Lagi 'BT' masak sebenarnya,nyari yang gampang masaknya. Eh, ada udang nganggur nich. Maunya dikasih cabe ijo, tapi nggak ada, adanya buncis.
Jadilah udang campur buncis...ehm....:)
Bahan :
10 ekor udang besar segar, kupas kulitnya
10 batang buncis, potong 2cm
2 buah cabe merah, iris serong
2 siung bawang putih, haluskan
1/4 bag bawang bombay, iris halus
1 sdt jahe bubuk (bisa diganti jahe segar 1cm, keprek)
1 sdt garam
1 sdt kecap manis (bisa ditambah bagi yang suka manis)
1 sdm minyak sayur
150 ml air
Cara Membuat :
1. Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga harum.
2. Masukkan udang dan cabe merah, tumis hingga udang berubah warna.
3. Masukkan buncis, tumis sebentar, tambahkan air dan bumbu lainnya.
4. Masak hingga matang dan air agak susut.
5. Siap dihidangkan hangat-hangat bersama nasi putih hangat.
Rabu, 30 April 2008
Kamis, 24 April 2008
Foamy Butter Cream
Sempet beberapa kali nyoba resep butter cream. Hasilnya, bikin kecewa...
Ada yang adonannya agak padat, tapi rasanya kok kurang enak dan kurang foamy. Atau malah sebaliknya, rasanya enak dan foamy, tapi nggak bisa buat bikin hiasan yang rada ngejelimet kayak mawar, alias adonannya terlalu encer...
Akhirnya, dapat juga adonan yang pas, rasanya enak dan tidak eneg, sekaligus enak juga untuk dibuat hiasan seperti mawar...:) Dan yang jelas, bahan-bahannya mudah didapat dan harganya terjangkau...
Bahan :
200 gr margarine (aku pake 'Topvalue')
50 gr gula tepung (bisa ditambah sesuai selera)
125 ml whip cook
pewarna sesuai selera
Cara Membuat :
1. Dalam satu wadah, kocok margarine dan gula tepung dengan mixer sampai foamy.
2. Matikan mixer, bersihkan pengocoknya dengan tisue.
3. Dalam wadah yang lain, kocok whip cook dengan mixer sampai foamy dan kaku.
4. Campur adonan 1 dan adonan 3, aduk rata dengan spatula.
5. Beri warna sesuai selera, aduk rata dengan spatula. Siap digunakan.
Catatan :
* Margarine bisa diganti dengan butter, tapi dengan margarine aja rasanya sudah seperti pakai butter loh...^-^
Ada yang adonannya agak padat, tapi rasanya kok kurang enak dan kurang foamy. Atau malah sebaliknya, rasanya enak dan foamy, tapi nggak bisa buat bikin hiasan yang rada ngejelimet kayak mawar, alias adonannya terlalu encer...
Akhirnya, dapat juga adonan yang pas, rasanya enak dan tidak eneg, sekaligus enak juga untuk dibuat hiasan seperti mawar...:) Dan yang jelas, bahan-bahannya mudah didapat dan harganya terjangkau...
Bahan :
200 gr margarine (aku pake 'Topvalue')
50 gr gula tepung (bisa ditambah sesuai selera)
125 ml whip cook
pewarna sesuai selera
Cara Membuat :
1. Dalam satu wadah, kocok margarine dan gula tepung dengan mixer sampai foamy.
2. Matikan mixer, bersihkan pengocoknya dengan tisue.
3. Dalam wadah yang lain, kocok whip cook dengan mixer sampai foamy dan kaku.
4. Campur adonan 1 dan adonan 3, aduk rata dengan spatula.
5. Beri warna sesuai selera, aduk rata dengan spatula. Siap digunakan.
Catatan :
* Margarine bisa diganti dengan butter, tapi dengan margarine aja rasanya sudah seperti pakai butter loh...^-^
Alergi 'Buta'
Semalam, sebelum tidur, anakku yang sulung, Amr, cerita tentang harinya di sekolah. Begitu juga dengan Irham. Ini memang kebiasaan aku dan anak-anak sebelum tidur, kalo lagi sempat...:)
Amr : Umi, tadi aku dan teman-teman main 'hyakyu'(baseball). Kalo hari minggu nanti aku janjian sama teman-teman main di sekolah, boleh?
Umi : Boleh..asal nggak lewat waktu sholatnya ya...:)
Amr : Ok, arigatou..
Umi : Kalo Iam tadi main apa?
Irham : Aku tadi main 'katchuboru' (bola tangkap). Lemparanku kenceng banget Mi, nggak ada yang bisa nangkep...
Umi : Wah, hebat dong...:)
Amr : Eh iya Mi, tadi teman-temanku nanya, kenapa aku nggak ikutan catering dari sekolah... Trus aku bilang, aku alergi sama 'buta'(babi). Habis, kalo aku jelasin soal Islam, pasti temenku pada nggak ngerti dech...:)
Umi : :) Pinter kamu! Itu alasannya masuk akal kok. Ya, mereka sebenernya heran kok kamu beda sama mereka, makanya nanya begitu. Tapi dengan jawaban kamu, itu namanya kamu menghormati mereka dan mereka juga sebaliknya, meghormati perbedaan kamu dan mereka...:)
Nggak nyangka ya, anak-anak sekarang ternyata sudah punya pemikiran yang membanggakan. Tidak perlu bohong dan tidak perlu malu dengan perbedaan...:)
Amr : Umi, tadi aku dan teman-teman main 'hyakyu'(baseball). Kalo hari minggu nanti aku janjian sama teman-teman main di sekolah, boleh?
Umi : Boleh..asal nggak lewat waktu sholatnya ya...:)
Amr : Ok, arigatou..
Umi : Kalo Iam tadi main apa?
Irham : Aku tadi main 'katchuboru' (bola tangkap). Lemparanku kenceng banget Mi, nggak ada yang bisa nangkep...
Umi : Wah, hebat dong...:)
Amr : Eh iya Mi, tadi teman-temanku nanya, kenapa aku nggak ikutan catering dari sekolah... Trus aku bilang, aku alergi sama 'buta'(babi). Habis, kalo aku jelasin soal Islam, pasti temenku pada nggak ngerti dech...:)
Umi : :) Pinter kamu! Itu alasannya masuk akal kok. Ya, mereka sebenernya heran kok kamu beda sama mereka, makanya nanya begitu. Tapi dengan jawaban kamu, itu namanya kamu menghormati mereka dan mereka juga sebaliknya, meghormati perbedaan kamu dan mereka...:)
Nggak nyangka ya, anak-anak sekarang ternyata sudah punya pemikiran yang membanggakan. Tidak perlu bohong dan tidak perlu malu dengan perbedaan...:)
Roses and Roses...
Abis kursus kilat bikin 'Roses' sama Bunda Shinta. Sekali nyoba, jadi kepingin bikin roses terus-terusan...:)
Kebetulan, kemarin ultahnya My beloved Hubby. Jadi sekalian dech praktek Roses untuk hiasan kuenya. Kata Abi sich, baguss...Yang pas mawarnya malah dipotong terus dibawa ke lab buat Sensei. Kata Senseinya dan beberapa teman Abi yang nyobain itu cake, enak dan cantik, sampai ada yang mau belajar bikin kue sama Aku...hehehe...(nggak salah tuh...:))Padahal itu mawar, asli belepotan...:)
Hari ini, bikin mawar lagi...pink and white roses. Gini nich kalo lagi seneng sama sesuatu...
Kayaknya hasilnya sich lebih smooth, gimana menurut Anda???:)
Kebetulan, kemarin ultahnya My beloved Hubby. Jadi sekalian dech praktek Roses untuk hiasan kuenya. Kata Abi sich, baguss...Yang pas mawarnya malah dipotong terus dibawa ke lab buat Sensei. Kata Senseinya dan beberapa teman Abi yang nyobain itu cake, enak dan cantik, sampai ada yang mau belajar bikin kue sama Aku...hehehe...(nggak salah tuh...:))Padahal itu mawar, asli belepotan...:)
Hari ini, bikin mawar lagi...pink and white roses. Gini nich kalo lagi seneng sama sesuatu...
Kayaknya hasilnya sich lebih smooth, gimana menurut Anda???:)
Minggu, 20 April 2008
Kasumigaura Sogo Koen
Bunga Tulip biasanya identik dengan Negeri Kincir Air alias Belanda. Tapi, di Jepang juga ada loh bunga Tulip yang ada kincir anginnya ...
Hari ini, seperti telah direncanakan sebelumnya, kita jalan-jalan ke Kasumigaura Sogo Koen, Tsuchiura. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kita, sekitar 30-45 menit perjalanan dengan mobil.
Tempat ini milik pemerintah, jadi tidak dipungut biaya untuk bisa masuk ke dalamnya. Gratis!!! Kasumigaura ini terkenal dengan Bunga Tulipnya, Kincir Angin besar, danaunya yang luas, dan juga ada koennya (taman bermain untuk keluarga).
Bunga Tulipnya warna-warni loh, cantiiik banget...Menurut teman-teman yang sudah biasa berkunjung kesini, susunan warna dari bunga tulip tersebut setiap tahunnya selalu berbeda. Jadi, tiap tahun datang kesini nggak bakalan bosan dech...:)
Yang jelas sich, keliatan sekali kalo anak-anak sukaaa banget sama tempat ini...
