Senangnya...dapat kiriman tepung ketan item dari Ibunda tercinta, berikut resepnya.
Biar lebih yakin, cara membuatnya dikompilasi dari berbagai sumber. Hasilnya, ehhmm...sensasi ketan itemnya itu...legit dan lembuuuut...:D
Bahan :
4 btr putih telur, kocok sampai kaku, sisihkan
150 gr margarine
125 gr gula pasir (yg suka manis bisa ditambah sampai 150gr)
1 sdm ovallet (nggak pake juga gpp)
1 sdm Baking Powder (nggak pake juga gpp)
1/2 sdt garam
5 btr kuning telur
150 gr tepung ketan item
Cara Membuat :
1.Siapkan loyang chiffon diameter 20 cm, olesi margarine, sisihkan.
2.Kocok margarine, gula, ovallet, BP, garam, sampai putih.
3.Masukkan kuning telur satu per satu, kocok rata sampai kental.
4.Matikan mixer, masukkan tepung ketan item, aduk rata dengan spatula.
5.Masukkan putih telur, aduk rata.
6.Tuang dalam loyang, oven sampai matang (kalo aku 180C=10 menit, 170C=15 menit, 150C=10 menit).
7.Keluarkan dari oven, balikkan di atas wadah datar, biarkan agak hangat.
8.Ketuk-ketuk loyang hingga kuenya lepas dari loyang.
9.Taburi gula tepung (kalo aku nggak suka, kemanisan) dan potong-potong sesuai selera, siap disantap...
Catatan :
*Untuk chiffon ketan item, loyang mesti dioles margarine spy adonan tidak menempel di loyang.
**Jika tidak menggunakan cake emulsifier juga tidak apa-apa, hanya durasi pengocokannya lebih lama.
Jumat, 20 Juni 2008
Kamis, 19 Juni 2008
Terong Balado
Gini nich, kalo abis ngobrol sama Ibu di Ina, jadi kangen masakan beliau...
Salah satunya adalah 'Terong Balado'...:)
Biar sekalian ada lauknya, aku tambahin telur. Makannya pakai nasi hangat, ehmmm...:P
Bahan :
1 bks nasu (terong), buang bonggol berdurinya, cuci, belah dan potong-potong
3 btr telur rebus, kupas
3 btr bawang merah, haluskan
3 siung bawang putih, haluskan
5 buah cabe merah, haluskan
7 buah tomat cherry, haluskan
1 sdt garam
3 sdt gula pasir
3 sdm air
minyak untuk menggoreng
Cara Membuat :
1.Goreng terong hingga agak layu, angkat, tiriskan.
2.Goreng telur rebus hingga agak kuning bagian putihnya, angkat, tiriskan.
3.Panaskan 3 sdm minyak sayur, tumis bumbu halus hingga harum.
4.Tambahkan garam dan gula, aduk rata.
5.Tambahkan air, aduk rata, biarkan agak susut.
6.Masukkan terong dan telur, aduk rata, biarkan bumbu meresap.
7.Angkat dan siap disajikan.
Rabu, 18 Juni 2008
Oseng Tahu Buncis Cabe Ijo
Udah lama nyoba resep ini, baru kali ini sempat diposting. Resep aslinya lihat di 'dapoeriboe', cuma aku tambahin buncis aja biar ada sayurannya...:D
Bahan :
1 bungkus tahu goreng (isi 4 potong), potong kecil-kecil
1 genggam buncis, potong 2cm
bawang bombay secukupnya, rajang kasar
2 siung bawang putih, haluskan (yg suka dirajang juga boleh)
3 buah cabe ijo, iris kasar (yg suka pedas boleh ditambah)
1 sdm taoco asin
1 sdm kecap manis
1 sdm oyster sauce
2 sdm minyak sayur
3 sdm air
Cara Membuat :
1.Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga wangi.
2.Tambahkan cabe ijo, tumis sebentar.
3.Tambahkan buncis dan tahu, aduk rata.
4.Tambahkan taoco, kecap manis, oyster sauce, dan air aduk rata.
5.Biarkan mendidih, matikan api, angkat, siap disajikan.
Sabtu, 14 Juni 2008
Klepon
Udah lama kepincut sama 'Ondeh-ondeh'nya Uni Tika, alias klepon. Cuma nyari tepung ketan tuh, susaaah banget disini. Ada beberapa, tapi sayangnya sudah dicampur dengan tepung kentang. Untungnya, punya teman yang baik hati, akhirnya kesampaian juga bikin ini klepon...
