuhan) bahkan ikan yang didalam air. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang mencari ilmu mengalahkan ahli ibadah sebagaimana keutamaan bulan mengalahkan semua bintang. Sesungguhnya orang yang berilmu adalah yang mewarisi dari Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan pada dinar ataupun dirham, melainkan pada ilmu. Maka barang siapa yang mengambil ilmu Nabi itu maka orang tersebut mengambil pada bagian yang sempurna."
HR. Ibnu Majah Catatan Pembukaan.

Jumat, 29 Januari 2010

Syukur Kami...

Alhamdulillah...alhamdulillah...alhamdulillah...
Seiring sujud dan hangatnya air menitik di ujung mataku. Tak ada lisan dan rasa yang mampu terlukiskan untuk mewakili segala syukurku atas nikmat Sang Maha Kuasa, Sang Maha Pemurah, Sang Maha Segalanya...

Menghitungnya, takkanlah mungkin... membalasnya, takkanlah sanggup...
Semua janjiNya takkan pernah dusta, semua kehendakNya takkan pernah ada penolaknya, semua jalan yang ditulisNya pasti akan terlewati...

Perjalanan tiga masehi terjawab sudah. Segala peluh dan doa yang mengisi setiap langkah kami telah berbuah manis. Tidak berhenti sampai disini, masih banyak cita dan asa yang akan selalu menanti di depan sana. Bahwa yang terwujud kini adalah kemurahan dan kuasa dari Sang Penguasa Alam Semesta. Dan semoga apa yang melekat kini menjadikan kami selalu makhluk yang memegang teguh amanahNya, memberi kebaikan dan manfaat bagi makhluk lain di sekitar kami...insya Allah...

Congratulation to our beloved Abi, we luv u and proud of u...

Senin, 30 November 2009

Bersama...

Aku, kau, dan mereka
Berlayar di tengah samudra
Berjalan menerjang masa
Berjuang menggapai asa...

Bukan menit, jam, atau hari
Adalah hitungan dua belas masehi
Yang berlalu bagaikan mimpi
Dan masih harus diraih menetapi janji...

Aku mungkin belumlah sempurna
Dan kau mungkin takkan selalu bersama
Namun mereka akan selalu nyata
Layaknya 'the maze' harapan dan do'a...

Jika bersama tidaklah selalu ada
Namun 'dekat' adalah selalu dan rasa
Hanya antara aku, kau, dan mereka
Dalam hati dan mohon kepadaNya...

Senin, 23 November 2009

Pemimpin Sejati

Menjadi seorang pemimpin adalah menjadi impian banyak orang. Apakah itu pemimpin kantor, pemimpin sebuah lembaga, terlebih menjadi pemimpin sebuah negeri. Bukan hal mudah untuk mencapainya, tetapi bukan juga hal yang sulit. Karena pada hakikatnya, setiap manusia adalah seorang pemimpin, setidaknya bagi dirinya sendiri...

Jika ia seorang pemimpin bagi dirinya sendiri, maka ia haruslah bisa mempertanggungjawabkan segala apa yang diamanahkan pada dirinya, tentang apa yang diamalkannya dan apa yang masuk ke dalam jasadnya.

"Tidak pindah kedua telapak kakinya hamba pada hari kiamat sehingga ditanya tentang umurnya dihabiskan untuk apa, dan tentang ilmunya diamalkan untuk apa, dan tentang hartanya diperoleh darimana dan digunakan untuk apa, dan tentang jasadnya dirusakkan untuk apa."
H.R. Tirmidzi.

Jika ia seorang pemimpin suatu lembaga, suatu kaum, bahkan suatu negeri, maka amanah yang dipikulnya sungguh sangat luar biasa pertanggungjawabannya. Tidak saja pada dirinya sendiri, tetapi pada tiap-tiap diri manusia yang dipimpinnya.

"Seorang pemimpin adalah penggembala dan dia akan ditanya tentang penggembalaannya." H.R. Bukhari.

Seorang pemimpin, sejatinya adalah pemimpin yang bisa berpijak pada kebenaran, kearifan, dan keadilan yang diungkapkan dengan jujur, kasih sayang, dan kerendahan hatinya yang sanggup menyentuh tiap-tiap diri manusia yang dipimpinnya...

"Dan rendahkanlah sayapmu (rendah hati) terhadap orang-orang iman yang mengikutimu." QS. Asy Syuaro' : 215.

"Tidak ada seorang yang lebih utama kedudukannya daripada pemimpin yang jika dia berkata maka dia jujur, dan jika menghukumi maka dia adil, dan jika dimintai kasih sayang maka dia menyayangi."
H.R. Ibn Najar an Anas.

Rabu, 04 November 2009

Kebenaran Pasti Menang...

Cerita tentang 'Cicak' dan 'Buaya' ternyata tidak lagi menjadi miliknya dunia pertokohan cerita anak-anak. Kalau puluhan tahun silam tokoh cicak dan buaya selalu dikelilingi oleh tokoh-tokoh lainnya dari dunia kebun binatang dan hanya diminati kalangan anak-anak. Seiring jaman yang semakin 'modern', kini tokoh cicak dan buaya punya tokoh dari dunia maya yaitu 'Godzilla' dan diminati oleh banyak kalangan dari usia anak-anak sampai usia lanjut.

Mungkin tidak semua anak-anak menyukainya. Namun setidaknya si kecil Yaser dan Hasya, ternyata turut mengamati cerita tokoh-tokoh tersebut dengan cukup baik. Hari ini saja mereka sudah hafal dan begitu antusias berlari ke depan televisi setiap kali diperdengarkan lagu 'KPK Di Dadaku'.

Dengan gaya 'lucu' dan 'polos' mereka yang masih 'balita', tanpa 'ragu' menyanyikan bait-bait lagu itu dengan penuh semangat *sambil jalan di tempat dengan gaya barisan PASKIBRA*:)

KPK di dadaku...
KPK kebanggaanku...
Ku yakin kebenaran pasti menang...

Kobarkan semangatmu...
Tunjukkan kebersihanmu...
Ku yakin kebenaran pasti menang!!!

Hmm...senangnya melihat anak-anak bisa bertingkah selayaknya anak-anak...
Selayaknya, orang dewasa juga bisa bersikap sebagaimana orang dewasa, karena tidak akan pernah 'lucu' dan 'polos' bila orang dewasa bersikap kekanak-kanakan...

Selasa, 29 September 2009

Sebuah Kemenangan...

Suara takbir yang berkumandang itu bertalu-talu menyeruak masuk ke relung hati, jantung, darah, paru-paru, mengalir ke setiap partikel sel otak dan aliran nadi. Kedua mata, telinga, helaan nafas, bahkan untaian lisan...

Ada pilu yang menerjang, ditinggalkan atau meninggalkan, adalah rasa dan asa. Semua yang telah berlalu atau akankah akan dilalui, semua takkan pernah sama. Kemarin, kini ataupun nanti, hanya hati, diri dan Dia yang paling mengetahuinya...

Jika kemarin bersama, kini terpisah, akankah esok ada yang tahu jawabannya?
Jika kemarin semua begitu jelas terlihat, kini semua menjadi lebih nyata terasa, akankah esok semua menjadi seterang bintang di langit yang jernih hingga terbit sang fajar...

Jika yang lalu takkan pernah bisa terulang, kini mungkin belum terlambat, atau besok masih harus diraih. Jika yang lalu adalah belajar dan mengenal, kini adalah tetap berusaha, dan besok adalah cita-cita yang harus tetap diperjuangkan.

Kemarin yang lalu, sekarang yang kini, ataupun esok yang akan datang, semuanya adalah sama dan hanya akan menjadi milik bagi siapapun yang selalu mau menetapi dan mencapai satu cita-cita pasti, sebuah kemenangan sejati...

"Taqabbalallahu minna wa minkum"

*telat dot com* :D

Sabtu, 12 September 2009

Seribu Bulan...

Memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan ini, semoga belum terlambat untuk menulis dan berbagi sedikit ilmu yang saya ketahui. Tentang keutamaannya sepuluh malam terakhir. Tentang kebaikan-kebaikan yang berlipat-lipat dianugerahkan oleh Allah Ta'ala di sepuluh malam terakhir di bulan suci yang mendekati akhir ini...

"Sesungguhnya Aku Allah, telah menurunkan Al Qur-an di malam lailatul qadr. Dan apakah mengetahui engkau (Muhammad) apakah lailatul qadr itu? Lailatul qadr lebih baik daripada seribu bulan. Turunlah para malaikat dan Jibril di malam qadr dengan ijin Tuhan mereka, dari setiap perkara. Adapun keselamatan baginya (orang) hingga terbit fajar."
(QS. Al Qadr : 1-5)

Di saat masjid-masjid mulai lengang dan kosong di sepuluh malam terakhir di bulan yang suci ini. Di saat manusia mulai sibuk dengan persiapan
'hari kemenangan'
yang entah menjadi milik siapa? Dan di saat manusia lupa bahwa di sepuluh malam terakhirlah segala rahmat dan berkahNya Allah Ta'ala semakin dilipatgandakan. Marilah kita semua semakin melipatgandakan semangat hati dan amalan untuk mencari ridho dariNya. Marilah kita semua semakin melipatgandakan mensucikan hati dan amalan dengan memohon ampunan kepadaNya...

Dari Aishah bersabda Rasulullah SAW,
Wahai Rasulullah, adakah tahu engkau yang diamalkan di malam-malam lailatul qadr, apakah ucapan yang diucapkan di malam-malam itu? Menjawab Nabi, ucapkanlah :
"Allahumma innaka 'afuwwun kariimun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii".
Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun Maha Mulia, senang Engkau pada (orang yang) minta ampun, maka ampunilah aku
.

(HR. Tirmidzi Kitabud da'wat)

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Yaa Ramadhan...

Alhamdulillahi robbil `alamiin...Begitu cepat waktu bergulir dan tak terasa Ramadhan sudah di depan mata. Kembali ke tanah air dan kembali merasakan saat-saat Ramadhan yang sebelumnya terasa sepi dari kumandangnya nama-nama keagunganNya...

Jelang Ramadhan ini, rasanya saat yang tepat untuk meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada sahabat bloggers semua. Dan semoga bulan suci penuh rahmat Ramadhan dapat kita jalani dengan 5 sukses Ramadhan: sukses puasanya, sukses sholat malamnya (tarawih), sukses membaca Alqur-annya, sukses `itikafnya, dan sukses shodaqoh dan zakatnya, amiiin...

Marhaban yaa Ramadhan...semoga kita semua termasuk di dalam golongannya orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat.....amiiin...

Bersabda Rasulullah SAW,
"Barang siapa yang membaca Al Qur-an dan mengamalkan apa-apa yang ada didalam Al Qur-an, maka akan diberi pakaian kedua orangtuanya mahkota di hari kiamat dimana sinarnya mahkota itu lebih baik dari sinarnya matahari di dalam rumah dunia. Maka apa persangkaan mu dengan yang mengamalkan ini Al Qur-an?"
(HR. Abu Dawud)

Rabu, 12 Agustus 2009

Ini Negeriku...

Sempat terhentak dengan segala kepekatan udara abu-abu, hiruk pikuk lalu lintas kendaraan yang saling mendahului seperti dikejar bisingnya bunyi klakson, dan semerbak bau rokok bahkan sampah yang berserakan di sepanjang pandangan yang dilepas.

Apa yang hendak dikata, potret yang pernah kukenang dulu kini nyata. Inilah wajah negeriku tercinta, wajah kota megapolitan...

Jika si bungsu begitu bingung hendak kemana sampahnya dibuang karena tak ada satu tempat sampahpun yang terlihat oleh pandangan matanya. Atau ketika si kecil berteriak kegirangan saat melihat kereta api melintas dengan para penumpang yang naik sampai ke atap gerbong, dan ia berkata ingin berada di dalam kerumunan penumpang itu. Atau saat si kecil terheran dan kesenangan mengejar-ngejar kucing atau ayam yang berkeliaran di sekitar tempat tinggal kami.

Yah, inilah negeriku, kampung halamanku. Dengan segala keciri-khasannya, dengan segala kealamiannya dan budi dayanya...

Negeriku, tanah airku, semoga masih ada waktu ke depan untuk bisa membuatmu menjadi lebih baik, setidaknya bagi anak cucu masa depanmu...

Sabtu, 08 Agustus 2009

Kembali Disini...

Alhamdulillah...sepekan sudah berada di kampung halaman, bersama sanak keluarga tercinta, bersama segala pernak-pernik yang dulu pernah melekat dan kini semakin pekat...

Kembali ke tanah air tercinta, dan yang pertama kali harus dibenahi adalah urusan sekolah anak-anak yang ternyata tak semudah yang diduga. Dunia pendidikan yang pernah kukenal dulu, kini tak lagi sama. `Mencerdaskan bangsa` yang dulu begitu bersemangat dikumandangkan dan digerakkan, kini tinggal `hitam diatas putih`...

Terbersit rasa, negeri di rantau adakah lebih nyaman dari negeriku tercinta???

Jumat, 03 Juli 2009

You Are....

It was a glance when we first met
You surprised us with your gift at the second time
You even didn't mind when my kids called you 'Bunda'...

It was a very tough days
But you've made it easier
That you showed us how to through it all

Even when we felt all alone and lonely
You've made it full-surrounded
You've made it even comfort day by day

You, there's no matched words to figure you out
You, there's no perfect ways to pay you back
And with you, I found 'the heart-connection'

Just a simple wish,
May you will always in Allah's faith
May you will always be my 'Sister'
Here and after...

Especially for you, "Hontoni arigatou gozaimashita!!!"