Ada yang mau lihat Bunga Tulip??? Nikmati aja foto-fotonya ya...:)
Ngomong-ngomong, danaunya mana ya??? Lupa nggak difoto...:(
Hari ini, seperti telah direncanakan sebelumnya, kita jalan-jalan ke Kasumigaura Sogo Koen, Tsuchiura. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kita, sekitar 30-45 menit perjalanan dengan mobil.
Tempat ini milik pemerintah, jadi tidak dipungut biaya untuk bisa masuk ke dalamnya. Gratis!!! Kasumigaura ini terkenal dengan Bunga Tulipnya, Kincir Angin besar, danaunya yang luas, dan juga ada koennya (taman bermain untuk keluarga).
Bunga Tulipnya warna-warni loh, cantiiik banget...Menurut teman-teman yang sudah biasa berkunjung kesini, susunan warna dari bunga tulip tersebut setiap tahunnya selalu berbeda. Jadi, tiap tahun datang kesini nggak bakalan bosan dech...:)
Yang jelas sich, keliatan sekali kalo anak-anak sukaaa banget sama tempat ini...
Ada yang mau lihat Bunga Tulip??? Nikmati aja foto-fotonya ya...:)
Ngomong-ngomong, danaunya mana ya??? Lupa nggak difoto...:(
Semar Mendem
Dari semalam udah siap-siap nich mau bikin 'Semar Mendem Betulan', yang sebelumnya pernah 'asal bikin'...:)
Sengaja bikin semar mendem buat bekal jalan-jalan tadi pagi. Resep aslinya dari berbagai sumber, dimodifikasi sendiri dech...
Bahan Isi (Serabut Ayam) :
2 potong ayam boneless, buang kulit dan lemaknya, potong-potong, rebus hingga empuk
1 sdm minyak sayur
1 sdt bawang putih bubuk
1 sdt jahe bubuk
1 sdt pala bubuk
1 sdt ketumbar bubuk
1 sdt lengkuas bubuk
1 sdm garam
1 sdm kecap manis
Cara Membuat Serabut Ayam :
1. Setelah ayam empuk, cincang halus, sisihkan.
2. Panaskan minyak, masukkan ayam, masak hingga berubah warna.
3. Masukkan semua bumbu/bahan lainnya, aduk rata.
4. Masak hingga agak kering, siap digunakan.
Bahan Kulit Pembungkus :
5 btr telur, kocok lepas
1 sdm tepung terigu
150 ml susu cair (atau bisa pake santan)
1 sdt garam
Cara Membuat :
1. Aduk rata semua bahan hingga menjadi adonan, saring bila perlu.
2. Panaskan wajan anti lengket ukuran 18-20 cm, usapkan dengan minyak sayur.
3. Tuang 1 sendok sayur adonan ke atas wajan, ratakan.
4. Biarkan pinggiran kulit lepas, angkat.
5. Lakukan sampai adonan habis, sisihkan.
Bahan Semar Mendem :
500 gr beras ketan, cuci bersih
500 ml santan sedang
1 sdt garam
1 btg sereh, memarkan, ikat
3 lembar daun salam
2 cm lengkuas, keprek
Cara Membuat :
1. Masukkan semua bahan dalam rice cooker, aduk rata, masak seperti memasak nasi.
2. Setelah matang, aduk rata, biarkan dingin.
3. Ambil 1 sdm adonan ketan, isi dengan 1 sdt serabut ayam, rapatkan dan bentuk agak lonjong.
4. Bungkus dengan kulit seperti cara melipat risoles.
5. Lakukan sampai selesai, siap dihidangkan.
Catatan :
*Adonan kulit jadinya 20 lembar.
**Adonan ketan berisi serabut yang nggak kebagian kulit jadinya dibungkus plastik, kayak lemper...:)
Sengaja bikin semar mendem buat bekal jalan-jalan tadi pagi. Resep aslinya dari berbagai sumber, dimodifikasi sendiri dech...
Bahan Isi (Serabut Ayam) :
2 potong ayam boneless, buang kulit dan lemaknya, potong-potong, rebus hingga empuk
1 sdm minyak sayur
1 sdt bawang putih bubuk
1 sdt jahe bubuk
1 sdt pala bubuk
1 sdt ketumbar bubuk
1 sdt lengkuas bubuk
1 sdm garam
1 sdm kecap manis
Cara Membuat Serabut Ayam :
1. Setelah ayam empuk, cincang halus, sisihkan.
2. Panaskan minyak, masukkan ayam, masak hingga berubah warna.
3. Masukkan semua bumbu/bahan lainnya, aduk rata.
4. Masak hingga agak kering, siap digunakan.
Bahan Kulit Pembungkus :
5 btr telur, kocok lepas
1 sdm tepung terigu
150 ml susu cair (atau bisa pake santan)
1 sdt garam
Cara Membuat :
1. Aduk rata semua bahan hingga menjadi adonan, saring bila perlu.
2. Panaskan wajan anti lengket ukuran 18-20 cm, usapkan dengan minyak sayur.
3. Tuang 1 sendok sayur adonan ke atas wajan, ratakan.
4. Biarkan pinggiran kulit lepas, angkat.
5. Lakukan sampai adonan habis, sisihkan.
Bahan Semar Mendem :
500 gr beras ketan, cuci bersih
500 ml santan sedang
1 sdt garam
1 btg sereh, memarkan, ikat
3 lembar daun salam
2 cm lengkuas, keprek
Cara Membuat :
1. Masukkan semua bahan dalam rice cooker, aduk rata, masak seperti memasak nasi.
2. Setelah matang, aduk rata, biarkan dingin.
3. Ambil 1 sdm adonan ketan, isi dengan 1 sdt serabut ayam, rapatkan dan bentuk agak lonjong.
4. Bungkus dengan kulit seperti cara melipat risoles.
5. Lakukan sampai selesai, siap dihidangkan.
Catatan :
*Adonan kulit jadinya 20 lembar.
**Adonan ketan berisi serabut yang nggak kebagian kulit jadinya dibungkus plastik, kayak lemper...:)
Kamis, 17 April 2008
Gado-gado
Mendung gini, enak juga makan 'gado-gado'. Jadi inget sama gado-gado yang biasa mangkal di depan kantor dulu, bumbunya itu...TOP ABISZ...ehm...
Kalo gado-gado disini nich, ya pake sayurannya yang ada aja. Yang penting khan bumbunya tuh... (Ada yang nggak mau ke lab loh, kalo belum disuguhin 'brunch' gado-gado...minta nambah pula...:))
Bahan Campuran :
Telur rebus, belah sesuai selera
Bayam, kukus
Wortel, potong korek api, kukus
Daun kol, kukus
Kentang, kukus
Tahu goreng, potong-potong
Ketimun segar, iris-iris
Bahan bumbu :
50 gr kacang goreng
5 buah cabe merah
1/2 sdt terasi
2 biji asam kandis
1 sdm peanut butter (optional)
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
2 sdm gula merah
1 sdt air jeruk nipis (kalo bisa jeruk sate)
1 sdt kecap manis
75 cc air
Pelengkap :
Bawang goreng
Kerupuk udang
Cara Membuat Bumbu :
1. Rebus cabe bersama asam kandis hingga layu, angkat cabenya.
2. Giling kacang hingga halus, sisihkan.
3. Haluskan (diulek) cabe, terasi, garam, gula merah, gula pasir, kacang giling, sambil tambahkan air asam sedikit-sedikit.
4. Setelah semua halus dan rata, pindahkan ke wadah.
5. Tambahkan peanut butter, kecap manis, air jeruk nipis, aduk rata.
6. Cicipi bumbu, bisa ditambahkan garam, gula, atau air.
7. Siap digunakan.
Penyelesaian :
1. Tata semua bahan gado-gado dalam piring saji.
2. Siram bumbunya, taburi bawang goreng dan kerupuk.
3. Siap dihidangkan....nyam...nyam...nyam...:)
Kalo gado-gado disini nich, ya pake sayurannya yang ada aja. Yang penting khan bumbunya tuh... (Ada yang nggak mau ke lab loh, kalo belum disuguhin 'brunch' gado-gado...minta nambah pula...:))
Bahan Campuran :
Telur rebus, belah sesuai selera
Bayam, kukus
Wortel, potong korek api, kukus
Daun kol, kukus
Kentang, kukus
Tahu goreng, potong-potong
Ketimun segar, iris-iris
Bahan bumbu :
50 gr kacang goreng
5 buah cabe merah
1/2 sdt terasi
2 biji asam kandis
1 sdm peanut butter (optional)
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
2 sdm gula merah
1 sdt air jeruk nipis (kalo bisa jeruk sate)
1 sdt kecap manis
75 cc air
Pelengkap :
Bawang goreng
Kerupuk udang
Cara Membuat Bumbu :
1. Rebus cabe bersama asam kandis hingga layu, angkat cabenya.
2. Giling kacang hingga halus, sisihkan.
3. Haluskan (diulek) cabe, terasi, garam, gula merah, gula pasir, kacang giling, sambil tambahkan air asam sedikit-sedikit.
4. Setelah semua halus dan rata, pindahkan ke wadah.
5. Tambahkan peanut butter, kecap manis, air jeruk nipis, aduk rata.
6. Cicipi bumbu, bisa ditambahkan garam, gula, atau air.
7. Siap digunakan.
Penyelesaian :
1. Tata semua bahan gado-gado dalam piring saji.
2. Siram bumbunya, taburi bawang goreng dan kerupuk.
3. Siap dihidangkan....nyam...nyam...nyam...:)
Senin, 14 April 2008
Sosis Ayam
Sosis...sosis... Ada yang mau sosis ayam?? Bikinnya mudah dan nggak perlu bumbu macam-macam, tanpa pewarna dan MSG...