Makasih banyak ya Mbak Rofi...:D
Resep di bawah, persis ngikutin Uni Tika punya. Thanks ya Uni...
Gimana penampakannya??? Nggak sampe sejam, udah ludes lho...:D
Bahan :
180 gr tepung ketan putih
1/2 sdt garam
1/2 sdt pewarna hijau
2 sdt air ekstrak daun pandan (nggak pake)
air secukupnya
gula coklat potong kecil-kecil untuk isi
kelapa parut untuk baluran
Cara Membuat :
1.Campur rata tepung dan garam dengan whisker.
2.Tambahkan pewarna dan air, aduk dengan sendok kayu hingga menggumpal.
3.Uleni adonan dengan tangan hingga bisa dipulung.
4.Bulatkan adonan sebesar kelereng (sekitar 30 buah).
5.Gepengkan, isi dengan gula coklat, rekatkan dan bulatkan.
6.Masukkan dalam air mendidih, biarkan matang dan terapung.
7.Angkat, tiriskan, gulingkan dalam kelapa parut, siap disantap.
Catatan :
*Kelapa parut sini jenisnya kering, cukup dicampur sedikit garam dan air hangat, aduk rata.
**Selama dalam proses pengisian, baiknya adonan ditutup serbet agar tidak cepat kering.
Makasih banyak ya Mbak Rofi...:D
Resep di bawah, persis ngikutin Uni Tika punya. Thanks ya Uni...
Gimana penampakannya??? Nggak sampe sejam, udah ludes lho...:D
Bahan :
180 gr tepung ketan putih
1/2 sdt garam
1/2 sdt pewarna hijau
2 sdt air ekstrak daun pandan (nggak pake)
air secukupnya
gula coklat potong kecil-kecil untuk isi
kelapa parut untuk baluran
Cara Membuat :
1.Campur rata tepung dan garam dengan whisker.
2.Tambahkan pewarna dan air, aduk dengan sendok kayu hingga menggumpal.
3.Uleni adonan dengan tangan hingga bisa dipulung.
4.Bulatkan adonan sebesar kelereng (sekitar 30 buah).
5.Gepengkan, isi dengan gula coklat, rekatkan dan bulatkan.
6.Masukkan dalam air mendidih, biarkan matang dan terapung.
7.Angkat, tiriskan, gulingkan dalam kelapa parut, siap disantap.
Catatan :
*Kelapa parut sini jenisnya kering, cukup dicampur sedikit garam dan air hangat, aduk rata.
**Selama dalam proses pengisian, baiknya adonan ditutup serbet agar tidak cepat kering.
Ayam Bumbu '555'
Judulnya ngarang banget dech...:D Kebetulan ayamnya dipakein bumbu yang ukurannya serba 5-5-5, makanya dikasih judulnya Ayam Bumbu '555'...:D
Bumbunya hampir sama dengan bumbu ayam rica-rica, tapi minus daun pandan *secara disini nggak ada*. Tapi, rasanya tetep sedaaap...*slurp*
Bahan :
1 bungkus ayam wings/legs(isi 14 potong)
5 btr bawang merah, rajang halus
5 siung bawang putih, haluskan
5 buah cabe merah, haluskan
5 buah cabe rawit, haluskan
5 lembar daun jeruk, robek-robek, buang tulangnya
1 buah sereh, potong-potong, keprek
5 sdm air jeruk lemon, untuk remdaman
1 sdm air lemon, untuk bumbu
air secukupnya (kurleb 50 ml)
garam secukupnya
1/2 sdt gula
2 sdm minyak sayur untuk menumis
Cara Memasak :
