Rabu, 29 April 2009
Choux
Penasaran dengan rasa choux pemberian seorang sahabat yang dibeli dari sebuah toko kue. Harganya selangit dech, untuk 1 potong Jumbo Choux seharga 128 yen, atau sekitar 12.800 rupiah per potong!!! Padahal untuk rasanya nggak terlalu istimewa menurut saya. Yang agak menarik adalah rasa custardnya yang yummy dan ringan di lidah. Akhirnya, saya coba dech bikin sendiri, dan rasanya, hmmmm...nggak cukup satu potong dech :)
Choux ini nama lainnya kue sus, dan isinya bisa divariasi sesuai selera. Bikinnya gampang kok, hanya butuh kesabaran dalam memanggangnya. Resep berikut adalah resep cinta dari sahabat yang sudah pulang kampung, nun jauh disana, namun ilmunya tetap jadi pengingat dan obat rindu...*miss u much Mbak Nieke...*
Bahan custard (modified by Umi Rina):
2 buah kuning telur
60 gr gula
3 sdm tepung maizena
200 ml susu cair
20 mg lemon essence (gantinya vanilla essence)
240 ml whip cook, kocok menjadi cream
Cara Membuat :
1.Kocok kuning telur dan gula sampai putih.
2.Larutkan maizena dengan sedikit susu cair, masukkan ke adonan 1, aduk rata.
3.Panaskan susu cair dan lemon essence, tambahkan campuran tepung dan telur.
4.Aduk rata sampai meletup-letup, angkat dari api, biarkan uapnya hilang.
5.Tambahkan creamy whip cook, aduk rata, siap diisikan ke kulit.
Bahan Kulit :
90 gr margarine/butter
250 ml air
1/2 sdt garam
140 gr tepung terigu all purpose, ayak
3 btr telur ukuran M/L
Cara Membuat :
1.Masak margarine, air dan garam hingga mendidih.
2.Matikan api, masukkan tepung sekaligus, aduk rata dan cepat hingga adonan licin.
3.Biarkan uapnya hilang, masukkan telur satu per satu, aduk rata.
4.Panaskan oven 180 C selama 10 menit.
5.Masukkan adonan dalam piping bag, spuit secukupnya di atas loyang beralas kertas roti.
6.Oven 180 C selama 30-40 menit (sampai buih pada adonan hilang).
7.Keluarkan dari oven, letakkan di atas rak kawat, biarkan dingin.
8.Suntikkan custard, siap disajikan.
Senin, 27 April 2009
Sabar dan Memaafkan...
Addin dengan teliti membaca berkas-berkas yang diberikan Ayah kepadanya. Lama Ayah menyimpan berkas-berkas itu bertahun-tahun silam. Berkas-berkas surat 'hibah' dari seseorang yang pernah Ayah bantu secara material dan orang tersebut membalas pertolongan Ayah dengan menghadiahkan sebidang tanah seluas dua setengah hektar di kawasan selatan kota metropolitan.
Ayah tak pernah mengharap akan mendapat balasan 'hibah' tanah dari sahabatnya itu. Bagi Ayah, bisa membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan adalah sebuah kebahagiaan, terlebih kepada seorang sahabat. Namun atas desakan sahabatnya itu dan juga beberapa sahabat Ayah yang lain, akhirnya Ayah mau menerima hadiah itu dan dengan catatan, hadiah itu juga dibagikan kepada sahabat lainnya, sebagai ikatan persahabatan mereka. Setidaknya ada 3 nama yang disebutkan dalam surah 'hibah' tersebut, termasuk nama Ayah.
Kami sekeluarga sangat tahu mengenai hubungan Ayah dengan para sahabatnya itu, namun urusan surat itu, kami baru saja mengetahuinya setelah sepuluh tahun berlalu. Surat itu pada akhirnya dikeluarkan Ayah ketika Ayah telah divonis dokter menderita sakit yang sangat parah. Dan Ayah merasa waktu untuk berpulang menghadapNya sudah semakin dekat. Ayah ingin kepergiannya dapat meninggalkan 'sesuatu' yang Ayah anggap bisa bermanfaat bagi kami, keluarganya.
Berbekal keyakinan Ayahlah, kami menelusuri kembali lokasi fisik tanah itu, dan ternyata bukan hal yang mudah karena sudah begitu banyak yang berubah. Berkali-kali kami menelusurinya, dan hasilnya selalu berakhir di sebuah kompleks perumahan elit milik seorang konglomerat. Ayah menjadi bimbang dan ragu, karena seingat Ayah, tanah itu adalah tanah kosong yang luas, tapi itu dulu, sepuluh tahun yang lalu...
Kami sempat mengkonsultasikan perihal ini dengan salah seorang sepupu kami yang kebetulan membidangi masalah hukum dan pertanahan. Dan mengikuti saran beliau kami coba menemui para sahabat Ayah yang tertulis di surat tersebut. Alamat para sahabat Ayah ternyata sudah banyak yang berpindah, namun syukurlah masih dapat ditemui.
Mustajab, terpancar dari wajahnya rasa kaget dan ketakutan ketika bertemu Ayah. Bukankah seharusnya ia merasa senang bertemu seseorang yang sudah sangat lama tak berjumpa, seperti halnya Ayah yang kelihatan sangat semangat dan bahagia menjumpai sahabatnya. Keheranan kami terjawab dengan sebuah kenyataan pahit. Ternyata, dari tangan Mustajablah, tanah yang dulu menjadi hadiah dan ikatan persahabatan mereka, telah digadaikan kepada seorang konglomerat real estate, dan dengan cara yang 'lihai' tanpa melibatkan para penerima hibah lainnya, termasuk Ayah. Ya, uanglah yang berbicara pada akhirnya...
Kami sempat khawatir dengan kesehatan dan kestabilan emosi Ayah. Kami tidak memperkirakan bahwa kenyataannya akan seperti ini. Dan kami tidak ingin kenyataan ini mempengaruhi kesehatan Ayah. Namun ternyata Ayah mampu mengatasi emosinya dengan begitu bijak, dan Ayah berkata kepada sahabatnya itu, "Mus...Mus... ternyata kamu memang teman yang luar biasa..." lalu Ayah pun beranjak pergi dari rumah sahabatnya itu...
Selang beberapa hari sejak pertemuan itu, ketika Mustajab berkunjung ke rumah kami. Kedatangan Mustajab ternyata untuk memberikan ganti rugi kepada Ayah. Dan dia bersedia memberikan sebidang tanah pengganti seluas 700 meter persegi di kawasan kota tetangga.
Mustajab menyangka Ayah akan menerimanya. Namun di luar dugaan Ayah malah berkata, "Mus, kamu masih belum mengerti apa arti tanah yang kau gadaikan itu ya? Yang menjadi hak ku adalah tanah yang kau gadaikan itu, bukan tanah yang lain. Kalau hak ku sudah kau gadaikan, apa lagi yang harus aku harapkan? Kau tak perlu membeliku dengan tanah yang lain, karena aku sudah mengerti siapa kamu. Kamu yang dulu dan kamu yang sekarang, selalu aku bisa mengerti. Dan pegang lidahku Mus, dengar baik-baik, aku tidak akan memperkarakan hal ini di hadapan meja hijau dunia ini, tidak juga nanti di meja hijau di hadapannNYa!!!".
"Mus, aku tidak akan mati membawa tanah seluas itu. Yang aku butuhkan hanya ukuran tanah seluas 3x3 meter. Kalaupun tanah itu masih ada, aku ingin mengurusnya sebagai peninggalanku kepada keluargaku. Tapi aku sudah meyakinkan keluargaku, bahwa tanah yang sudah lepas, apa hendak dikata. Bahkan jasad inipun akan lepas di kemudian hari, akankah sanggup dirimu menghalangi?"
Mustajab hanya tertunduk malu, entah pada dirinya, pada Ayah, atau entahlah pada siapa... Satu yang pasti, kami sangat mendukung keputusan Ayah. Dan dengan sikap Ayah itulah, kami semakin mengerti makna kehidupan ini. Bahkan saat diri teraniaya dan dalam posisi bisa membalasnya, Ayah tetap saja ikhlas dan memaafkan. Kata-kata yang begitu mudah terucap namun begitu penuh perjuangan untuk bisa diamalkan...
"Dan orang-orang yang menimpa pada mereka penganiayaan, mereka membela diri. Dan membalas suatu kejelekan pada kejelekan yang serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat ishlah, maka pahalanya orang atas Allah; sesungguhnya Allah tidak senang pada orang yang berbuat aniaya.
Dan niscaya orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya demikian itu niscaya termasuk tetapnya (baiknya) perkara."
(QS. Asysyuuro : 39-40, 43)
Ayah tak pernah mengharap akan mendapat balasan 'hibah' tanah dari sahabatnya itu. Bagi Ayah, bisa membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan adalah sebuah kebahagiaan, terlebih kepada seorang sahabat. Namun atas desakan sahabatnya itu dan juga beberapa sahabat Ayah yang lain, akhirnya Ayah mau menerima hadiah itu dan dengan catatan, hadiah itu juga dibagikan kepada sahabat lainnya, sebagai ikatan persahabatan mereka. Setidaknya ada 3 nama yang disebutkan dalam surah 'hibah' tersebut, termasuk nama Ayah.
Kami sekeluarga sangat tahu mengenai hubungan Ayah dengan para sahabatnya itu, namun urusan surat itu, kami baru saja mengetahuinya setelah sepuluh tahun berlalu. Surat itu pada akhirnya dikeluarkan Ayah ketika Ayah telah divonis dokter menderita sakit yang sangat parah. Dan Ayah merasa waktu untuk berpulang menghadapNya sudah semakin dekat. Ayah ingin kepergiannya dapat meninggalkan 'sesuatu' yang Ayah anggap bisa bermanfaat bagi kami, keluarganya.
Berbekal keyakinan Ayahlah, kami menelusuri kembali lokasi fisik tanah itu, dan ternyata bukan hal yang mudah karena sudah begitu banyak yang berubah. Berkali-kali kami menelusurinya, dan hasilnya selalu berakhir di sebuah kompleks perumahan elit milik seorang konglomerat. Ayah menjadi bimbang dan ragu, karena seingat Ayah, tanah itu adalah tanah kosong yang luas, tapi itu dulu, sepuluh tahun yang lalu...
Kami sempat mengkonsultasikan perihal ini dengan salah seorang sepupu kami yang kebetulan membidangi masalah hukum dan pertanahan. Dan mengikuti saran beliau kami coba menemui para sahabat Ayah yang tertulis di surat tersebut. Alamat para sahabat Ayah ternyata sudah banyak yang berpindah, namun syukurlah masih dapat ditemui.
Mustajab, terpancar dari wajahnya rasa kaget dan ketakutan ketika bertemu Ayah. Bukankah seharusnya ia merasa senang bertemu seseorang yang sudah sangat lama tak berjumpa, seperti halnya Ayah yang kelihatan sangat semangat dan bahagia menjumpai sahabatnya. Keheranan kami terjawab dengan sebuah kenyataan pahit. Ternyata, dari tangan Mustajablah, tanah yang dulu menjadi hadiah dan ikatan persahabatan mereka, telah digadaikan kepada seorang konglomerat real estate, dan dengan cara yang 'lihai' tanpa melibatkan para penerima hibah lainnya, termasuk Ayah. Ya, uanglah yang berbicara pada akhirnya...
Kami sempat khawatir dengan kesehatan dan kestabilan emosi Ayah. Kami tidak memperkirakan bahwa kenyataannya akan seperti ini. Dan kami tidak ingin kenyataan ini mempengaruhi kesehatan Ayah. Namun ternyata Ayah mampu mengatasi emosinya dengan begitu bijak, dan Ayah berkata kepada sahabatnya itu, "Mus...Mus... ternyata kamu memang teman yang luar biasa..." lalu Ayah pun beranjak pergi dari rumah sahabatnya itu...
Selang beberapa hari sejak pertemuan itu, ketika Mustajab berkunjung ke rumah kami. Kedatangan Mustajab ternyata untuk memberikan ganti rugi kepada Ayah. Dan dia bersedia memberikan sebidang tanah pengganti seluas 700 meter persegi di kawasan kota tetangga.
Mustajab menyangka Ayah akan menerimanya. Namun di luar dugaan Ayah malah berkata, "Mus, kamu masih belum mengerti apa arti tanah yang kau gadaikan itu ya? Yang menjadi hak ku adalah tanah yang kau gadaikan itu, bukan tanah yang lain. Kalau hak ku sudah kau gadaikan, apa lagi yang harus aku harapkan? Kau tak perlu membeliku dengan tanah yang lain, karena aku sudah mengerti siapa kamu. Kamu yang dulu dan kamu yang sekarang, selalu aku bisa mengerti. Dan pegang lidahku Mus, dengar baik-baik, aku tidak akan memperkarakan hal ini di hadapan meja hijau dunia ini, tidak juga nanti di meja hijau di hadapannNYa!!!".
"Mus, aku tidak akan mati membawa tanah seluas itu. Yang aku butuhkan hanya ukuran tanah seluas 3x3 meter. Kalaupun tanah itu masih ada, aku ingin mengurusnya sebagai peninggalanku kepada keluargaku. Tapi aku sudah meyakinkan keluargaku, bahwa tanah yang sudah lepas, apa hendak dikata. Bahkan jasad inipun akan lepas di kemudian hari, akankah sanggup dirimu menghalangi?"
Mustajab hanya tertunduk malu, entah pada dirinya, pada Ayah, atau entahlah pada siapa... Satu yang pasti, kami sangat mendukung keputusan Ayah. Dan dengan sikap Ayah itulah, kami semakin mengerti makna kehidupan ini. Bahkan saat diri teraniaya dan dalam posisi bisa membalasnya, Ayah tetap saja ikhlas dan memaafkan. Kata-kata yang begitu mudah terucap namun begitu penuh perjuangan untuk bisa diamalkan...
"Dan orang-orang yang menimpa pada mereka penganiayaan, mereka membela diri. Dan membalas suatu kejelekan pada kejelekan yang serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat ishlah, maka pahalanya orang atas Allah; sesungguhnya Allah tidak senang pada orang yang berbuat aniaya.
Dan niscaya orang yang sabar dan memaafkan, sesungguhnya demikian itu niscaya termasuk tetapnya (baiknya) perkara."
(QS. Asysyuuro : 39-40, 43)
Minggu, 26 April 2009
Mie Kocok Ala Umi Rina
Libur gini, enaknya makan yang berbeda dari yang biasanya. Kebetulan anak-anak sedang bosan makan nasi, jadilah mie menjadi pilihannya. Kalau biasanya saya buat mie ayam, kali ini saya coba bikin mie kocok khas Bandung ala Umi Rina...:)
Mie kocok ini favoritnya Ibunda tercinta nun jauh disana, karena aromanya yang kuat dengan kikil dan ceker ayamnya. Berhubung disini saya belum pernah lihat ada yang jual ceker ayam dan kikil yang aman dikonsumsi, jadilah sajian mie kocok berikut sesuai persediaan di dapur.
Yuk, langsung digarap dech...
Bahan :
2 bungkus yaki soba (mie kuning)
1 bungkus sawi hijau, iris kasar
1 bungkus toge, buang ekornya
1 ikat daun bawang, iris kasar
1 ikat daun seledri, iris kasar
2 potong paha ayam, rendam air lemon dan garam
3 potong ayam boneless, buang lemak dan kulitnya, rendam air lemon dan garam
5 siung bawang putih, haluskan, bagi dua
3 btr bawang merah, haluskan
1/4 bag bawang bombay, rajang halus
1 sdt merica bulat, haluskan
1 ruas jari jahe, memarkan
1 sdt pala bubuk
2 sdm kecap manis
3 tangkai cengkeh
2 lembar daun salam
garam dan gula
air rebusan
Pelengkap : Sambal Saos dan Bawang Goreng.