Cocok dech buat anak-anak, dan cocok dimasak apa aja...:)
Kalau sosis yang diproduksi secara masal, biasanya menggunakan 'casing' alami ataupun casing buatan. Casing alami biasanya bahannya dari usus sapi, ayam, ataupun 'babi'. Pengolahannya biasanya langsung dimasak, tidak perlu dikupas seperti casing buatan.
Untuk Sosis Ayam resepku ini, casingnya aluminium foil...:)
Bahan :
500 gr daging ayam boneless, buang urat, kulit dan lemaknya
1 1/2 sdm garam
1 sdm bawang putih bubuk
1 sdt merica bubuk
1 sdt pala bubuk
1 sdm minyak wijen
Cara Membuat :
1. Potong-potong daging ayam 2 cm.
2. Giling dalam food processor/blender, hingga halus.
3. Pindahkan dalam wadah, campur rata dengan semua bahan.
4. Ambil 1 sdm adonan, bungkus memanjang dengan alufoil, sambil dipadatkan.
5. Tutup ujung-ujungnya seperti permen.
6. Kukus selama 20 menit, biarkan dingin, kupas alufoilnya.
7. Siap digunakan atau bisa disimpan dalam plastik zipper dan masukkan dalam freezer.
Cocok dech buat anak-anak, dan cocok dimasak apa aja...:)
Kalau sosis yang diproduksi secara masal, biasanya menggunakan 'casing' alami ataupun casing buatan. Casing alami biasanya bahannya dari usus sapi, ayam, ataupun 'babi'. Pengolahannya biasanya langsung dimasak, tidak perlu dikupas seperti casing buatan.
Untuk Sosis Ayam resepku ini, casingnya aluminium foil...:)
Bahan :
500 gr daging ayam boneless, buang urat, kulit dan lemaknya
1 1/2 sdm garam
1 sdm bawang putih bubuk
1 sdt merica bubuk
1 sdt pala bubuk
1 sdm minyak wijen
Cara Membuat :
1. Potong-potong daging ayam 2 cm.
2. Giling dalam food processor/blender, hingga halus.
3. Pindahkan dalam wadah, campur rata dengan semua bahan.
4. Ambil 1 sdm adonan, bungkus memanjang dengan alufoil, sambil dipadatkan.
5. Tutup ujung-ujungnya seperti permen.
6. Kukus selama 20 menit, biarkan dingin, kupas alufoilnya.
7. Siap digunakan atau bisa disimpan dalam plastik zipper dan masukkan dalam freezer.
Nggak Punya Ibu...
Semalam, sekitar jam setengah sepuluh kita bersiap untuk tidur. Seperti biasa, kalo Abi pas di rumah, Abi yang meninabobokan Yaser dan Hasya dengan dongengnya. Semalam, dongeng Abi tentang keluarga Badak, yang akan segera mempunyai anggota baru dalam keluarga mereka...
Sedang tekunnya Abi bercerita, tiba-tiba Yaser nyeletuk...
Yaser : Anak badaknya kok punya Ibu, aku nggak punya Ibu...
Abi-Umi : ??? Lho, emangnya Yaser nggak punya Ibu???
Yaser : Iya tuh...aku nggak punya Ibu...Aku punyanya Umi...sama Bunda...
Abi : Iya, Umi khan sama dengan Ibu...
Yaser : Eeh, lain tuh...Umi khan nggak sama sama Ibu. Umi khan nggak sama sama Bunda...
Abi-Umi : Emang kalo Bunda apa?? :)
Yaser : Bunda Shinta, Bunda Dewi, Bunda Abang Ami...Aku khan nggak punya Ibu...
Abi-Umi : Ooo...:)) Ya udah, nanti kalau Yaser mau panggil Umi pake Ibu juga nggak apa-apa...:))
Yaser : Eeh, aku nggak mau...aku mau Umi aja...:))
Abi-Umi : :))
Sedang tekunnya Abi bercerita, tiba-tiba Yaser nyeletuk...
Yaser : Anak badaknya kok punya Ibu, aku nggak punya Ibu...
Abi-Umi : ??? Lho, emangnya Yaser nggak punya Ibu???
Yaser : Iya tuh...aku nggak punya Ibu...Aku punyanya Umi...sama Bunda...
Abi : Iya, Umi khan sama dengan Ibu...
Yaser : Eeh, lain tuh...Umi khan nggak sama sama Ibu. Umi khan nggak sama sama Bunda...
Abi-Umi : Emang kalo Bunda apa?? :)
Yaser : Bunda Shinta, Bunda Dewi, Bunda Abang Ami...Aku khan nggak punya Ibu...
Abi-Umi : Ooo...:)) Ya udah, nanti kalau Yaser mau panggil Umi pake Ibu juga nggak apa-apa...:))
Yaser : Eeh, aku nggak mau...aku mau Umi aja...:))
Abi-Umi : :))
Minggu, 13 April 2008
Gulai Nangka dan Telur
Makan rendang pake gulai nangka, ehmm...pas banget dech....
Gulai nangkanya minus cabe supaya bisa dimakan sama Irham dan Yaser yang nggak suka pedes. Ditambahin telur rebus favoritnya Irham, jadi dech, Gulai Nangka dan Telur...
Biar lebih ok lagi, ditambahin tetelan daging. Mantapzs.....
Bahan :
1 kaleng nangka muda, siram air, tiriskan, potong sesuai selera
4 btr telur rebus, kupas, sisihkan
50 gr daging sapi tetelan, potong kecil-kecil
Bumbu :
2 lembar daun salam
3 siung bawang putih, haluskan
1 btr bawang merah besar, haluskan
1 sdt ketumbar, haluskan
3 btr kemiri, haluskan
1 sdm bumbu gulai bubuk (warisan temen)
1 sdm garam
1 sdt gula merah
1 sdt gula pasir
250 ml santan kental
750 ml air
Cara Membuat :
1. Masukkan semua bahan dan bumbu dalam panci.
2. Masak dengan api sedang sampai mendidih sambil terus diaduk.
3. Kecilkan api, masak terus sambil sesekali diaduk.
4. Biarkan kuah mengental dan susut hingga minyak keluar.
5. Matikan api, siap dihidangkan bersama nasi putih dan rendang.
Sabtu, 12 April 2008
Rendang
Ada daging sapi nganggur di freezer, dah seminggu dicuekin. Kayaknya kalo bikin rendang, enak juga nich.
Kalo ngikutin resepnya 'My Mom', mestinya pake daun kunyit, kentang kecil dan lebih kering. Ditambah lagi cabe yang aku pake itu cabe merah thailand, yang rasanya pedas tapi warnanya kurang merah. Ya, hasilnya kayak gini nich...
'Ssst..., ada yang nambo loch...:)'
Bahan :
500 gr daging boneless, buang urat dan lemaknya, iris tipis (netnya 350gr)
6 buah cabe merah super hot, haluskan
4 siung bawang putih, haluskan
3 butir bawang merah, haluskan
1 cm jahe, haluskan
5 cm lengkuas, haluskan
1 btg sereh, ambil putihnya, memarkan, ikat
5 lembar daun jeruk
1 1/2 sdm garam
1 sdm gula pasir
1/2 sdt kunyit bubuk (gantinya daun kunyit)
600 ml santan kental
200 ml air
Cara Membuat :
1. Masukkan daging dan semua bahan lainnya dalam panci.
2. Masak dengan api sedang sambil terus diaduk hingga mendidih.
3. Kecilkan api, terus dimasak sambil sesekali diaduk.
4. Biarkan sampai kuah mengering dan minyak keluar.
5. Angkat dari api dan siap disantap bersama nasi hangat.
Kalo ngikutin resepnya 'My Mom', mestinya pake daun kunyit, kentang kecil dan lebih kering. Ditambah lagi cabe yang aku pake itu cabe merah thailand, yang rasanya pedas tapi warnanya kurang merah. Ya, hasilnya kayak gini nich...
'Ssst..., ada yang nambo loch...:)'
Bahan :
500 gr daging boneless, buang urat dan lemaknya, iris tipis (netnya 350gr)
6 buah cabe merah super hot, haluskan
4 siung bawang putih, haluskan
3 butir bawang merah, haluskan
1 cm jahe, haluskan
5 cm lengkuas, haluskan
1 btg sereh, ambil putihnya, memarkan, ikat
5 lembar daun jeruk
1 1/2 sdm garam
1 sdm gula pasir
1/2 sdt kunyit bubuk (gantinya daun kunyit)
600 ml santan kental
200 ml air
Cara Membuat :
1. Masukkan daging dan semua bahan lainnya dalam panci.
2. Masak dengan api sedang sambil terus diaduk hingga mendidih.
3. Kecilkan api, terus dimasak sambil sesekali diaduk.
4. Biarkan sampai kuah mengering dan minyak keluar.
5. Angkat dari api dan siap disantap bersama nasi hangat.
Masa Depan
'Wuss'... 'Wuss'... Angin laut di perairan Selat Sunda sejuk menerpa wajah Wita, yang tengah asyik melepas pandangannya ke laut lepas. Wita menarik nafas panjang dan tersenyum, terbayang sudah wajah Papa dan Mama yang menantinya di rumah...
Pemandangan indah di tengah laut, juga sepasang lumba-lumba yang terus menemani sepanjang perjalanan Wita di dalam kapal ferry yang ditumpanginya, membuat Wita sejenak terlupakan akan kepenatannya bekerja '8 haours a day', dan juga hiruk pikuknya dan hingar bingarnya sang Ibukota...
Papa memang benar, sesekali pergi berlibur ke kota kelahiran Papa, memang sangat menyenangkan. Sudah terbayang di benak Wita, makan durian Lampung yang ranum dan harum. Eehhmm...buahnya yang tebal dan bijinya yang kecil, sangat terasa
kenikmatannya sampai ke ujung-ujung jari...Lebih nikmat dibandingkan 'durian monthong' import yang sering dibanggakan teman-teman kantorku...
Ferry mulai merapat di pelabuhan Bakauheuni. Wita bersiap turun dari dek menuju parkiran mobil di bawah. Tak jauh dari tangga tempat Wita akan turun, terdengar suara tawa 'cekakak-cekikik' dan juga obrolan genit beberapa anak muda. Suara itu semakin lama semakin dekat, dan 'uppps', Wita berpegang erat pada pegangan tangga.
Hampir saja tubuh Wita terpelanting jatuh ke bawah. Kelompok anak-anak muda tadi telah menyerobot langkah Wita menuruni tangga menuju parkiran mobil. Tak ada kata 'maaf' apalagi rasa menyesal dari mereka. Wita hampir saja mengeluarkan kata-kata makian kepada mereka, tapi ia urungkan. Pikir Wita, buat apa aku marah-marah, hanya membuang-buang energi. Jelas-jelas mereka sudah tidak waras, terlebih bau alkohol yang Wita cium sewaktu mereka melewatinya. Kasihan anak-anak itu, batin Wita...
Hujan rintik mulai membasahi kaca mobil. Wita perlahan mengendarai 'accord' putih tahun '85, melalui jalan yang mulai menurun memasuki wilayah 'Kalianda'. Hujan yang mulai deras tidak mengurangi pemandangan indah sepanjang jalan. Deretan gunung kapur di sisi jalan, dan juga ombak yang bergulung menerpa pantai pasir putih. Sungguh, betapa indah anugerah-Nya, yang hanya bisa terlihat oleh mata-mata yang tahu bagaimana bersyukur kepada-Nya...
Asyik Wita menikmati pemandangan di sepanjang jalan, sampai pada satu sisi, Wita melihat kerumunan orang-orang. Jalan di depan terlihat macet. Wita menurunkan kaca jendela, berusaha mencari tahu, ada apakah gerangan??
"Ada tabrakan, Kak" itu yang terdengar oleh Wita. Hhmm, kecelakaan memang sering terjadi di sepanjang jalan lintas Sumatera ini, terlebih bila cuaca kurang mendukung seperti sekarang ini. Hati- hati dan kesabaran, hanya itu jawaban dalam situasi seperti ini.
Pelan-pelan Wita berusaha melanjutkan perjalanan, namun sepertinya kendaraan-kendaraan yang ada di depannya seperti terhenti. Tampak beberapa pemuda menghentikan beberapa mobil yang ada di depannya, dan juga mobil Wita.
"Kak, maaf...Mau minta tolong mengangkut para korban ke Rumah Sakit terdekat...Apakah bersedia??" Wita agak ragu, tapi hatinya terpanggil untuk bisa membantu. "Berapa orang korbannya? Mobil saya sepertinya tidak bisa memuat banyak orang..."
"Korbannya sebenarnya ada 5 orang ,Kak. Semuanya tewas dan sepertinya di mobil Kakak cukup satu korban saja. Korban yang perempuan saja ya Kak..."
'Inna lillahi wa Inna Ilaihi Roojii'uun...' Wita mengangguk, keluar dari mobil dan mempersiapkan jok belakang dengan alas. Beberapa pemuda menganagkat sesosok mayat perempuan, dan siap memasukkannya ke dalam mobil. Darah segar mengalir deras dari luka-luka di sekujur tubuh perempuan berkulit putih dan bertubuh molek itu. Wajahnya ditutupi robekan kertas koran, tapi sewaktu akan dimasukkan ke dalam mobil, tutup koran itu tersibak...
'Astaghfirulloh...' Wita terperanjat. Wajah itu, wajah itu sama dengan wajah perempuan yang di ferry tadi!! Ya, perempuan itulah yang tadi bersama keempat teman pemudanya, 'cekakak-cekikik' dan menabrak Wita di tangga.
Wita tak mampu mengeluarkan kata-kata, tapi hatinya sedih sekaligus bersyukur. Betapa usia manusia tak pernah bisa diterka. Betapa manusia amat sangat kecil dan penuh ketidakmampuan. Betapa manusia dengan segala ketidakpunyaannya dan ketidaksiapannya, akan kembali pulang ke sisi-Nya.
Siapa yang mengira, bahwa masa depan yang sesungguhnya adalah 5 menit di depan mata kita?
Dan buat Wita, ia tak ingin masa depannya 'berawal' seperti perempuan itu....
Pemandangan indah di tengah laut, juga sepasang lumba-lumba yang terus menemani sepanjang perjalanan Wita di dalam kapal ferry yang ditumpanginya, membuat Wita sejenak terlupakan akan kepenatannya bekerja '8 haours a day', dan juga hiruk pikuknya dan hingar bingarnya sang Ibukota...
Papa memang benar, sesekali pergi berlibur ke kota kelahiran Papa, memang sangat menyenangkan. Sudah terbayang di benak Wita, makan durian Lampung yang ranum dan harum. Eehhmm...buahnya yang tebal dan bijinya yang kecil, sangat terasa
kenikmatannya sampai ke ujung-ujung jari...Lebih nikmat dibandingkan 'durian monthong' import yang sering dibanggakan teman-teman kantorku...
Ferry mulai merapat di pelabuhan Bakauheuni. Wita bersiap turun dari dek menuju parkiran mobil di bawah. Tak jauh dari tangga tempat Wita akan turun, terdengar suara tawa 'cekakak-cekikik' dan juga obrolan genit beberapa anak muda. Suara itu semakin lama semakin dekat, dan 'uppps', Wita berpegang erat pada pegangan tangga.
Hampir saja tubuh Wita terpelanting jatuh ke bawah. Kelompok anak-anak muda tadi telah menyerobot langkah Wita menuruni tangga menuju parkiran mobil. Tak ada kata 'maaf' apalagi rasa menyesal dari mereka. Wita hampir saja mengeluarkan kata-kata makian kepada mereka, tapi ia urungkan. Pikir Wita, buat apa aku marah-marah, hanya membuang-buang energi. Jelas-jelas mereka sudah tidak waras, terlebih bau alkohol yang Wita cium sewaktu mereka melewatinya. Kasihan anak-anak itu, batin Wita...
Hujan rintik mulai membasahi kaca mobil. Wita perlahan mengendarai 'accord' putih tahun '85, melalui jalan yang mulai menurun memasuki wilayah 'Kalianda'. Hujan yang mulai deras tidak mengurangi pemandangan indah sepanjang jalan. Deretan gunung kapur di sisi jalan, dan juga ombak yang bergulung menerpa pantai pasir putih. Sungguh, betapa indah anugerah-Nya, yang hanya bisa terlihat oleh mata-mata yang tahu bagaimana bersyukur kepada-Nya...
Asyik Wita menikmati pemandangan di sepanjang jalan, sampai pada satu sisi, Wita melihat kerumunan orang-orang. Jalan di depan terlihat macet. Wita menurunkan kaca jendela, berusaha mencari tahu, ada apakah gerangan??
"Ada tabrakan, Kak" itu yang terdengar oleh Wita. Hhmm, kecelakaan memang sering terjadi di sepanjang jalan lintas Sumatera ini, terlebih bila cuaca kurang mendukung seperti sekarang ini. Hati- hati dan kesabaran, hanya itu jawaban dalam situasi seperti ini.
Pelan-pelan Wita berusaha melanjutkan perjalanan, namun sepertinya kendaraan-kendaraan yang ada di depannya seperti terhenti. Tampak beberapa pemuda menghentikan beberapa mobil yang ada di depannya, dan juga mobil Wita.
"Kak, maaf...Mau minta tolong mengangkut para korban ke Rumah Sakit terdekat...Apakah bersedia??" Wita agak ragu, tapi hatinya terpanggil untuk bisa membantu. "Berapa orang korbannya? Mobil saya sepertinya tidak bisa memuat banyak orang..."
"Korbannya sebenarnya ada 5 orang ,Kak. Semuanya tewas dan sepertinya di mobil Kakak cukup satu korban saja. Korban yang perempuan saja ya Kak..."
'Inna lillahi wa Inna Ilaihi Roojii'uun...' Wita mengangguk, keluar dari mobil dan mempersiapkan jok belakang dengan alas. Beberapa pemuda menganagkat sesosok mayat perempuan, dan siap memasukkannya ke dalam mobil. Darah segar mengalir deras dari luka-luka di sekujur tubuh perempuan berkulit putih dan bertubuh molek itu. Wajahnya ditutupi robekan kertas koran, tapi sewaktu akan dimasukkan ke dalam mobil, tutup koran itu tersibak...