1. Cuci bersih ayam, lumuri dan remas-remas dengan air lemon campur garam, biarkan meresap (kurleb 2 jam).
2. Setelah meresap, buang airnya, bilas air, tiriskan.
3. Panaskan minyak, tumis bawang merah hingga harum dan kecoklatan.
4. Masukkan bumbu halus, sereh dan daun jeruk, tumis lagi hingga harum.
5. Tambahkan garam dan gula, aduk rata, tambahkan air, masak lagi.
6. Masukkan ayam, aduk rata, biarkan matang dan agak kecoklatan.
7. Masukkan air lemon, aduk rata.
8. Kecilkan api, biarkan kuah menyusut dan bumbu meresap.
9. Matikan api, siap dihidangkan hangat-hangat dengan nasi putih.
Bumbunya hampir sama dengan bumbu ayam rica-rica, tapi minus daun pandan *secara disini nggak ada*. Tapi, rasanya tetep sedaaap...*slurp*
Bahan :
1 bungkus ayam wings/legs(isi 14 potong)
5 btr bawang merah, rajang halus
5 siung bawang putih, haluskan
5 buah cabe merah, haluskan
5 buah cabe rawit, haluskan
5 lembar daun jeruk, robek-robek, buang tulangnya
1 buah sereh, potong-potong, keprek
5 sdm air jeruk lemon, untuk remdaman
1 sdm air lemon, untuk bumbu
air secukupnya (kurleb 50 ml)
garam secukupnya
1/2 sdt gula
2 sdm minyak sayur untuk menumis
Cara Memasak :
1. Cuci bersih ayam, lumuri dan remas-remas dengan air lemon campur garam, biarkan meresap (kurleb 2 jam).
2. Setelah meresap, buang airnya, bilas air, tiriskan.
3. Panaskan minyak, tumis bawang merah hingga harum dan kecoklatan.
4. Masukkan bumbu halus, sereh dan daun jeruk, tumis lagi hingga harum.
5. Tambahkan garam dan gula, aduk rata, tambahkan air, masak lagi.
6. Masukkan ayam, aduk rata, biarkan matang dan agak kecoklatan.
7. Masukkan air lemon, aduk rata.
8. Kecilkan api, biarkan kuah menyusut dan bumbu meresap.
9. Matikan api, siap dihidangkan hangat-hangat dengan nasi putih.
Jumat, 13 Juni 2008
Roses for My Lovely Hasya
Roses lagi, roses lagi nich... Udah yang kesekian kalinya bikin roses, tetap aja hasilnya jauh banget dari memuaskan...:(
Liat aja tuuh...'belepotan' kemana-mana... :( Ya, begitulah kalau bukan ahlinya... Tapi, yang penting khan niat sama belajarnya itu tho??? :D Kayaknya mesti lebih rajin latihan bikin mawar nich... Tapi, siapa ya yang mau nampung mawar beginian nich???:D
Resep creamnya dari 'Foamy Buttercream'. Rasanya, kata tetangga n anak-anak sich 'nyoklat abiiizs...'
Untuk cakenya aku pake Buttercake Coklat Susu, difilling strawberry jam, trus toppingnya disiram coklat ganache. Resepnya cari aja ya di google... :D
Liat aja tuuh...'belepotan' kemana-mana... :( Ya, begitulah kalau bukan ahlinya... Tapi, yang penting khan niat sama belajarnya itu tho??? :D Kayaknya mesti lebih rajin latihan bikin mawar nich... Tapi, siapa ya yang mau nampung mawar beginian nich???:D
Resep creamnya dari 'Foamy Buttercream'. Rasanya, kata tetangga n anak-anak sich 'nyoklat abiiizs...'
Untuk cakenya aku pake Buttercake Coklat Susu, difilling strawberry jam, trus toppingnya disiram coklat ganache. Resepnya cari aja ya di google... :D
Kebahagiaan Itu...
Tanpa kusadari, satu per satu titik air, hangat membasahi pipiku...
Ya, airmata bahagia dan haru melepas kepergian sang 'Putri Tercinta'...
Tugasku sebagai seorang Ibu usai sudah. Sejak mengandungnya, melahirkannya, membesarkannya, membimbingnya, merawatnya, dan pada akhirnya melepasnya untuk memulai kehidupan yang baru bersama pria pilihannya. Aku rela dan ikhlas melepasnya, terlebih ia telah menemukan pendamping yang dicintainya, pendamping yang bisa menjadi pemimpin yang baik, pendamping yang tahu hak dan kewajibannya, pemimpin yang penuh kasih sayang dan bertanggung jawab...
Sungguh, aku bangga dengannya dan juga pendampingnya. Mereka masih sangatlah muda, tetapi mereka sama-sama memiliki komitmen, visi dan misi yang sejalan, yang kuat dan selalu dilandasi atas keimanan dan ketaqwaan pada apa yang mereka yakini...
Sungguh, doaku dan keyakinanku bahwa bahagia lahir dan batin mereka akan selalu menyertai...
Aku teringat, betapa aku juga telah melalui masa-masa seperti itu. Masa-masa memulai kehidupan baru bersama seseorang yang seharusnya dicintai. Ya, seharusnya dicintai...