Cara Membuat :
1.Rebus paha ayam dengan cengkeh sampai empuk dan keluar kaldunya, buang busanya.
2.Angkat paha ayam, buang cengkehnya, tambahkan air sampai 2 liter, biarkan mendidih.
3.Tumis daun salam, bawang putih, merica dan bawang merah halus hingga harum, masukkan ke dalam kaldu, aduk rata.
4.Tambahkan garam dan gula pasir, aduk rata, sisihkan.
5.Potong kecil-kecil ayam boneless, sisihkan.
6.Tumis jahe, bawang bombay dan bawang putih sampai harum, masukkan potongan ayam, tumis hingga berubah warna.
7.Tambahkan garam, kecap manis dan pala bubuk, aduk rata, masak sampai kering kuahnya, angkat.
8.Didihkan air, rebus sawi hijau sebentar, angkat, tiriskan.
9.Masih bekas rebusan sawi hijau, rebus toge sebentar, angkat, tiriskan.
10.Matikan api, masukkan mie, biarkan mie mengembang, angkat, tiriskan.
11.Tata dalam piring saji seperti di foto, siram kuah kaldu, siap disajikan.
Sabtu, 25 April 2009
MASBAR : Lapis Ketan
Ikutan lagi nich Masbar bulan April 2009, temanya 'Jajanan Pasar yang terbuat dari Beras biasa ataupun beras ketan, atau dapat juga berupa tepungnya'. Kali ini saya coba buat 'Lapis Ketan' yang terbuat dari tepung ketan.
Seperti halnya jajanan pasar yang terbuat dari beras ataupun tepungnya, Lapis Ketan ini rasanya didominasi rasa manis dan gurih, perpaduan antara manisnya gula merah dan gurihnya santan. Untuk Lapis Ketan ini saya tidak menggunakan gula merah, melainkan coklat bubuk, dan untuk santannya saya padukan dengan penggunaan susu cair. Dan untuk rasa, nggak cukup makan satu potong dech...:)
Ok dech, langsung dicoba yuuk...
Resep asli lihat disini ya. Yang di bawah sudah dimodif by Umi Rina...:)
Bahan :
6 btr telur ayam
250 gr gula pasir
250 gr tepung ketan
100 ml susu cair
100 ml santan kental
5 sdm madu
1 sdm coklat bubuk
1 lembar daun pandan
1/4 sdt garam
margarine/butter untuk olesan
Cara Membuat :
1.Didihkan santan bersama daun pandan dan garam, biarkan dingin.
2.Aduk rata susu cair, santan dan madu, sisihkan.
3.Kocok telur dan gula hingga mengembang dan kental.
4.Masukkan tepung ketan, aduk rata dengan spatula.
5.Masukkan campuran No. 1, aduk rata.
6.Bagi adonan menjadi 2 bagian sama banyak, 1 bagian beri coklat bubuk, aduk rata.
7.Siapkan loyang kotak 18x18x4 cm, alasi kertas roti, olesi margarine tipis.
8.Tuang adonan putih 5 sendok sayur, ratakan, oven 10 menit suhu 180 C.
9.Keluarkan dari oven, oles atasnya dengan margarine sambil ditekan.
10.Tuang adonan coklat 5 sendok sayur, ratakan, oven 10 menit suhu 170 C.
11.Lakukan bergantian sampai adonan habis, oven terakhir 10 menit 170 C.
12.Keluarkan dari oven, biarkan dingin, keluarkan dari loyang, potong-potong, siap disajikan.
Jumat, 24 April 2009
Love Bread - Roti Cinta
Dari judulnya sudah tahu dong ya apa maksudnya...:) Ini roti special yang dibuat untuk orang special dan di hari specialnya kemarin.
Resep rotinya hampir sama dengan disini, hanya saja saya menambahkan susu bubuk sampai 30 gr dan hasilnya memang semakin lembut dan ringan di lidah. Ehhmmmm...
Yang mau nyobain resepnya, silahkan dicontek ya...
Bahan :
500 gr tepung terigu prot. tinggi
100 gr gula pasir halus
2 sdm ragi instant (11 gr)
30 gr susu bubuk (punya hasya chan)
2 buah kuning telur
1 btr telur utuh
200 ml susu cair dingin
75 gr margarine/butter
1 sdm garam halus (6 gr)
Olesan :
1 kuning telur
1 sdt susu cair
Aduk rata keduanya, sisihkan
Cara Membuat :
1.Semua bahan kering kecuali garam diaduk rata dengan whisker.
2.Tambahkan telur dan susu cair, uleni rata.
3.Tambahkan margarine dan garam, uleni sampai kalis dan elastis.
4.Tutup wrap, diamkan sampai mengembang 2x lipat.
5.Kempiskan adonan, timbang masing-masing 25 gr, bulatkan.
6.Isi sesuai selera, bisa coklat, keju atau selai kesukaan, bulatkan.
7.Tata dalam loyang bersemir margarine, diamkan kembali (fermentasikan) sampai cukup mengembang (kira2 10 menit).
8.Olesi atasnya, oven suhu 160 C sampai kekuningan (15-20 menit).
9.Keluarkan dari oven, siap disantap hangat atau simpan dalam wadah kedap udara.