'Astaghfirulloh...' Wita terperanjat. Wajah itu, wajah itu sama dengan wajah perempuan yang di ferry tadi!! Ya, perempuan itulah yang tadi bersama keempat teman pemudanya, 'cekakak-cekikik' dan menabrak Wita di tangga.
Wita tak mampu mengeluarkan kata-kata, tapi hatinya sedih sekaligus bersyukur. Betapa usia manusia tak pernah bisa diterka. Betapa manusia amat sangat kecil dan penuh ketidakmampuan. Betapa manusia dengan segala ketidakpunyaannya dan ketidaksiapannya, akan kembali pulang ke sisi-Nya.
Siapa yang mengira, bahwa masa depan yang sesungguhnya adalah 5 menit di depan mata kita?
Dan buat Wita, ia tak ingin masa depannya 'berawal' seperti perempuan itu....
Jumat, 11 April 2008
Whole-Red Cake for Salsabilla
Gini nich, kalo lagi seneng sama warna merah...Sampai-sampai kue tart buat Tata, cuma dikasih satu warna, 'Merah'!!
Udah lama niat mo ngasih kue tart buat Tata, best friend-nya anak-anakku...
Nah, hari ini pas ultahnya Tata, jadi sekalian dech.. Mentang-mentang baru dapat kiriman pasta warna merah, eeeh, itu kue kok jadi merah semua ya...:((
Udah terlanjur merah semua, jadi bingung mo dikasih apa lagi ya???:((
Aduuuh...Tata, maafin Umi ya...:(
Walaupun wujud kuenya tidak seperti yang direncanakan, yang jelas kue ini dibuat dengan rasa sayang Umi, Abi, Mas Amr, Mas Irham, adik Yaser dan adik Hasya...:))
Semoga bisa menjadi kenangan indah buat semuanya...:))
Met Ultah ya Salsabilla (Tata).....
Semoga selalu bahagia dan menjadi anak yang sholihah, sehat dan cerdas...amiiin...
Udah lama niat mo ngasih kue tart buat Tata, best friend-nya anak-anakku...
Nah, hari ini pas ultahnya Tata, jadi sekalian dech.. Mentang-mentang baru dapat kiriman pasta warna merah, eeeh, itu kue kok jadi merah semua ya...:((
Udah terlanjur merah semua, jadi bingung mo dikasih apa lagi ya???:((
Aduuuh...Tata, maafin Umi ya...:(
Walaupun wujud kuenya tidak seperti yang direncanakan, yang jelas kue ini dibuat dengan rasa sayang Umi, Abi, Mas Amr, Mas Irham, adik Yaser dan adik Hasya...:))
Semoga bisa menjadi kenangan indah buat semuanya...:))
Met Ultah ya Salsabilla (Tata).....
Semoga selalu bahagia dan menjadi anak yang sholihah, sehat dan cerdas...amiiin...
Kamis, 10 April 2008
Sekolah ...
Hari ini, jadwalnya Yaser belajar. Mungkin karena 'BT' di rumah terus, Yaser tumben nolak belajar...Wah, kalo udah begitu, aku nggak mau maksa. Jadi, aku biarkan Yaser asyik bermain dengan Hasya.
Setelah bosan main dengan Hasya, Yaser menghampiriku...
Yaser : Umi, Mas Iam mana?
Umi : Sekolah.
Yaser : Mas Amr mana?
Umi : Ya, sekolah juga...
Yaser : Aku kok di rumah? Aku juga mau sekolah...Mas Iam kok sekolahnya sama Mas Amr?
Umi : Ya, nanti Yaser juga sekolah seperti Mas Amr dan Mas Iam. Sekarang Yaser sekolahnya sama Umi dulu ya...sama adik Hasya juga...:)
Yaser : Itu sich bukan sekolah...aku kan cuma gambar sich...*sambil lari ngambil alat tulis*
Yaser : Aku mau gambar dulu ya Mi...
Umi : Ok dech Bos Yaser...Nanti Umi Lihat gambarnya ya...:))
Ada yang tahu Yaser gambar apa??:))
Setelah bosan main dengan Hasya, Yaser menghampiriku...
Yaser : Umi, Mas Iam mana?
Umi : Sekolah.
Yaser : Mas Amr mana?
Umi : Ya, sekolah juga...
Yaser : Aku kok di rumah? Aku juga mau sekolah...Mas Iam kok sekolahnya sama Mas Amr?
Umi : Ya, nanti Yaser juga sekolah seperti Mas Amr dan Mas Iam. Sekarang Yaser sekolahnya sama Umi dulu ya...sama adik Hasya juga...:)
Yaser : Itu sich bukan sekolah...aku kan cuma gambar sich...*sambil lari ngambil alat tulis*
Yaser : Aku mau gambar dulu ya Mi...
Umi : Ok dech Bos Yaser...Nanti Umi Lihat gambarnya ya...:))
Ada yang tahu Yaser gambar apa??:))
Rabu, 09 April 2008
Hanami...O-Hanami...
Di Jepang, yang namanya musim semi sangat identik dengan bunga Sakura. Aku juga suka sekali dengan sakura. Warnanya yang lembut dan bentuknya yang mungil, menjadi daya tarik tersendiri buatku...
Untuk menikmati keindahan sakura tersebut, kita warga PPI-Ibaraki mengadakan Hanami pas hari sabtu yang lalu. Tempatnya di Amakubo Ike, di sekitar kampus Tsukuba.
Besoknya, pas hari minggu, kita (Abi, aku, dan anak-anak) hanami-an lagi bersama teman-teman satu labnya Abi.
Hanami dua hari berturut-turut, lumayan melelahkan tapi juga menyenangkan...:)
Satu hal yang menyedihkan, maksud hati ingin menikmati sakura, apa daya hidung alergi sama serbuk bunga...Jadinya, yaa...meleeerrr terrruuusssz...
Hanami...o-hanami....:((
Untuk menikmati keindahan sakura tersebut, kita warga PPI-Ibaraki mengadakan Hanami pas hari sabtu yang lalu. Tempatnya di Amakubo Ike, di sekitar kampus Tsukuba.
Besoknya, pas hari minggu, kita (Abi, aku, dan anak-anak) hanami-an lagi bersama teman-teman satu labnya Abi.
Hanami dua hari berturut-turut, lumayan melelahkan tapi juga menyenangkan...:)
Satu hal yang menyedihkan, maksud hati ingin menikmati sakura, apa daya hidung alergi sama serbuk bunga...Jadinya, yaa...meleeerrr terrruuusssz...
Hanami...o-hanami....:((
Sensei, Arigatou...
Kemarin, Irham sudah resmi memasuki babak 'Sekolah Dasar', sama seperti Mas Amr.
SD bukan lagi TK, yang berarti Irham harus bisa lebih mandiri dan serius dalam belajar...
Kalau dulu di TK, Irham bisa belajar sambil bermain, bahkan sebagian waktu sekolahnya lebih banyak bermainnya daripada belajarnya. Nah, mulai SD, Irham sudah mulai belajar serius dalam hal tulisan dan hitungan. Tapi, jangan khawatir, waktu bermain tetap masih ada, hanya saja lamanya bermain berkurang dari biasanya.
Kalau dulu di TK, Irham maupun teman-teman yang lain selalu mendapatkan bantuan dari Sensei setiap kali menghadapi kesulitan dalam mengerjakan sesuatu. Nah, mulai SD, Irham dan teman-teman harus sudah mulai bisa mengerjakan dan menyelesaikan segala sesuatunya tanpa bantuan sensei. Walau begitu, Sensei tetap selalu ada untuk membantu Irham dan teman-teman.
SD memang berbeda dengan TK. Tetapi di SD ataupun di TK, satu hal yang tidak berbeda, akan selalu ada Sensei yang siap membimbing Irham dan teman-teman.
Sensei, Arigatou...
Senin, 07 April 2008
Kue Pepe
Ini jenis jajanan pasar kegemarannya Mamiku. Dulu paling suka beli di toko langganan.
Coba nyari-nyari di internet, ternyata bikinnya nggak susah ya...:)
Rasanya, ehmmm...gurih...dan kenyal...:)
Resep aslinya ngintip dapurnya Ibu-ibu Dharma Wanita di Buenos Aires, Argentina. Ok banget loh resepnya...
Bahan :
250 gr tepung tapioca
100 gr tepung beras
300 gr gula pasir (bisa dikurangi)
1/2 sdt vanilli essence
400 cc susu cair
400 cc santan kental
1/2 sdt garam
1/2 sdt pewarna hijau, atau sesuai selera (bisa ditambah bagi yang suka warna lebih pekat)
Cara Membuat :
1. Campur rata tepung tapioca, tepung beras, gula dan vanilli dengan whisker, sisihkan.
2. Masak susu, santan dan garam hingga mendidih sambil terus diaduk, biarkan hangat.
3. Tuang No. 2 ke No. 1, sedikit-sedikit sambil terus diaduk rata dengan whisker.
4. Bagi menjadi 2 adonan, beri adonan yang satu dengan pewarna hijau, aduk rata.
5. Siapkan loyang bulat berdiameter 18cm, olesi minyak goreng.
6. Siapkan kukusan, masukkan loyang ke dalamnya, biarkan sampai beruap.
7. Masukkan adonan putih dan hijau secara bergantian, selapis demi selapis, sampai adonan habis.
8. Tiap lapisan dikukus selama 7-10 menit, lapisan terakhir dikukus selama 30 menit.
9. Biarkan kue dingin, baru dipotong dan disajikan.
Catatan :
* Bungkus tutup kukusan dengan lap bersih, agar uap air tidak jatuh ke adonan.