Aku memang menikah dengan lelaki 'bukan' pilihanku. Kami menikah sebagai hasil dari perjodohan. Bisa dibilang, tidak ada cinta dihatiku. Terlebih usia kami yang terpaut sangat jauh, ibarat seorang anak dan seorang ayah.
Usia yang terpaut jauh itu, ternyata tidak menjamin kedewasaan seseorang. Bahtera bidukku, amat sangat dahsyat terombang-ambing oleh kerasnya angin dan derasnya ombak lautan. Terlalu banyak hal yang menyakitkan, dan terlalu banyak hal yang telah ternoda...
Walau berkali-kali aku hampir dicampakkan dari bidukku, aku tetap berpegang teguh. Bagiku, menikah adalah sekali dalam hidupku. Walau cinta untuknya terlalu mahal, bagiku cinta kepada Bundaku yang telah memilihnya, dan cintaku kepada anak-anakku begitu besar, dan mampu memberi kekutan yang luar biasa, sehingga aku mampu bertahan...
Kekuatan dan keteguhanku semakin bertambah dan semakin kuat, saat aku mengerti dan memperdalam cintaku kepada Sang Pencipta, Sang Penguasa seluruh makhluk...
Tujuan hidupku semakin jelas dan terang. Bahagia di dunia tidak lagi menjadi pilihan utamaku, tetapi bahagia di kehidupan 'kelak'lah yang menjadi tujuan akhirku...
Dia, tak pernah ingkar janji...
Saat aku mencintai-Nya lebih dari apapun, Dia membalas cintaku dengan sedahsyat-dahsyatnya cinta...
Cinta Sang Pencipta atas yang diciptakannya...
Cinta Sang Pemilik atas yang dimilikinya...
Cinta Sang Penguasa atas yang dikuasainya...
Cahaya terang mulai menyinari jalannya biduk 'kami'. Kerasnya angin dan derasnya ombak, satu per satu dapat kami lalui bersama. Dia telah menyentuh ubun-ubun 'nakhodaku', menggenggam hatinya dan merubahnya menjadi 'laki-laki' yang amat sangat pantas untuk kucintai, di dunia dan di akhirat kelak...
Ya, bahagia itu, akhirnya menjadi hadiah yang sangat luar biasa, yang pernah dianugerahkan Dia kepada kami...
" Sesungguhnya aku berserah atas Alloh, Rabku dan Rabnya kamu sekalian...
Tidak ada makhluk, kecuali hanya Alloh yang menguasai ubun-ubunnya makhluk...
Sesungguhnya Rabku atas jalan yang lurus..."
(QS. Hud : 56)
Ya, airmata bahagia dan haru melepas kepergian sang 'Putri Tercinta'...
Tugasku sebagai seorang Ibu usai sudah. Sejak mengandungnya, melahirkannya, membesarkannya, membimbingnya, merawatnya, dan pada akhirnya melepasnya untuk memulai kehidupan yang baru bersama pria pilihannya. Aku rela dan ikhlas melepasnya, terlebih ia telah menemukan pendamping yang dicintainya, pendamping yang bisa menjadi pemimpin yang baik, pendamping yang tahu hak dan kewajibannya, pemimpin yang penuh kasih sayang dan bertanggung jawab...
Sungguh, aku bangga dengannya dan juga pendampingnya. Mereka masih sangatlah muda, tetapi mereka sama-sama memiliki komitmen, visi dan misi yang sejalan, yang kuat dan selalu dilandasi atas keimanan dan ketaqwaan pada apa yang mereka yakini...
Sungguh, doaku dan keyakinanku bahwa bahagia lahir dan batin mereka akan selalu menyertai...
Aku teringat, betapa aku juga telah melalui masa-masa seperti itu. Masa-masa memulai kehidupan baru bersama seseorang yang seharusnya dicintai. Ya, seharusnya dicintai...
Aku memang menikah dengan lelaki 'bukan' pilihanku. Kami menikah sebagai hasil dari perjodohan. Bisa dibilang, tidak ada cinta dihatiku. Terlebih usia kami yang terpaut sangat jauh, ibarat seorang anak dan seorang ayah.
Usia yang terpaut jauh itu, ternyata tidak menjamin kedewasaan seseorang. Bahtera bidukku, amat sangat dahsyat terombang-ambing oleh kerasnya angin dan derasnya ombak lautan. Terlalu banyak hal yang menyakitkan, dan terlalu banyak hal yang telah ternoda...
