Jumat, 20 Maret 2009
Kau...
Cahaya itu telah lama pergi
Meninggalkan diri dalam sepi
Membiarkan jiwa palsu janji sendiri
Kau biarkan kehangatan airnya membeku
Kau relakan merah hatinya membiru
Kau korbankan putih cintanya kelabu
Kau biarkan wanita tua itu terus menunggu
Setiap detiknya memohonNya merubahmu
Setiap nafasnya memintaNya menerangimu
Hanya angan semua semu
Jika kerikil pasir dapat kulihat
Mengapa batu gunung itu tak dapat kau lihat
Jika ranting pohon jati itu bisa kutepis
Mengapa ranting pohon cemara itu tak dapat kau tepis
Apa yang kau tunggu ku tak pernah tahu
Apa yang kau tuju ku tak lagi mau tahu
Saat cahaya terang digenggammu kau biarkan terbang
Apalalah aku yang hanya sebatas kunang-kunang
*How could I be so sorry about you when you're never feel sorry about yourself...*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
13 komentar:
waw, puisi
mantap deh :)
Sepertinya isi puisinya seperti apa yang lagi aku rasain umi......
H A M P A.....
Nice posting deee
ngga bisa koment banyak selain Mantapppppp
Si kamu keras kepala ya? :(
diksi2 ini ditujukan kesiapa Umi? alam kah atau bagian dari alam manusia
wah..puisinya bagus...
hm selain masak,,, jago puisi jg nih Umi Rina...
tapi aku suka gak mudeng dg puisi2an.. hehe
puitis juga umi ya...???
wah Umi puitis juga ya hehe... bagus puisinya :)
Wah, umi pinter buat puisi nih, nice poem
weis... selamat siang... puisinya hebat
nice puisinya
byme
umi rina..saat baca puisi ini saya hanya ingin bilang pakai bahasa anak-anak muda sekarang
INI PUISI GUE BANGET ...
Posting Komentar