Selasa, 21 April 2009
Kasumigaura - The Tulip
Setelah dari JAXA, kami menikmati indahnya Tulip di kota tetangga yang jaraknya hanya sekitar 30-45 menit by car, Kasumigaura, Tsuchiura.
Kasumigaura tidak saja terkenal akan danaunya yang luas, tetapi juga dengan Kincir Anginnya yang bergaya Belanda, dan tentunya dengan bunga tulipnya yang indah berwarna-warni.
Walaupun badan terasa lelah setelah wara-wiri di Aerospace JAXA pada hari sabtu kemarin, tetap dibela-belain melihat indahnya tulip yang berwarna-warni sebelum berguguran, di hari minggunya.
Bahkan anak-anak tidak merasakan lelah, terlihat begitu asyik dengan air yang mengalir dari dasar kincir angin. The amazing water for kids...:)
Alhamdulillah... begitu nyata dan jelas semua tanda-tandaNya bagi manusia yang mau bersyukur dan berpikir...
Senin, 20 April 2009
JAXA Open House
Sudah menjadi agenda tahunan beberapa lembaga penelitian di kota Tsukuba menggelar Open House, diantaranya adalah Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA).
JAXA, lembaga yang meneliti di bidang pengembangan luar angkasa nasional Jepang ini kebetulan bertempat di kota Tsukuba. Dan setiap dua kali dalam setahun yaitu di bulan April dan Oktober selalu dibuka untuk umum, terutama untuk anak-anak.
Berbagai acara diselenggarakan untuk menarik minat anak-anak di bidang ini, diantaranya making-launching small rocket dari pemanfaatan botol plastik daur ulang, pengenalan space foods-medicines, suara real rocket-launching yang asli didengar oleh seorang astronot, operating robot system, dan masih banyak yang lainnya.
Pengunjung open house ini sangat padat dan banyak yang datang dari luar kota. Untuk mencapai lokasi JAXA ini, pihak lembaga terkait menyediakan sarana transportasi gratis dari Tsukuba Center. Selain itu juga dibagikan secara cuma-cuma beberapa souvenir bagi para pengunjungnya.
Buat teman-teman yang tidak sempat menghadiri open house tahun ini, jangan khawatir ya karena masih ada kesempatan bulan Oktober atau tahun depan. Tapi yang mau lihat open house kemarin silahkan saja berkunjung disini.
Kamis, 16 April 2009
Lagi, Sahabat-Award...
Sahabat, bukan sebatas kata-kata yang dieja
Bukan pula sebatas asa dan rasa
Sahabat, dalam suka dan duka
Bahkan dalam peluh dan air mata...
Makasih...makasih...makasih...cuma itu ucapan yang mungkin bisa saya ucapkan buat teman-teman, sahabat bloggers yang selalu mau berbagi, walau baru sebatas di dunia maya ini. Dan bikin saya makin tersanjung lagi dengan sederet award yang cantik-cantik seperti para sahabat yang memberinya.
Ada award dari Mbak Brown yang udah lama disimpan. Maaf ya Mbak Brown, awardnya digabung dan makasih banyak atas award cantiknya... :)
Dan yang nggak bosan-bosan ngasih saya award, walaupun saya nggak pernah ngasih apa-apa kecuali resep yang gatot dan menjelma jadi resepnya NagaBonar...xixixi...
Makasih banyak ya luveduCky, kamu memang pantas untuk dicintai...;)
Dan sebagai syaratnya, saya diminta untuk menyebarkan award tersebut kepada para sahabat bloggers dimanapun berada. Karena saya sayang sama semua sahabats, tanpa pandang bulu dan pandang domisili, saya hadiahkan semua award di atas buat para sahabats semua, baik di Indonesia, di Malaysia, di Singapura, di Jepang, di Qatar, di Sweden, di Jerman, di Australia, atau di belahan bumi lainnya.
Ayo, silahkan ditangkap dan dipeluk ya sahabats...:D
Bukan pula sebatas asa dan rasa
Sahabat, dalam suka dan duka
Bahkan dalam peluh dan air mata...
Makasih...makasih...makasih...cuma itu ucapan yang mungkin bisa saya ucapkan buat teman-teman, sahabat bloggers yang selalu mau berbagi, walau baru sebatas di dunia maya ini. Dan bikin saya makin tersanjung lagi dengan sederet award yang cantik-cantik seperti para sahabat yang memberinya.
Ada award dari Mbak Brown yang udah lama disimpan. Maaf ya Mbak Brown, awardnya digabung dan makasih banyak atas award cantiknya... :)
Dan yang nggak bosan-bosan ngasih saya award, walaupun saya nggak pernah ngasih apa-apa kecuali resep yang gatot dan menjelma jadi resepnya NagaBonar...xixixi...
Makasih banyak ya luveduCky, kamu memang pantas untuk dicintai...;)
Dan sebagai syaratnya, saya diminta untuk menyebarkan award tersebut kepada para sahabat bloggers dimanapun berada. Karena saya sayang sama semua sahabats, tanpa pandang bulu dan pandang domisili, saya hadiahkan semua award di atas buat para sahabats semua, baik di Indonesia, di Malaysia, di Singapura, di Jepang, di Qatar, di Sweden, di Jerman, di Australia, atau di belahan bumi lainnya.