Walau berkali-kali aku hampir dicampakkan dari bidukku, aku tetap berpegang teguh. Bagiku, menikah adalah sekali dalam hidupku. Walau cinta untuknya terlalu mahal, bagiku cinta kepada Bundaku yang telah memilihnya, dan cintaku kepada anak-anakku begitu besar, dan mampu memberi kekutan yang luar biasa, sehingga aku mampu bertahan...
Kekuatan dan keteguhanku semakin bertambah dan semakin kuat, saat aku mengerti dan memperdalam cintaku kepada Sang Pencipta, Sang Penguasa seluruh makhluk...
Tujuan hidupku semakin jelas dan terang. Bahagia di dunia tidak lagi menjadi pilihan utamaku, tetapi bahagia di kehidupan 'kelak'lah yang menjadi tujuan akhirku...
Dia, tak pernah ingkar janji...
Saat aku mencintai-Nya lebih dari apapun, Dia membalas cintaku dengan sedahsyat-dahsyatnya cinta...
Cinta Sang Pencipta atas yang diciptakannya...
Cinta Sang Pemilik atas yang dimilikinya...
Cinta Sang Penguasa atas yang dikuasainya...
Cahaya terang mulai menyinari jalannya biduk 'kami'. Kerasnya angin dan derasnya ombak, satu per satu dapat kami lalui bersama. Dia telah menyentuh ubun-ubun 'nakhodaku', menggenggam hatinya dan merubahnya menjadi 'laki-laki' yang amat sangat pantas untuk kucintai, di dunia dan di akhirat kelak...
Ya, bahagia itu, akhirnya menjadi hadiah yang sangat luar biasa, yang pernah dianugerahkan Dia kepada kami...
" Sesungguhnya aku berserah atas Alloh, Rabku dan Rabnya kamu sekalian...
Tidak ada makhluk, kecuali hanya Alloh yang menguasai ubun-ubunnya makhluk...
Sesungguhnya Rabku atas jalan yang lurus..."
(QS. Hud : 56)
Kamis, 12 Juni 2008
Dua Tahun Sudah...
Kemarin, our lovely little Hasya genap berusia dua tahun. Rasanya baru kemarin Hasya hadir di tengah-tengah kami... Ternyata, waktu begitu cepat berlalu ya...
Sebenarnya, di keluarga kami tidak ada yang namanya tradisi ulang tahunan. Tapi, kalo nggak kebetulan ada momen begini, Umi paling malas dech bikin yang ribet-ribet. Lagipula, menyenangkan hati anak-anak khan nggak ada salahnya tho...:D
Cakenya udah disiapin dari kemarin, cuma berhubung ada 'kecelakaan' pas di sentuhan terakhir pagar coklatnya, cakenya batal dibagikan. Nah, hari ini akhirnya selesai juga cakenya dipoles, walaupun hasilnya masih jauh dari memuaskan. Maklumlah, masih pemula...:D
Sekalian aja Umi bikin nasi kuning juga, biar mengganti suasana nafsu makan anak-anak yang lagi bosan makan. Bener aja, anak-anak semangat makan lagi, sampe-sampe nasi kuningnya batal dibagikan ke tetangga...:(
Lepas dari cake n nasi kuning, yang jelas kasih sayang dan doa Umi, Abi, Mas Amr, Mas Irham, Mas Yaser, Datuk, Eyang, dan seluruh keluarga besar selalu menyertai dirimu Nak...
"Ya Alloh ya Robbi, Yang Maha Pengasih dan Penyayang...
Yang Maha Berkuasa atas apa yang di bumi dan di langit, dan diantara keduanya...
Jadikanlah Zafira Hasya Machdi, anak yang sholeha, yang sehat, yang cerdas, yang mulia budi pekertinya, yang cantik rupanya, hatinya dan amalannya...
Tetapkanlah selalu dirinya dalam keimanan dan ketaqwaan kepada-Mu...
Jadikanlah kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertainya, baik lahirnya maupun bathinnya, di dunia dan di akhirat kelak..."
amiin...Ya Robbal Alamiin...