**Pastikan tiap lapisan sudah cukup padat baru dimasukkan lapisan berikutnya.
***Memotong kue pepe, pisau dibungkus plastik agar tidak menempel.
Coba nyari-nyari di internet, ternyata bikinnya nggak susah ya...:)
Rasanya, ehmmm...gurih...dan kenyal...:)
Resep aslinya ngintip dapurnya Ibu-ibu Dharma Wanita di Buenos Aires, Argentina. Ok banget loh resepnya...
Bahan :
250 gr tepung tapioca
100 gr tepung beras
300 gr gula pasir (bisa dikurangi)
1/2 sdt vanilli essence
400 cc susu cair
400 cc santan kental
1/2 sdt garam
1/2 sdt pewarna hijau, atau sesuai selera (bisa ditambah bagi yang suka warna lebih pekat)
Cara Membuat :
1. Campur rata tepung tapioca, tepung beras, gula dan vanilli dengan whisker, sisihkan.
2. Masak susu, santan dan garam hingga mendidih sambil terus diaduk, biarkan hangat.
3. Tuang No. 2 ke No. 1, sedikit-sedikit sambil terus diaduk rata dengan whisker.
4. Bagi menjadi 2 adonan, beri adonan yang satu dengan pewarna hijau, aduk rata.
5. Siapkan loyang bulat berdiameter 18cm, olesi minyak goreng.
6. Siapkan kukusan, masukkan loyang ke dalamnya, biarkan sampai beruap.
7. Masukkan adonan putih dan hijau secara bergantian, selapis demi selapis, sampai adonan habis.
8. Tiap lapisan dikukus selama 7-10 menit, lapisan terakhir dikukus selama 30 menit.
9. Biarkan kue dingin, baru dipotong dan disajikan.
Catatan :
* Bungkus tutup kukusan dengan lap bersih, agar uap air tidak jatuh ke adonan.
**Pastikan tiap lapisan sudah cukup padat baru dimasukkan lapisan berikutnya.
***Memotong kue pepe, pisau dibungkus plastik agar tidak menempel.
Tag
Hujan-hujan gini nich...eeh, dapat tag dari Bunda Shinta.
Thank's for the tag...:)
Sebenernya aku kepingin 'Capcay Murmer'nya loch....:)
Dear Friends and co-bloggers lets play-game-tag to tag- “pass it to the front”Heres the Rules :
* First copy and paste it.
* Do not remove any content.
* Just add One word related to your blogs.
* If you don’t like the concept Pls! say no?
* Our main goal is we are going to circulate our number of friends.
* The more people join the “pass it to the front” the more links we generate.
* Lastly write only one word “short” for your blogs…
* Keep it simple and short,i know some of you have more than one blogs.
* The color is only black, gray, or white plssss avoid using any color okies.
Let me show you :1.-Filipina,2.-Stories,3.-Abroad,4.-Husband,5.Gagiers, 6. Life 7. Everything, 8. Offer, 9. Moments, 10. Journey, 11. Simple 12. ABaLe 13. Eucalyptus 14. Greiche (Gege) 15. Wilda 16. Truly 17. Debbie 18. Febrie 19.Indah 20. Me(Titi) 21.Vivi 22.Ira 23.Susan 24. Widi 25.Ary 26.Judith 27.Lidia 28.Shinta-Littlekitchen 29. Umi Rina(Underway Horizons)
And I want to pass it to Uni Tika and Mama Ryuta, catch it!!!:)
Thank's for the tag...:)
Sebenernya aku kepingin 'Capcay Murmer'nya loch....:)
Dear Friends and co-bloggers lets play-game-tag to tag- “pass it to the front”Heres the Rules :
* First copy and paste it.
* Do not remove any content.
* Just add One word related to your blogs.
* If you don’t like the concept Pls! say no?
* Our main goal is we are going to circulate our number of friends.
* The more people join the “pass it to the front” the more links we generate.
* Lastly write only one word “short” for your blogs…
* Keep it simple and short,i know some of you have more than one blogs.
* The color is only black, gray, or white plssss avoid using any color okies.
Let me show you :1.-Filipina,2.-Stories,3.-Abroad,4.-Husband,5.Gagiers, 6. Life 7. Everything, 8. Offer, 9. Moments, 10. Journey, 11. Simple 12. ABaLe 13. Eucalyptus 14. Greiche (Gege) 15. Wilda 16. Truly 17. Debbie 18. Febrie 19.Indah 20. Me(Titi) 21.Vivi 22.Ira 23.Susan 24. Widi 25.Ary 26.Judith 27.Lidia 28.Shinta-Littlekitchen 29. Umi Rina(Underway Horizons)
And I want to pass it to Uni Tika and Mama Ryuta, catch it!!!:)
Kamis, 03 April 2008
Kepergiannya...
Lita, sedang asyik menikmati makan siangnya. Ditemani sang Bunda sambil merajut taplak meja bundar, dan juga Ayah yang sedang menyelesaikan naskah sebuah surat, sebelum keberangkatan beliau ke Cirebon sore nanti.
Tiba-tiba, terdengar bel rumah berbunyi. Tak lama, pak RT terlihat memasuki halaman rumah bersama seorang SATPAM Rumah Sakit!!!
"Eeh Pak RT...Ayo, silahkan masuk...", kata Ayah menyambut hangat. Setelah mengucapkan terima kasih, Pak RT berbicara sangat serius dengan Ayah, suara mereka hampir tak terdengar. Lita masih terus melanjutkan makannya, sampai akhirnya Ayah memanggilnya.
Ayah terlihat sangat pucat, dan dari mata beliau terlihat pancaran yang sangat pilu. Ayah berbisik di telingaku, "Lita, bantu Bunda merapihkan rumah ya..terutama ruang tamu... Ayah harus pergi ke rumah sakit, menjemput Kak Luthfi..."
Tak sempat Lita bertanya, Ayah sudah meninggalkannya. Hati Lita sangat galau, otaknya pun terus berpikir...Kak Luthfi di rumah sakit?? Rasanya, tadi pagi ketika berangkat sekolah, Kak Luthfi baik-baik saja, nggak sakit...
Bersama Bunda, Lita merapikan ruang tamu. Bunda sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi... Bunda hanya diberitahu Ayah bahwa Kak Luthfi sedang dirawat di rumah sakit tempatnya pak Satpam yang tadi datang.
Bunda terlihat sangat galau seperti Lita. Menunggu, memang bukanlah pekerjaan yang menyenangkan. Tak lama, Bunda bangkit dari duduknya, pergi ke kamar beliau. Bunda menunaikan sholat sunnah dua rakaat dan berdoa...
"Tililit...tililit...", suara telpon rumah berbunyi. Bunda mengangkatnya, ternyata Ayah di seberang sana. Bunda terlihat pucat dan lunglai... Lita segera menghampiri Bunda dan menutup telpon. "Kenapa Bunda??" Sambil terbata-bata, Bunda menjawab, "Lita, Ayah bilang, kita harus menyiapkan tempat tidur di ruang tamu..."
Kenapa?? Ada apa?? Lita semakin bingung dan tidak mengerti... Namun begitu, Lita dan Bunda tetap mengerjakan apaa yang Ayah minta. Menunggu, menunggu, dan menunggu... Lita dan Bunda semakin tergugu...
Hari menjelang sore, sudah memasuki ashar. Lita dan Bunda pun mengerjakan sholat ashar. Tak lama, terdengar suara Paman dan Bibi, keluarga Bunda, datang. Tidak biasanya mereka datang berkunjung di hari kerja begini. Mereka langsung memeluk Bunda dan tak berkata satu patah katapun...
Lita bertambah bingung, dan Bunda, terlihat airmata mulai membasahi pipi Bunda...
Lita ikut hanyut dalam air mata Bunda, entah mengapa, tapi hati Lita terasa sangat sedih dan pilu...
Sekitar pukul lima sore, di kejauhan terdengar suara sirine ambulance. Ambulance itu berhenti tepat di depan rumah Lita. Terlihat Ayah turun dari dalam ambulance bersama beberapa orang petugas rumah sakit. Lita semakin penasaran, sementara di luar rumah mulai ramai tetangga berdatangan karena suara sirine ambulance tadi.
Lita berlari ke halaman. Langkahnya terhenti ketika dilihatnya sosok tubuh tak berdaya, terbaring di atas ranjang tempat tidur dorong yang keluar dari dalam ambulance. Kakak!! Kak Luthfi!!!
Ayah memeluk Lita, sementara para petugas terus mendorong sang kakak memasuki rumah. Darah segar masih menetes dari tempat tidur itu... Darah yang mengalir dari kepala Kak Luthfi...Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rooji'uun...
Bunda tak kuasa menahan tangisnya...Bunda memeluk tubuh Kakak, dan menciumi wajah Kakak... Di sela isak tangisnya, Bunda mengelus wajah Kakak dan berbisik,"Bunda rela kamu pergi nak...Bunda ikhlas..."
Malam itu, keluarga besar Bunda dan Ayah dari luar kota berdatangan. Keesokan harinya, sepanjang jalan menuju rumah sampai di dalam rumah, penuh sesak oleh para pelayat, baik dari keluarga, kerabat, maupun tetangga. Hari itu, sekolah Kakak diliburkan, bahkan dari Yayasan sekolah Kakak khusus datang untuk melayat.
Kak Luthfi, semasa hidupnya, adalah sosok yang disegani dan disenangi di dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun tempat tinggal kami. Tidak hanya kalangan muda, tetapi juga kalangan orangtua. Sifat Kak Luthfi yang tidak banyak bicara, selalu siap membantu orang lain, memberikan contoh nyata dalam perbuatannya, dan masih banyak hal lagi dari Kakak yang membuat orang-orang di sekelilingnya sangat mengaguminya...
Di keramaian para pelayat, seorang nenek yang berjalan dengan bungkuk dan agak tertatih-tatih, menghampiri Bunda dan berkata, "Buu, anak Ibu ini, kemarin membantu saya membawakan bawaan saya, dan membantu saya menyeberang jalan... Dia anak yang sangat baiiiik..."
Bunda semakin terharu, dan Lita semakin tak kuasa membendung airmatanya...
Kak...
Lihat dan dengarlah...
Semua orang menyayangimu dan sudah merindukanmu...
Aku, Bunda, Ayah, Paman, Bibi, dan juga orang-orang yang pernah kau sentuh hatinya...
Sayang kami, rindu kami, begitu besar...
Tapi, sayang dan rindu kami takkan pernah bisa menyamai sayang dan rindunya Dia Sang Pemilik...
Pulanglah Kak kepada-Nya...
Dengan bekal yang kau tanam disini...
Ku tahu kau kan memetik buah yang ranum dan harum, seharum namamu...
Tiba-tiba, terdengar bel rumah berbunyi. Tak lama, pak RT terlihat memasuki halaman rumah bersama seorang SATPAM Rumah Sakit!!!
"Eeh Pak RT...Ayo, silahkan masuk...", kata Ayah menyambut hangat. Setelah mengucapkan terima kasih, Pak RT berbicara sangat serius dengan Ayah, suara mereka hampir tak terdengar. Lita masih terus melanjutkan makannya, sampai akhirnya Ayah memanggilnya.
Ayah terlihat sangat pucat, dan dari mata beliau terlihat pancaran yang sangat pilu. Ayah berbisik di telingaku, "Lita, bantu Bunda merapihkan rumah ya..terutama ruang tamu... Ayah harus pergi ke rumah sakit, menjemput Kak Luthfi..."
Tak sempat Lita bertanya, Ayah sudah meninggalkannya. Hati Lita sangat galau, otaknya pun terus berpikir...Kak Luthfi di rumah sakit?? Rasanya, tadi pagi ketika berangkat sekolah, Kak Luthfi baik-baik saja, nggak sakit...
Bersama Bunda, Lita merapikan ruang tamu. Bunda sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi... Bunda hanya diberitahu Ayah bahwa Kak Luthfi sedang dirawat di rumah sakit tempatnya pak Satpam yang tadi datang.
Bunda terlihat sangat galau seperti Lita. Menunggu, memang bukanlah pekerjaan yang menyenangkan. Tak lama, Bunda bangkit dari duduknya, pergi ke kamar beliau. Bunda menunaikan sholat sunnah dua rakaat dan berdoa...
"Tililit...tililit...", suara telpon rumah berbunyi. Bunda mengangkatnya, ternyata Ayah di seberang sana. Bunda terlihat pucat dan lunglai... Lita segera menghampiri Bunda dan menutup telpon. "Kenapa Bunda??" Sambil terbata-bata, Bunda menjawab, "Lita, Ayah bilang, kita harus menyiapkan tempat tidur di ruang tamu..."
Kenapa?? Ada apa?? Lita semakin bingung dan tidak mengerti... Namun begitu, Lita dan Bunda tetap mengerjakan apaa yang Ayah minta. Menunggu, menunggu, dan menunggu... Lita dan Bunda semakin tergugu...
Hari menjelang sore, sudah memasuki ashar. Lita dan Bunda pun mengerjakan sholat ashar. Tak lama, terdengar suara Paman dan Bibi, keluarga Bunda, datang. Tidak biasanya mereka datang berkunjung di hari kerja begini. Mereka langsung memeluk Bunda dan tak berkata satu patah katapun...
Lita bertambah bingung, dan Bunda, terlihat airmata mulai membasahi pipi Bunda...
Lita ikut hanyut dalam air mata Bunda, entah mengapa, tapi hati Lita terasa sangat sedih dan pilu...
Sekitar pukul lima sore, di kejauhan terdengar suara sirine ambulance. Ambulance itu berhenti tepat di depan rumah Lita. Terlihat Ayah turun dari dalam ambulance bersama beberapa orang petugas rumah sakit. Lita semakin penasaran, sementara di luar rumah mulai ramai tetangga berdatangan karena suara sirine ambulance tadi.
Lita berlari ke halaman. Langkahnya terhenti ketika dilihatnya sosok tubuh tak berdaya, terbaring di atas ranjang tempat tidur dorong yang keluar dari dalam ambulance. Kakak!! Kak Luthfi!!!
Ayah memeluk Lita, sementara para petugas terus mendorong sang kakak memasuki rumah. Darah segar masih menetes dari tempat tidur itu... Darah yang mengalir dari kepala Kak Luthfi...Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rooji'uun...
Bunda tak kuasa menahan tangisnya...Bunda memeluk tubuh Kakak, dan menciumi wajah Kakak... Di sela isak tangisnya, Bunda mengelus wajah Kakak dan berbisik,"Bunda rela kamu pergi nak...Bunda ikhlas..."
Malam itu, keluarga besar Bunda dan Ayah dari luar kota berdatangan. Keesokan harinya, sepanjang jalan menuju rumah sampai di dalam rumah, penuh sesak oleh para pelayat, baik dari keluarga, kerabat, maupun tetangga. Hari itu, sekolah Kakak diliburkan, bahkan dari Yayasan sekolah Kakak khusus datang untuk melayat.
Kak Luthfi, semasa hidupnya, adalah sosok yang disegani dan disenangi di dalam lingkungannya, baik di sekolah maupun tempat tinggal kami. Tidak hanya kalangan muda, tetapi juga kalangan orangtua. Sifat Kak Luthfi yang tidak banyak bicara, selalu siap membantu orang lain, memberikan contoh nyata dalam perbuatannya, dan masih banyak hal lagi dari Kakak yang membuat orang-orang di sekelilingnya sangat mengaguminya...
Di keramaian para pelayat, seorang nenek yang berjalan dengan bungkuk dan agak tertatih-tatih, menghampiri Bunda dan berkata, "Buu, anak Ibu ini, kemarin membantu saya membawakan bawaan saya, dan membantu saya menyeberang jalan... Dia anak yang sangat baiiiik..."
Bunda semakin terharu, dan Lita semakin tak kuasa membendung airmatanya...
Kak...
Lihat dan dengarlah...
Semua orang menyayangimu dan sudah merindukanmu...
Aku, Bunda, Ayah, Paman, Bibi, dan juga orang-orang yang pernah kau sentuh hatinya...
Sayang kami, rindu kami, begitu besar...
Tapi, sayang dan rindu kami takkan pernah bisa menyamai sayang dan rindunya Dia Sang Pemilik...
Pulanglah Kak kepada-Nya...
Dengan bekal yang kau tanam disini...
Ku tahu kau kan memetik buah yang ranum dan harum, seharum namamu...
Kuker Sagu Keju
Ada stok tepung tapioka banyak nich. Kayaknya enak juga kalo bikin kuker sagu keju. Selain cara mmembuatnya yang tidak terlalu sulit, rasanya juga enak nggak bikin eneg...
Ehhmm....enak juga ya....:))
Resep asli dari sini nich. Seperti biasa, sudah diutak-atik sesuai persediaan.
Bahan :
225 gr margarine
125 gr gula tepung
3 btr kuning telur
80 gr keju 'Kraft" Parmesan
300 gr tepung tapioka
50 gr tepung maizena
50 gr tepung terigu
Cara Membuat :
1. Campur rata tepung tapioka, maizena dan terigu, sisihkan.
2. Kocok margarine dan gula tepung hingga lembut.
3. Masukkan telur satu per satu, kocok rata, matikan mixer.
4. Masukkan keju, aduk rata dengan spatula.
5. Masukkan tepung, aduk rata, siap dibentuk.
6. Gunakan spuit bunga besar dan plastik spuit, bentuk adonan.
7. Spuit adonan di atas loyang datar bersemir margarine atau kertas roti.
8. Preheat oven 150 C selama 10 menit.
9. Oven adonan dengan suhu 150 C selama 20 menit.
10. Setelah dingin, siap disajikan atau simpan dalam wadah kedap udara.
Catatan :
* Adonan agak kental sehingga memerlukan spuit bunga yang besar agar mudah membentuknya.
** Adonan bisa ditambahkan 1-2 sdm susu cair, apabila adonan terlalu kental dan sulit dispuit.
Ehhmm....enak juga ya....:))
Resep asli dari sini nich. Seperti biasa, sudah diutak-atik sesuai persediaan.