Ayo, silahkan ditangkap dan dipeluk ya sahabats...:D
Rabu, 15 April 2009
Homemade Chicken Nugget
Chicken Nugget menjadi favorit keluargaku selain karena rasanya yang enak dan crispy, tetapi juga karena pengolahannya yang mudah dan praktis. Kandungan bahannya yang tidak mengandung penguat rasa maupun pewarna makanan, menjadikannya pilihan sehat untuk tambah lagi...lagi... dan lagi...:)
Bahan :
100 gr udang kupas
650 gr daging ayam tanpa lemak dan urat, potong 2cm
3 sdt bawang putih bubuk
2 sdt garam halus
1/2 sdt lada bubuk
1 sdt pala bubuk
2 sdt fruits oil
Lapisan :
1 btr telur kocok lepas
tepung terigu secukupnya
tepung panir secukupnya
Cara Membuat :
1.Giling daging ayam dan udang dalam food processor sampai lembut.
2.Pindahkan dalam wadah, masukkan semua bumbu, uleni rata.
3.Siapkan keertas aluminium foil, letakkan 4 sdm adonan, gulung rapat dan padatkan.
4.Lakukan sampai adonan habis, kukus selama 20 menit atau sampai matang.
5.Buka bungkusannya, iris sesuai selera.
6.Beri lapisan berturut-turut tepung terigu, telur, dan tepung panir.
7.Lakukan sampai selesai, tata dalam wadah bertutup, simpan dalam freezer.
8.Keluarkan dari freezer sesaat sebelum digoreng.
9.Goreng dalam minyak banyak dan panas sedang.
10.Siap dihidangkan hangat. *nyam...nyam...*
Minggu, 12 April 2009
Air Matanya...
Suaranya begitu khas di telingaku
Dengan dialek kentalnya yang ceria selalu
Tak perlu menatapnya aku khan tahu
Ia memulai cakapnya dengan senyum terhias
Semua kata mengalir deras dan jelas
Lisan penuh makna bergulir dengan lugas
Lama, senyum itu berubah warna
Kali pertama, lisan itu tercekat terbata-bata
Tak kuasa, air itupun mengalir penuh makna
Semua hening tak tahu apa
Semua larut dalam air matanya
Semua mengerti isi hatinya
Sahabat,
Airmatamu adalah airmata kami
Susah hatimu adalah susah hati kami
Rindu birumu adalah rindu biru kami
Sahabat,
Kutahu rindumu akan menenangkanmu
Kutahu airmatamu akan menguatkanmu
Kutahu cahaya hatimu akan menegarkanmu...
"There's the day when you'll be home, together..."
Sabtu, 11 April 2009
Falling Sakura...
Masih seputar sakura, hari ini hanami terakhir yang bisa dinikmati karena bunga sakura terus berguguran tertiup hembusan angin...
Karena beberapa waktu lalu ada beberapa teman-teman yang tidak dapat menikmati sakura di Tsukuba International House, hari ini ibu-ibu MiNRa (Muslimah Indonesia Ibaraki) mengadakan hanami di sekitar Amakubo Ike.
Alhamdulillah... cuaca hari ini sangat mendukung. Bunga sakura yang hanya mekar di musim semi ini, dan hanya dalam tempo satu minggu akan mulai berguguran tertiup angin ataupun hujan. Sakura tahun ini mudah-mudahan menjadi kenangan indah buat teman-teman semua yang telah menyaudara di perantauan...
Jumat, 10 April 2009
Opening Ceremony
Alhamdulillah... akhirnya hari ini resmi sudah si kecil Yaser bergabung di Azuma Youchien (Taman Kanak-kanak Azuma). Hari pertama bergabungnya Yaser diresmikan dengan acara Nyu Gaku Siki (Opening Ceremony) dengan kehadiran para orangtua masing-masing murid.
Berbeda dengan di negeri sendiri, di Jepang sangat mementingkan acara pembukaan ini. Karenanya, baik para orangtua maupun para murid dianjurkan untuk mengenakan pakaian resmi, bahkan ada juga yang berpakaian tradisional Jepang.
Saya pribadi lebih nyaman dengan pakaian muslimah, kebetulan ada temannya juga yang berasal dari Pakistan.
Opening Ceremony hari ini dibuka dengan perkenalan kepada para guru, staf sekolah, dan juga dihadiri para pejabat bidang pendidikan tingkat kota Tsukuba. Para murid juga diperkenalkan dengan lingkungan sekolah terutama lingkungan kelasnya.
Untuk TK Kecil seusia Yaser (4-5 thn), dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu kelas Sumire (jenis bunga warna pink) dan Tanpopo (jenis bunga warna kuning). Yaser dan temannya Abu Bakar, yang berasal dari Pakistan, termasuk dalam kelas Tanpopo.
Hmm, semoga dengan bergabungnya Yaser di lingkungan sekolah formal, semakin menjadikannya anak yang sholih, anak yang cerdas, yang mandiri, yang berbudi luhur, dan yang terpenting lagi bisa bersosialisasi dengan baik terhadap lingkungannya.
Yaser kun, ganbatte ne...:)
Rabu, 08 April 2009
Sakura...
Walaupun sudah ikutan Hanami bersama teman-teman disini, hari ini aku dan si kecil Yaser dan Hasya, memutuskan untuk menikmati bunga sakura lagi. This could be our last chance to smell the sakura in Japan...