Sebenarnya, di keluarga kami tidak ada yang namanya tradisi ulang tahunan. Tapi, kalo nggak kebetulan ada momen begini, Umi paling malas dech bikin yang ribet-ribet. Lagipula, menyenangkan hati anak-anak khan nggak ada salahnya tho...:D
Cakenya udah disiapin dari kemarin, cuma berhubung ada 'kecelakaan' pas di sentuhan terakhir pagar coklatnya, cakenya batal dibagikan. Nah, hari ini akhirnya selesai juga cakenya dipoles, walaupun hasilnya masih jauh dari memuaskan. Maklumlah, masih pemula...:D
Sekalian aja Umi bikin nasi kuning juga, biar mengganti suasana nafsu makan anak-anak yang lagi bosan makan. Bener aja, anak-anak semangat makan lagi, sampe-sampe nasi kuningnya batal dibagikan ke tetangga...:(
Lepas dari cake n nasi kuning, yang jelas kasih sayang dan doa Umi, Abi, Mas Amr, Mas Irham, Mas Yaser, Datuk, Eyang, dan seluruh keluarga besar selalu menyertai dirimu Nak...
"Ya Alloh ya Robbi, Yang Maha Pengasih dan Penyayang...
Yang Maha Berkuasa atas apa yang di bumi dan di langit, dan diantara keduanya...
Jadikanlah Zafira Hasya Machdi, anak yang sholeha, yang sehat, yang cerdas, yang mulia budi pekertinya, yang cantik rupanya, hatinya dan amalannya...
Tetapkanlah selalu dirinya dalam keimanan dan ketaqwaan kepada-Mu...
Jadikanlah kebahagiaan dan kesuksesan selalu menyertainya, baik lahirnya maupun bathinnya, di dunia dan di akhirat kelak..."
amiin...Ya Robbal Alamiin...
Rabu, 11 Juni 2008
Operator Telpon
Sebenernya nich, di rumah nggak buka usaha 'Wartel' ato 'Warnet'. Herannya, di rumah ada dua orang 'Operator Telpon' lho...:D
Yang biasa nelpon ke rumah, mesti udah hafal dech sama suara mereka berdua... Siapa lagi kalau bukan Yaser dan Hasya, yang suka rebutan angkat telpon.
Kalau belum dikasih kesempatan ngangkat telpon atau ngomong di telpon, dijamin dech nggak bisa ngomong dengan tenang... Dengan setianya berdiri di samping meja telpon, sambil bertanya,"Siapa Mi??":D
Biasanya, Yaser atau Hasya selalu memulai pembicaraan seperti ini nich...
"Hallo, ini siapa? Umi/Abi ada...sebentar ya..."
Yang lucu, kalau yang nelpon itu nggak mereka kenal atau bahasanya tidak mereka mengerti, langsung dech muka mereka berubah warna dan langsung teriak,"Umi....", sambil gagang telponnya ditaruh di atas meja...:D
Sepele memang, tapi buat mereka adalah salah satu pembelajaran dan menyenangkan...
Membiarkan mereka menjadi 'Operator Telpon', membuat mereka percaya diri, dihargai, berinteraksi dengan orang lain, dan masih banyak lagi dech...
So, yang suka nelpon ke rumah, harap maklum ya dengan 'Operator Telpon' kami, yang terkadang suka salah nyebut nama Anda...:D
Yang biasa nelpon ke rumah, mesti udah hafal dech sama suara mereka berdua... Siapa lagi kalau bukan Yaser dan Hasya, yang suka rebutan angkat telpon.
Kalau belum dikasih kesempatan ngangkat telpon atau ngomong di telpon, dijamin dech nggak bisa ngomong dengan tenang... Dengan setianya berdiri di samping meja telpon, sambil bertanya,"Siapa Mi??":D
Biasanya, Yaser atau Hasya selalu memulai pembicaraan seperti ini nich...
"Hallo, ini siapa? Umi/Abi ada...sebentar ya..."
Yang lucu, kalau yang nelpon itu nggak mereka kenal atau bahasanya tidak mereka mengerti, langsung dech muka mereka berubah warna dan langsung teriak,"Umi....", sambil gagang telponnya ditaruh di atas meja...:D
Sepele memang, tapi buat mereka adalah salah satu pembelajaran dan menyenangkan...
Membiarkan mereka menjadi 'Operator Telpon', membuat mereka percaya diri, dihargai, berinteraksi dengan orang lain, dan masih banyak lagi dech...
So, yang suka nelpon ke rumah, harap maklum ya dengan 'Operator Telpon' kami, yang terkadang suka salah nyebut nama Anda...:D
Senin, 09 Juni 2008
Sate Ayam
Bosan dengan menu sehari-hari, weekend kemarin coba bikin yang agak 'spesial', walaupun pake bumbunya yang praktis aja, 'bumbu pecel'. Kebetulan ada persediaan daging ayam boneless lumayan banyak, jadi dech 'Sate Ayam' ala Umi Rina...ehm...ada yang nambah terus nich makannya...:D
Bahan :
300 gr daging ayam boneless, buang lemak dan kulitnya, potong-potong
1 sdm kecap manis
1 sdt garam
1 sdm air jeruk lemon (kalau ada jeruk sate lebih ok)
Bumbu Pelengkap :
Kecap manis
Bumbu pecel
Cara Membuat :
1.Daging ayam yang sudah dipotong-potong ukuran tusuk sate, diremas-remas dengan bahan-bahan yang lainnya, biarkan semalaman(agar bumbu lebih meresap).