Bahan :
225 gr margarine
125 gr gula tepung
3 btr kuning telur
80 gr keju 'Kraft" Parmesan
300 gr tepung tapioka
50 gr tepung maizena
50 gr tepung terigu
Cara Membuat :
1. Campur rata tepung tapioka, maizena dan terigu, sisihkan.
2. Kocok margarine dan gula tepung hingga lembut.
3. Masukkan telur satu per satu, kocok rata, matikan mixer.
4. Masukkan keju, aduk rata dengan spatula.
5. Masukkan tepung, aduk rata, siap dibentuk.
6. Gunakan spuit bunga besar dan plastik spuit, bentuk adonan.
7. Spuit adonan di atas loyang datar bersemir margarine atau kertas roti.
8. Preheat oven 150 C selama 10 menit.
9. Oven adonan dengan suhu 150 C selama 20 menit.
10. Setelah dingin, siap disajikan atau simpan dalam wadah kedap udara.
Catatan :
* Adonan agak kental sehingga memerlukan spuit bunga yang besar agar mudah membentuknya.
** Adonan bisa ditambahkan 1-2 sdm susu cair, apabila adonan terlalu kental dan sulit dispuit.
Homeschooling
Yaser, putraku yang ketiga, usianya sudah 3 tahun 3 bulan. Di usianya yang masih terbilang balita, dia sudah ingiiiin sekali bersekolah, seperti mas-masnya, Amr dan Irham.
Sering kali Yaser bertanya ke aku, "Umi, kok Mas Iam sekolah terus?? Aku kapan sekolahnya?? Aku mau sekolah juga..."
Aku senang sekali, karena Yaser sudah punya keinginan positif yang sangat kuat. Aku sebagai orangtua, tentu saja ingin sekali menyalurkan keinginannya. Sayangnya, di tempat kami tinggal, ada peraturan yang mencantumkan syarat usia untuk bisa bergabung di sekolah Taman Kanak-kanak milik pemerintah. Untuk bisa bergabung di Taman Kanak-kanak tahun pertama (TK Kecil), usia anak harus 4 tahun. Atau bisa saja sekolah di swasta, dan tentunya ada aturan-aturan lainnya, yang buat kami orang asing, agak sulit untuk dipenuhi...:(
Buat aku pribadi dan suamiku, Taman Kanak-kanak bukanlah satu-satunya solusi untuk Yaser. Bersekolah tidaklah selalu di dalam wadah yang formal khan?? So, aku dan si Abi berusaha semampu kami untuk bisa menyalurkan keinginan Yaser dengan menjadikan tempat tinggal kami sebagai sekolah, alias HOMESCHOOLING.
Ide tersebut bermula dari temanku yang kebetulan kepala sekolah di sebuah Taman Kanak-kanak di Jakarta, tempat anakku, Amr, sekolah TK dulu di Jakarta. Kami sering bertukar pikiran, bertukar pengalaman dalam hal pendidikan anak. Terima kasih banyak ya Ibu Aida...:)
Dari beliaulah, aku dan Abi membawa cukup persediaan buku 'preschool' dan Taman Kanak-kanak dari Jakarta. Alhamdulillah, buku-buku tersebut sangat bermanfaat, bahkan sempat aku pinjamkan kepada pihak sekolah TK nya Irham untuk bahan pembelajaran kepada siswa lain, teman-temannya Irham, yang notabene adalah Nihonjin/orang Jepang.
Nah, belakangan, aku dapat visit nich dari teman baru, Mbak Lala, yang ternyata adalah salah seorang pemerhati dan pelaksana Homeschooling Indonesia. Wah, aku senang sekali dech, wawasanku jadi tambah luas dan tambah 'pede' menjalankan Homeschooling buat anakku Yaser dan juga Hasya, yang usianya baru 1 tahun 8 bulan.
Sekolah Rumah? Kenapa nggak....:))
Sering kali Yaser bertanya ke aku, "Umi, kok Mas Iam sekolah terus?? Aku kapan sekolahnya?? Aku mau sekolah juga..."
Aku senang sekali, karena Yaser sudah punya keinginan positif yang sangat kuat. Aku sebagai orangtua, tentu saja ingin sekali menyalurkan keinginannya. Sayangnya, di tempat kami tinggal, ada peraturan yang mencantumkan syarat usia untuk bisa bergabung di sekolah Taman Kanak-kanak milik pemerintah. Untuk bisa bergabung di Taman Kanak-kanak tahun pertama (TK Kecil), usia anak harus 4 tahun. Atau bisa saja sekolah di swasta, dan tentunya ada aturan-aturan lainnya, yang buat kami orang asing, agak sulit untuk dipenuhi...:(
Buat aku pribadi dan suamiku, Taman Kanak-kanak bukanlah satu-satunya solusi untuk Yaser. Bersekolah tidaklah selalu di dalam wadah yang formal khan?? So, aku dan si Abi berusaha semampu kami untuk bisa menyalurkan keinginan Yaser dengan menjadikan tempat tinggal kami sebagai sekolah, alias HOMESCHOOLING.
Ide tersebut bermula dari temanku yang kebetulan kepala sekolah di sebuah Taman Kanak-kanak di Jakarta, tempat anakku, Amr, sekolah TK dulu di Jakarta. Kami sering bertukar pikiran, bertukar pengalaman dalam hal pendidikan anak. Terima kasih banyak ya Ibu Aida...:)
Dari beliaulah, aku dan Abi membawa cukup persediaan buku 'preschool' dan Taman Kanak-kanak dari Jakarta. Alhamdulillah, buku-buku tersebut sangat bermanfaat, bahkan sempat aku pinjamkan kepada pihak sekolah TK nya Irham untuk bahan pembelajaran kepada siswa lain, teman-temannya Irham, yang notabene adalah Nihonjin/orang Jepang.
Nah, belakangan, aku dapat visit nich dari teman baru, Mbak Lala, yang ternyata adalah salah seorang pemerhati dan pelaksana Homeschooling Indonesia. Wah, aku senang sekali dech, wawasanku jadi tambah luas dan tambah 'pede' menjalankan Homeschooling buat anakku Yaser dan juga Hasya, yang usianya baru 1 tahun 8 bulan.
Sekolah Rumah? Kenapa nggak....:))
Selasa, 01 April 2008
Pulang Juga...
Setelah Mbak Wiwit dan Mbak Ellyn pulang, pagi tadi gilirannya Mbak Nieke sekeluarga (Pak Sarjono dan keluarga) yang pulang...
Duuh, rasanya jadi ingin pulang juga dech...:(
(Mbak Nieke yang di tengah)
Mbak Nieke ini sudah belasan tahun tinggal di Jepang, mendampingi sang suami, Pak Sarjono, bersama si kecil Hikari. Di Tsukuba sini memang baru tiga tahun, tetapi dalam kurun waktu itu, nggak sedikit loch kontribusi yang diberikan Pak Sarjono sekeluarga...
Buat aku pribadi, sosok Mbak Nieke, adalah tempat aku biasa berbagi cerita, minta nasehat atau saran, sampai minta resep...:)Beliau sendiri nggak pernah merasa keberatan, malah senang sekali kalau bisa membantu...
Walaupun akan ada lagi orang-orang baru yang datang di Tsukuba, tetapi tetap aja, it will be very different without you...:(
Buat Mbak Nieke dan keluarga, selamat sampai ke kampung halaman lagi ya... Ikut senang, Mbak Nieke bisa berkumpul lagi bersama kedua buah hati di sana...:) Dan semoga semua yang didapat disini bisa bermanfaat buat keluarga dan negeri tercinta...
Duuh, rasanya jadi ingin pulang juga dech...:(
(Mbak Nieke yang di tengah)
Mbak Nieke ini sudah belasan tahun tinggal di Jepang, mendampingi sang suami, Pak Sarjono, bersama si kecil Hikari. Di Tsukuba sini memang baru tiga tahun, tetapi dalam kurun waktu itu, nggak sedikit loch kontribusi yang diberikan Pak Sarjono sekeluarga...
Buat aku pribadi, sosok Mbak Nieke, adalah tempat aku biasa berbagi cerita, minta nasehat atau saran, sampai minta resep...:)Beliau sendiri nggak pernah merasa keberatan, malah senang sekali kalau bisa membantu...
Walaupun akan ada lagi orang-orang baru yang datang di Tsukuba, tetapi tetap aja, it will be very different without you...:(
Buat Mbak Nieke dan keluarga, selamat sampai ke kampung halaman lagi ya... Ikut senang, Mbak Nieke bisa berkumpul lagi bersama kedua buah hati di sana...:) Dan semoga semua yang didapat disini bisa bermanfaat buat keluarga dan negeri tercinta...
Nasi Goreng
Ada permintaan khusus nich dari si sulung, nasi goreng. Katanya sich enak, nggak tahu beneran enak atau memang lagi lapar jadi nikmat...:)
Berhubung nasi disini agak 'kurang pas' alias kepulenan buat nasi goreng, jadinya, aku pilihin nasinya yang menempel di pinggiran rice cooker.
Bahan :
sepiring nasi putih
1 btr telur
1 buah cabe merah super hot, iris
2 btr bawang merah, iris halus
1 sdm bawang putih bubuk
1 sdt merica bubuk
1 1/2 sdt garam
1 sdm kecap manis
3 sdm olive oil
Pelengkap :
Ketimun, iris serong
Tomat segar, iris
Cara Membuat :
1. Panaskan olive oil, tumis bawang merah hingga harum dan kekuningan.
2. Masukkan telur, acak-acak sampai matang.
3. Masukkan cabe, tumis sebentar.
4. Masukkan nasi, bawang putih bubuk, merica bubuk, garam, kecap manis, aduk rata.
5. Sajikan di atas piring dengan bahan pelengkap.
Langganan:
Postingan (Atom)