Lokasinya kami ambil di Amakubo Ike, masih di wilayah kampus Tsukuba University dan jaraknya sangat dekat dengan tempat kami tinggal, hanya 10 menit by bus. Disini, bunga sakuranya sangat rimbun dan sedang cantik-cantiknya.
Menikmati keindahan dan keunikan bunga sakura ini, membuatku semakin bersyukur dengan segala keagunganNya, dengan segala nikmatNya yang tak terhingga dan tak terhitung...
Alhamdulillah...Alhamdulillah...Alhamdulillah...
Maka dengan nikmat Allah yang manakah yang engkau pungkiri???
Hati...
Gerimis hati terus saja menari
Membeku walau di hangatnya hari
Membiru walau di merahnya hati
Entah apa yang kucari
Entah apa yang kunanti
Semuanya tak pernah pasti
Berangan terlalu tinggi
Berharap bagaikan mimpi
Berkeinginan melampaui hati
Karena hidup bukanlah mati
Menjaga hati yang sering berganti
Selalu denganNya semua kan terjawab pasti...
"Allahu robbii laa usyriku bihi syaian" (HR.Abu Dawud)
Selasa, 07 April 2009
Friendship : Award-Tag
Hmmm, dapat award and tag lagi nich dari teman-teman yang baik hati dan tidak sombong...:) Sebelum kelamaan dan jadi basi, langsung dech ditampilkan berikut ini...
Award itu dapat dari Mbak Narti, mamanya Haqi, seorang sahabat yang juga sedang dirantau di negeri berpasir Qatar. Makasih banyak ya Mam...*tersanjungdotcom*
Selanjutnya tag dan award dari sahabat di kalimantan, dengan keunikan namanya Didoy aka Kodoy...
5 Facts about Umi Rina bisa dilihat disini ya Didoy... Makasih banyak atas tag-awardnya.
Senang rasanya bisa memiliki banyak sahabat, walaupun baru sebatas di dunia maya, siapa tahu suatu hari nanti bisa kopdar ya...:) Dan semoga persahabatan ini bisa terus terjalin dengan baik, menyemai persahabatan dan persaudaraan...
Selanjutnya award di atas saya persembahkan kepada sahabat semuanya yang mampir, dan mohon konfirmasinya bila berkenan.
Love u all friends...
Award itu dapat dari Mbak Narti, mamanya Haqi, seorang sahabat yang juga sedang dirantau di negeri berpasir Qatar. Makasih banyak ya Mam...*tersanjungdotcom*
Selanjutnya tag dan award dari sahabat di kalimantan, dengan keunikan namanya Didoy aka Kodoy...
5 Facts about Umi Rina bisa dilihat disini ya Didoy... Makasih banyak atas tag-awardnya.
Senang rasanya bisa memiliki banyak sahabat, walaupun baru sebatas di dunia maya, siapa tahu suatu hari nanti bisa kopdar ya...:) Dan semoga persahabatan ini bisa terus terjalin dengan baik, menyemai persahabatan dan persaudaraan...
Selanjutnya award di atas saya persembahkan kepada sahabat semuanya yang mampir, dan mohon konfirmasinya bila berkenan.
Love u all friends...
Senin, 06 April 2009
Banyak atau Cukup
Krisis ekonomi dunia belakangan ini sungguh memberikan dampak yang luar biasa di negara manapun, tak terkecuali Indonesia. Jika pengusaha saja banyak yang gulung tikar, apalagi seorang pekerja biasa...
Jika harga barang-barang terus melambung, sementara pendapatan semakin terjun bebas. Tak heran jika banyak orang bilang, "Mau beli susu anak saja tidak cukup, gimana mau beli yang lain? Apalagi bersedekah ataupun memikirkan orang lain???"
Atau ada juga yang bilang, "Nanti kalau aku sudah banyak uang, aku akan sedekah yang banyak." "Nanti kalau aku sudah kaya, aku akan membuat masjid, memberi makan fakir miskin, dan sebagainya..."
Pertanyaannya adalah, apakah harus menunggu kaya untuk bisa berbuat baik? Apakah harus menunggu banyak uang untuk bisa berbagi dengan yang memerlukan? Apakah harus menunggu semua kebutuhan pribadi terpenuhi baru mau bersedekah???
Bukankah ukuran 'banyak' atau 'cukup' sangat tergantung kepada si empunya diri? Bukankah ukuran 'banyak' atau 'cukup' hanyalah permainan kata yang maknanya sendiri hanyalah si empunya diri yang paling mengetahui?
Jika seorang nenek yang berusia kepala enam, tetap berusaha dengan profesinya sebagai penyandang kista yang bertugas membersihkan halaman sebuah sekolah di pelosok desa di belahan timur pulau jawa, yang berpenghasilan beberapa ribu rupiah saja sehari, beliau masih bisa menyisihkan rezkinya untuk berinfak dan bersedekah. Bagaimana dengan Anda??? Akankah keterpurukan ekonomi, kekurangan dan kesusahan akan menghalangi niat Anda untuk berbagi dengan sesama???
Ketika matahari terbit di ufuk timur, ada dua malaikaat yang berkata,
"Wahai manusia, sambutlah rezki dari Tuhanmu. Sesungguhnya rezki yang sedikit tetapi cukup 'lebih baik' daripada harta yang banyak namun meelalaikan."