2. Siapkan wajan teflon, olesi dengan minyak sayur, panaskan.
3. Panggang daging ayam sampai agak kecoklatan (matang), angkat.
4. Tusuk-tusuk dengan tusuk sate, sajikan bersama bumbu pelengkapnya.
Minggu, 08 Juni 2008
Belajar Menentukan Pilihan
Sudah seminggu ini, aku dan Abi tidak mengijinkan Amr main di 'Jidoukan' selepas jam belajarnya di sekolah. Dan sudah seminggu ini juga Amr, putraku yang sulung selalu murung sepulang sekolah. "Kenapa aku nggak bisa kayak temen-temen yang lain sich? Kok main di jidoukan nggak boleh?" :(
Biasanya, selepas sekolah, Amr dan Irham selalu mampir di 'Jidoukan', tempat dimana mereka bisa bebas melakukan kegiatan apa saja yang mereka suka. Tempat ini memang disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi kegemaran murid-muridnya dalam bidang olahraga dan seni. Di tempat ini juga ada guru pengawasnya, jadi walaupun mereka bisa bebas berekspresi tetap harus tertib dan disiplin.
Biasanya Amr dan Irham bisa sekitar satu sampai satu setengah jam ada disana. Aku memang memberi kebebasan bagi mereka, selama mereka bisa sampai di rumah sebelum jam sholat ashar berakhir. Dan biasanya, Amr dan Irham selalu memilih olahraga kegemaran mereka, seperti 'katchu boru' (tangkap bola), tenis meja, basket, atau apa saja yang bisa dimainkan bersama teman-teman kelompoknya...
Sayangnya, dua pekan terakhir ini stamina Amr kurang fit, sementara kegiatan belajar di sekolah semenjak kelas empat ini semakin padat. Belum lagi kegiatan 'soccer club'nya yang semakin menyita perhatian dan energi. Jadi, apa boleh buat, ada salah satu kegiatan yang harus dihentikan 'sementara waktu'.
Alasan tersebut sebenarnya sudah kami utarakan, tapi mungkin cara penyampaian kami belum pas untuk Amr. Akhirnya, beberapa hari lalu aku dan Abi berdiskusi bersama Amr. Kami saling berbagi pengalaman, bagaimana kami dulu seusia Amr, juga pernah mengalami masa-masa dimana kami harus bisa menentukan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Dan untuk usia Amr, dasar pemilihannya cukup satu hal, 'mana yang lebih disenangi?'
Ada banyak hal yang menyenangkan, tetapi pasti ada hal yang 'paling disenangi'. Dari tiga pilihan yang kami ajukan kepada Amr yaitu sekolah, soccer club, dan main di jidoukan, manakah yang paling Amr senangi dan manakah yang paling mungkin untuk ditinggalkan sementara waktu?
Alhamdulillah, dengan diskusi tersebut, kami bisa membuka wawasan Amr dalam menentukan pilihan. Terlebih pilihan ini adalah untuk kebaikan diri sendiri, untuk kebaikan Amr...
Satu pelajaran lagi bertambah untukmu Nak...
Semoga menjadi bekal yang manfaat untukmu...
Biasanya, selepas sekolah, Amr dan Irham selalu mampir di 'Jidoukan', tempat dimana mereka bisa bebas melakukan kegiatan apa saja yang mereka suka. Tempat ini memang disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi kegemaran murid-muridnya dalam bidang olahraga dan seni. Di tempat ini juga ada guru pengawasnya, jadi walaupun mereka bisa bebas berekspresi tetap harus tertib dan disiplin.
Biasanya Amr dan Irham bisa sekitar satu sampai satu setengah jam ada disana. Aku memang memberi kebebasan bagi mereka, selama mereka bisa sampai di rumah sebelum jam sholat ashar berakhir. Dan biasanya, Amr dan Irham selalu memilih olahraga kegemaran mereka, seperti 'katchu boru' (tangkap bola), tenis meja, basket, atau apa saja yang bisa dimainkan bersama teman-teman kelompoknya...
