Rabu, 05 November 2008

'3-in 1'

Mendengar istilah ini, pikiran kita langsung berpikir tentang salah satu peraturan pemkot DKI yang diberlakukan pada 'working hours' di jalur-jalur utama kota megapolitan tersebut.

Istilah ini sebenarnya, pertama kali aku dengar dari seorang ulama jaman SMA dulu. Beliau bukanlah seorang ulama besar (mengingat postur tubuh beliau yang tidak besar...:) ), tetapi nasehat beliau sungguh mengena di hatiku...

'3-in 1' disini adalah 3 syarat syahnya sebuah amalan, yaitu :
1.Niat, bahwa dalam setiap amalan yang kita lakukan haruslah dimulai dengan niat. Niat adalah masalah hati, dan hanya diri kita dan Dia yang tahu.
2.Berilmu, bahwa setiap amalan yang dikerjakan haruslah bersandar pada ilmunya. Pernah terbayangkan bagaimana jadinya bila kita membuat kue misalnya, tanpa tahu sebelumnya bagaimana tata cara dan komposisi kue tersebut...hhmmm...
3.Beramal, bahwa apa-apa di muka bumi ini tidaklah akan ada artinya hanya dengan niat dan ilmu, tetapi haruslah diamalkan sesuai dengan niat dan ilmunya tadi.

Mungkin dalam keseharian kita, kita pernah melakukan ataupun mendengar hal-hal seperti :
"Aah, mau bikin kue ini nich buat ngaji, skalian promosi...", atau,
"Ayo nak, sholatnya begini caranya, kayak nenek dulu ngerjainnya begitu...", atau,
"Wah, aku sich ndak perlu sholat, yang penting khan niatku sudah sampai..."

Seandainya kita mau berpikir sejenak, apakah amalan yang kita kerjakan hari ini sudah sesuai dengan niat kepada-Nya? Apakah sudah sesuai dengan ilmu-Nya? Apakah sudah tepat dan benar caranya?

"Dan jangan mengerjakan kamu Muhammad, apa-apa yang tidak ada bagimu ilmunya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, tiap-tiap demikian itu akan ditanya." (QS.Bani Isra'il : 36)

"Dan demikian itu surga, diwariskan kepada kamu sekalian dengan apa-apa yang beramal kamu sekalian." (QS.Azzukhruf : 72)

"Sesungguhnya Alloh tidak memandang pada rupa ataupun harta kamu sekalian, melainkan Alloh memandang kepada hati dan amalan kamu sekalian." (HR. Muslim)

Tidak ada komentar: