Saat aku memilihnya, ku tahu, akan ada banyak pengorbanan...
Ku tahu, akan ada banyak cobaan...
Dengan bekal restu Bundaku, aku berharap restu dari Nya akan menyertai langkahku...
Sebagai yang kedua, aku cukup tahu diri...
Aku tak pernah berani untuk menuntut. Bagiku, cukuplah semua kebutuhan materiku terpenuhi. Tapi, semua berubah, saat buah hati kami hadir di antara kami...
Di setiap malam menjelang, ada rasa ingin yang begitu menggunung...
Aku ingin ia ada disisiku, meninabobokan si kecil dengan belaiannya...
Aku ingin ia ada disini, saat si kecil berceloteh dalam bahasa indah yang hanya aku dan dia yang mengerti maknanya...
Tapi, semua hanyalah harapan kosong yang tak pernah mampu kuminta...
Aku bahkan tak pernah sanggup mengungkapkannya dalam untaian kata-kata...
Aku memilih untuk diam seribu bahasa dalam sebuah penantian...
Saat waktu berkelebat bagai kilat...
Dan buah hati kami telah beranjak remaja...
Aku masih disini dalam sebuah penantian...
Telah tiga belas Ramadhan berlalu, dan telah tiga belas tahun aku menanti...
Aku ingin sebuah kepastian, bukan lagi penantian...
Aku ingin keadilan, bukan lagi sebatas pengertian...
Aku tak tahu, akankah aku mampu bertahan dalam sebuah penantian lagi...
Harapanku, bahwa Dia Yang Kuasa, akan memberi kekuatan bagiku untuk bersabar dalam sebuah penantian yang entah sampai kapan...
"Robbanaa Afrigh 'alaynaa shobron watawaffanaa muslimiin"
(QS. Al A'rof : 126)
3 komentar:
Mbak.. ini cerita sapa ya??? :((
Hhh... someaone I know very closely... :((
Hmmm.....
Posting Komentar