Sayangnya, dua pekan terakhir ini stamina Amr kurang fit, sementara kegiatan belajar di sekolah semenjak kelas empat ini semakin padat. Belum lagi kegiatan 'soccer club'nya yang semakin menyita perhatian dan energi. Jadi, apa boleh buat, ada salah satu kegiatan yang harus dihentikan 'sementara waktu'.
Alasan tersebut sebenarnya sudah kami utarakan, tapi mungkin cara penyampaian kami belum pas untuk Amr. Akhirnya, beberapa hari lalu aku dan Abi berdiskusi bersama Amr. Kami saling berbagi pengalaman, bagaimana kami dulu seusia Amr, juga pernah mengalami masa-masa dimana kami harus bisa menentukan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Dan untuk usia Amr, dasar pemilihannya cukup satu hal, 'mana yang lebih disenangi?'
Ada banyak hal yang menyenangkan, tetapi pasti ada hal yang 'paling disenangi'. Dari tiga pilihan yang kami ajukan kepada Amr yaitu sekolah, soccer club, dan main di jidoukan, manakah yang paling Amr senangi dan manakah yang paling mungkin untuk ditinggalkan sementara waktu?
Alhamdulillah, dengan diskusi tersebut, kami bisa membuka wawasan Amr dalam menentukan pilihan. Terlebih pilihan ini adalah untuk kebaikan diri sendiri, untuk kebaikan Amr...
Satu pelajaran lagi bertambah untukmu Nak...
Semoga menjadi bekal yang manfaat untukmu...
Rabu, 04 Juni 2008
Talam Lapis Mutiara
Perpaduan agar-agar dan tepung beras ditambah lagi dengan biji mutiara (tapioca pearl), ehm...enak juga ya...
Rasanya antara gurih dan manis, enak dimakan buat camilan, sehat pula...^-^
Bahan :
Lapisan Coklat :
100 gr tepung beras
1 bks agar-agar coklat (25gr)
100 gr gula pasir (bisa dikurangi kalau tidak suka manis)
100 gr brown sugar
400 ml santan kental
200 ml air
1/2 sdt garam
Lapisan Mutiara :
1 bks agar-agar hijau (7gr)
50 gr gula pasir
1 sdm garam
400 ml santan kental
100 ml air
50 gr tapioca pearl (biji mutiara)
500ml air
Cara Membbuat :
1.Campur semua bahan lapisan Coklat, masak dengan api sedang sambil diaduk terus hingga mendidih.
2.Angkat, tuang dalam loyang ukuran 18x18cm, ratakan, sisihkan.
3.Masak 500ml air hingga mendidih, masukkan biji mutiara, aduk sesekali hingga bening, angkat, sisihkan.
4.Campur semua bahan lapisan mutiara lainnya, masak dengan api sedang sambil diaduk terus hhingga mendidih.
5.Tambahkan biji mutiara, aduk rata, matikan api.
6.Tuang ke atas lapisan coklat, ratakan, biarkan dingin (simpan dalam lemari es).
7. Setelah dingin, siap dipotong-potong dan disajikan.
Rasanya antara gurih dan manis, enak dimakan buat camilan, sehat pula...^-^
Bahan :
Lapisan Coklat :
100 gr tepung beras
1 bks agar-agar coklat (25gr)
100 gr gula pasir (bisa dikurangi kalau tidak suka manis)
100 gr brown sugar
400 ml santan kental
200 ml air
1/2 sdt garam
Lapisan Mutiara :
1 bks agar-agar hijau (7gr)
50 gr gula pasir
1 sdm garam
400 ml santan kental
100 ml air
50 gr tapioca pearl (biji mutiara)
500ml air
Cara Membbuat :
1.Campur semua bahan lapisan Coklat, masak dengan api sedang sambil diaduk terus hingga mendidih.
2.Angkat, tuang dalam loyang ukuran 18x18cm, ratakan, sisihkan.
3.Masak 500ml air hingga mendidih, masukkan biji mutiara, aduk sesekali hingga bening, angkat, sisihkan.
4.Campur semua bahan lapisan mutiara lainnya, masak dengan api sedang sambil diaduk terus hhingga mendidih.
5.Tambahkan biji mutiara, aduk rata, matikan api.
6.Tuang ke atas lapisan coklat, ratakan, biarkan dingin (simpan dalam lemari es).
7. Setelah dingin, siap dipotong-potong dan disajikan.
Langganan:
Postingan (Atom)