Sudah seminggu ini, aku dan Abi tidak mengijinkan Amr main di 'Jidoukan' selepas jam belajarnya di sekolah. Dan sudah seminggu ini juga Amr, putraku yang sulung selalu murung sepulang sekolah. "Kenapa aku nggak bisa kayak temen-temen yang lain sich? Kok main di jidoukan nggak boleh?" :(
Biasanya, selepas sekolah, Amr dan Irham selalu mampir di 'Jidoukan', tempat dimana mereka bisa bebas melakukan kegiatan apa saja yang mereka suka. Tempat ini memang disediakan oleh sekolah untuk memfasilitasi kegemaran murid-muridnya dalam bidang olahraga dan seni. Di tempat ini juga ada guru pengawasnya, jadi walaupun mereka bisa bebas berekspresi tetap harus tertib dan disiplin.
Biasanya Amr dan Irham bisa sekitar satu sampai satu setengah jam ada disana. Aku memang memberi kebebasan bagi mereka, selama mereka bisa sampai di rumah sebelum jam sholat ashar berakhir. Dan biasanya, Amr dan Irham selalu memilih olahraga kegemaran mereka, seperti 'katchu boru' (tangkap bola), tenis meja, basket, atau apa saja yang bisa dimainkan bersama teman-teman kelompoknya...
Sayangnya, dua pekan terakhir ini stamina Amr kurang fit, sementara kegiatan belajar di sekolah semenjak kelas empat ini semakin padat. Belum lagi kegiatan 'soccer club'nya yang semakin menyita perhatian dan energi. Jadi, apa boleh buat, ada salah satu kegiatan yang harus dihentikan 'sementara waktu'.
Alasan tersebut sebenarnya sudah kami utarakan, tapi mungkin cara penyampaian kami belum pas untuk Amr. Akhirnya, beberapa hari lalu aku dan Abi berdiskusi bersama Amr. Kami saling berbagi pengalaman, bagaimana kami dulu seusia Amr, juga pernah mengalami masa-masa dimana kami harus bisa menentukan mana yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan. Dan untuk usia Amr, dasar pemilihannya cukup satu hal, 'mana yang lebih disenangi?'
Ada banyak hal yang menyenangkan, tetapi pasti ada hal yang 'paling disenangi'. Dari tiga pilihan yang kami ajukan kepada Amr yaitu sekolah, soccer club, dan main di jidoukan, manakah yang paling Amr senangi dan manakah yang paling mungkin untuk ditinggalkan sementara waktu?
Alhamdulillah, dengan diskusi tersebut, kami bisa membuka wawasan Amr dalam menentukan pilihan. Terlebih pilihan ini adalah untuk kebaikan diri sendiri, untuk kebaikan Amr...
Satu pelajaran lagi bertambah untukmu Nak...
Semoga menjadi bekal yang manfaat untukmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar