Selasa, 03 Maret 2009
Sakitnya...
Lama tak berjumpa bahkan tak berkomunikasi dengannya. Dan saat ia menghubungiku, ada getar sedih dan putus asa yang kurasakan dari nadanya. Dan pada akhirnya ia bertanya tentang suatu hal yang membuatku sungguh terkejut, "Bolehkan seseorang meminta mati saja daripada hidup menjadi beban bagi orang lain???"
Kucoba menenangkannya, namun tangisnya malah pecah. Ku terdiam dalam bisu, terhanyut dalam air matanya. Aku menarik nafasku dalam-dalam, kucoba menenagkan bathinku yang ikut hanyut dalam cerita sendunya. Betapa berat dukanya karena keadaan sakit sang Ayah, yang takkan mungkin terobati dengan cara medis yang paling canggih sekalipun.
Betapa sang Ayah telah berusaha berobat selama berbulan-bulan, tak ternilai sudah biaya yang mengalir, tak terbayar sudah waktu dan energi yang telah bergulir. Dan sampai pada suatu titik, tak ada lagi yang bisa dikorbankan. Sang Ayah sudah tak sanggup lagi menjalani semua medical treatment, bahkan tak sanggup lagi melihat sanak keluarganya mengasihaninya dan menangisi dirinya.
Sedemikian beratnya sakit yang Ayah derita, sampai sang Ayah meminta kepada Tuhan untuk segera mencabut nyawanya, daripada hidup hanya menjadi mayat hidup yang tak berguna dan menjadi beban sanak keluarganya...
Aku terdiam dan teringat betapa almarhum Ayahku pun juga menderita sakit yang demikian hebatnya. Tapi, bukanlah 'putus asa' yang menjadi jawabannya. Walaupun tak mudah, Ayahku dan kami sekeluarga tetap melihat hikmah yang ada dibalik 'cobaan' dari Nya. Betapa orang yang diberi sakit, semata hanyalah salah satu jalan Nya menunjukkan 'sayang' Nya kepada hambaNya. Bahwa dibalik sakit, ada 'penghapusan dosa', dan ada 'menaikkan derajat' si sakit. Dan jika pada akhirnya, si sakit harus kembali kepada Nya, itu adalah kehendakNya, bukan kehendak si sakit. Dan jika kembali pada Nya adalah yang terbaik, jadikanlah kembali kepadaNya dalam keadaan yang terbaik, khusnul khotimah...
Dalam akhir pembicaan kami, aku mencoba mengingatkannya untuk tetap tegar dan membantu sang Ayah untuk terus bersangka baik kepada Nya, dan jika sakitnya takkan mungkin terobati secara medis, hendaklah ia membantu sang Ayah untuk banyak berdo'a dan memohon yang terbaik dari Nya.
Do'a Untuk Orang Yang Sakit Parah :
"Allahumma ahyini maa kaanatil hayaatu khoirollii wa tawaffanii idzaa kaanatil waafaatu khoirollii" (HR. Bukhori)
Ya Allah, hidupkanlah aku jika ada hidup baik bagiku, dan wafatkanlah aku ketika ada kematian itu baik bagiku.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
13 komentar:
sungguh menyentuh Umi Rina.
saya jadi makin sayang kepada kedua orangtua saya yang kini sudah semakin sepuh
terimakasih dgn postingannya
salam hangat
bunda
ikut berdoa mbak..
semoga kesembuhan adalah jalan yang terbaik bagi Ayah teman Mbak.. Amiin.
makasih mbak, dah berkunjung ke blog saya.. btw, BW apa sih mbak..??
semoga sakit yg diderita diringankan oleh Allah ya, Umi...
jadi inget bokap yg udah tua,, giginya ga lagi utuh,, dan anaknya cuma bisa jd beban,,
thanks umi artikelnya,, menyentuh.
@bunda,
makasih juga Bunda... :)
@p3ny0,
amiiin...makasih kembali...:)
BW = Blog Walking
@duCky,
amiin...
bicara sebuah keluarga, sebuah hubungan kasih sayang keluarga, rasanya kata 'beban' harus disingkirkan jauh2 ya...:)
Iya mbak..
Satu hal yang mesti terus diingatkan, agar selalu berprasangka baik, jangan sampai jika ajal tiba, dalam keadaan su'udzhon. Yang kedua diusahakan agar sang Ayah tetap punya semangat dan keyakinan. Ada hikmah besar dalam setiap kejadian yang tidak menyenangkan sekalipun.
Fina coba menghafal doa ini:
"Allahumma ahyini maa kaanatil hayaatu khoirollii wa tawaffanii idzaa kaanatil waafaatu khoirollii"
@Erik,
makasih ya bang Erik...:)
@Fina,
iya Fina, nggak ada salahnya menghafal banyak doa yang pernah dicontohkan Nabi. Sayangnya Umi nggak punya font Arabic, agak janggal ya dilafadzkan dalam tulisan latin...:)
ajal datang dgn cara yg berbeda. bener2 cobaan buat semuanya klo salah satu anggota keluarga sakit keras. gak hanya buat sisakit but juga buat orang2 terdekatnya. kalo dah segala cara diupayakan hasilnya nihil. balik2 keimanan ya rin. satu2nya cuma berserah dan berdoa kepada allah swt. memohon yg terbaik *amien*
@T.D.
Betul Uni, semua berbalik kepada keimanan. Makasih ya Uni...:)
Umii..
semoga diberi jalan yang terbaik untuk lebih baik..
amin
Umi, semoga diberikan yang terbaik oleh Nya, Amin
duh... ceritanya menyentuh sekali... semoga Ayah temannya Umi diberikan jalan yang terbaik oleh Allah SWT dan semoga diberikan kesehatan..amin...
Huff, so sad....
*salam kenal ajah*
Posting Komentar