Dan ketika matahari terbenam di sore hari, kedua malaikat tersebut berdo'a,
"Ya Allah, menggantilah Engkau pada rezkinya orang-orang yang telah menginfakkan rezki dariMu, dan berilah kerusakan kepada orang-orang yang menahan pada hartanya."
(HR. Ahmad)
Jika harga barang-barang terus melambung, sementara pendapatan semakin terjun bebas. Tak heran jika banyak orang bilang, "Mau beli susu anak saja tidak cukup, gimana mau beli yang lain? Apalagi bersedekah ataupun memikirkan orang lain???"
Atau ada juga yang bilang, "Nanti kalau aku sudah banyak uang, aku akan sedekah yang banyak." "Nanti kalau aku sudah kaya, aku akan membuat masjid, memberi makan fakir miskin, dan sebagainya..."
Pertanyaannya adalah, apakah harus menunggu kaya untuk bisa berbuat baik? Apakah harus menunggu banyak uang untuk bisa berbagi dengan yang memerlukan? Apakah harus menunggu semua kebutuhan pribadi terpenuhi baru mau bersedekah???
Bukankah ukuran 'banyak' atau 'cukup' sangat tergantung kepada si empunya diri? Bukankah ukuran 'banyak' atau 'cukup' hanyalah permainan kata yang maknanya sendiri hanyalah si empunya diri yang paling mengetahui?
Jika seorang nenek yang berusia kepala enam, tetap berusaha dengan profesinya sebagai penyandang kista yang bertugas membersihkan halaman sebuah sekolah di pelosok desa di belahan timur pulau jawa, yang berpenghasilan beberapa ribu rupiah saja sehari, beliau masih bisa menyisihkan rezkinya untuk berinfak dan bersedekah. Bagaimana dengan Anda??? Akankah keterpurukan ekonomi, kekurangan dan kesusahan akan menghalangi niat Anda untuk berbagi dengan sesama???
Ketika matahari terbit di ufuk timur, ada dua malaikaat yang berkata,
"Wahai manusia, sambutlah rezki dari Tuhanmu. Sesungguhnya rezki yang sedikit tetapi cukup 'lebih baik' daripada harta yang banyak namun meelalaikan."
Dan ketika matahari terbenam di sore hari, kedua malaikat tersebut berdo'a,
"Ya Allah, menggantilah Engkau pada rezkinya orang-orang yang telah menginfakkan rezki dariMu, dan berilah kerusakan kepada orang-orang yang menahan pada hartanya."
(HR. Ahmad)
Minggu, 05 April 2009
Apple Pie
Ada apel nganggur, hampir seminggu nggak diutak-atik sama anak-anak. So, akhirnya dibuatkanlah pie buah apel atau bahasa kerennya Apple Pie. Aroma apel memang selalu menggoda selera, apalagi kalau baru saja dipanggang, eehmmmm.....
Resep asli nyontek dari Uni Tika di Sweden, makasih ya Uni...:)
Dan seperti biasa sudah mengalami beberapa perubahan sesuai persediaan dapurnya Umi Rina...;)
Bahan Kulit :
175 gr tepung terigu all purpose
125 gr butter
1 btr telur
Bahan Isi :
1 buah apel merah besar
25 gr butter
50 gr gula pasir
125 ml whiiped cook, kocok menjadi cream
2 sdm cream cheese
1 btr telur, kocok lepas
Cara Membuat :
1.Siapkan loyang bongkar pasang diameter 20 cm, olesi margarine, sisihkan.
2.Campur dan uleni bahan kulit sampai rata, bulatkan, simpan dalam lemari es minimal 1 jam.
3.Keluarkan dari lemari es, giling di atas meja kerja bertabur terigu sesuai diameter loyang, lebihkan sampai setinggi setengahnya tinggi loyang.
4.Sementara panaskan oven suhu 200 C, tusuk-tusuk dasar adonan dan pinggiran adonan dengan bantuan garpu.
5.Tutup loyang dengan aluminium foil, oven selama 15 menit, biarkan sampai apel siap ditata.
6.Kupas apel, buang tengahnya, iris tipis membujur sesuai ketebalan kulit pie.
7.Cairkan butter, masukkan gula biarkan larut, masukkan apel, aduk rata, biarkan mendidih, angkat.
8.Tata apel dalam loyang, sisihkan.
9.Panaskan kembali oven suhu 200 C, sementara didihkan cream dan cream cheese sambil sesekali diaduk.
10.Masukkan telur kocok, adukk rata, angkat dari api (jangan dimasak).
11.Siram saus diatas apel, oven selama 20-25 menit.
12.Siap disajikan hangat atau dingin, eehhmmmm....*slurrpp*
Sabtu, 04 April 2009
Hanami 2009
Musim haru atau musim semi di Jepang sangat identik dengan Hanami. Hanami dilakukan untuk menikmati keindahan bunga sakura yang berkembang dan mekar di musim ini. Tidak saja nihonjin (bangsa Jepang) yang mengadakan hanami ini, warga PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Tsukuba Ibaraki pun juga tidak mau ketinggalan...
Hanami tahun ini mengambil lokasi di Tsukuba International House (TIH). Sayangnya, tidak semua teman-teman bisa datang, termasuk Abi yang harus lembur di lab...:(
Ya, untuk teman-teman yang berhalangan datang, rencananya kita bikin hanamian lagi ya??? :) Mudah-mudahan bisa ikutan dan cuaca pada hari H-nya juga mendukung.
Langganan:
Postingan (Atom)